Rahasia Dibalik Umur 75 thn..!!!
Di awal zaman, Tuhan menciptakan seekor sapi. Tuhan berkata kepada sang sapi. Hari ini kuciptakan kau sebagai sapi, engkau harus pergi ke padang rumput. Kau harus bekerja di bawah terik matahari sepanjang hari. Kutetapkan umurmu sekitar 50 tahun. Sang Sapi keberatan. Kehidupanku akan sangat berat selama 50 tahun. Kiranya 20 tahun cukuplah buatku. Kukembalikan kepadamu yang 30 tahun. Maka setujulah Tuhan.
Di hari kedua, Tuhan menciptakan monyet. Hai monyet, hiburlah manusia. Aku berikan kau umur 20 tahun! Sang monyet menjawab “What? Menghibur mereka dan membuat mereka tertawa? 10 tahun cukuplah. Kukembalikan 10 tahun padamu.” Maka setujulah Tuhan.
Di hari ketiga, Tuhan menciptakan anjing. Apa yang harus kau lakukan adalah menjaga pintu rumah majikanmu. Setiap orang mendekat kau harus menggongongnya. Untuk itu kuberikan hidupmu selama 20 tahun. Sang anjing menolak: “Menjaga pintu sepanjang hari selama 20 tahun? No way! Kukembalikan 10 tahun padamu”. Maka setujulah Tuhan.
Di hari keempat, Tuhan menciptakan manusia. Sabda Tuhan: “Tugasmu adalah makan, tidur, dan bersenang-senang. Inilah kehidupan. Kau akan menikmatinya. Akan kuberikan engkau umur sepanjang 25 tahun! Sang manusia keberatan, katanya, “Menikmati kehidupan selama 25 tahun? Itu terlalu pendek Tuhan.
Let’s make a deal. “Karena sapi mengembalikan 30 tahun usianya, lalu anjing mengembalikan 10 tahun, dan monyet mengembalikan 10 tahun usianya padamu, berikanlah semuanya itu padaku. Semua itu akan menambah masa hidupku menjadi 75 tahun. Setuju?” Maka setujulah Tuhan.
Akibatnya…
Pada 25 tahun pertama kehidupan sebagai manusia dijalankan kita makan, tidur dan bersenang-senang.
30 tahun berikutnya menjalankan kehidupan layaknya seekor sapi kita harus bekerja keras sepanjang hari untuk menopang keluarga kita.
10 tahun kemudian kita menghibur dan membuat cucu kita tertawa dengan berperan sebagai monyet yang menghibur.
Dan 10 tahun berikutnya kita tinggal di rumah, duduk di depan pintu, dan menggonggong kepada orang yang lewat. Uhuk, uhuk (batuk)… Eh, Ntong, mo ke mane lo? Hehehe…
READ MORE - Rahasia Dibalik Umur 75 thn..!!!
Di hari kedua, Tuhan menciptakan monyet. Hai monyet, hiburlah manusia. Aku berikan kau umur 20 tahun! Sang monyet menjawab “What? Menghibur mereka dan membuat mereka tertawa? 10 tahun cukuplah. Kukembalikan 10 tahun padamu.” Maka setujulah Tuhan.
Di hari ketiga, Tuhan menciptakan anjing. Apa yang harus kau lakukan adalah menjaga pintu rumah majikanmu. Setiap orang mendekat kau harus menggongongnya. Untuk itu kuberikan hidupmu selama 20 tahun. Sang anjing menolak: “Menjaga pintu sepanjang hari selama 20 tahun? No way! Kukembalikan 10 tahun padamu”. Maka setujulah Tuhan.
Di hari keempat, Tuhan menciptakan manusia. Sabda Tuhan: “Tugasmu adalah makan, tidur, dan bersenang-senang. Inilah kehidupan. Kau akan menikmatinya. Akan kuberikan engkau umur sepanjang 25 tahun! Sang manusia keberatan, katanya, “Menikmati kehidupan selama 25 tahun? Itu terlalu pendek Tuhan.
Let’s make a deal. “Karena sapi mengembalikan 30 tahun usianya, lalu anjing mengembalikan 10 tahun, dan monyet mengembalikan 10 tahun usianya padamu, berikanlah semuanya itu padaku. Semua itu akan menambah masa hidupku menjadi 75 tahun. Setuju?” Maka setujulah Tuhan.
Akibatnya…
Pada 25 tahun pertama kehidupan sebagai manusia dijalankan kita makan, tidur dan bersenang-senang.
30 tahun berikutnya menjalankan kehidupan layaknya seekor sapi kita harus bekerja keras sepanjang hari untuk menopang keluarga kita.
10 tahun kemudian kita menghibur dan membuat cucu kita tertawa dengan berperan sebagai monyet yang menghibur.
Dan 10 tahun berikutnya kita tinggal di rumah, duduk di depan pintu, dan menggonggong kepada orang yang lewat. Uhuk, uhuk (batuk)… Eh, Ntong, mo ke mane lo? Hehehe…
Tukang Mie FB'an
Kejadian ini bermula ketika secara tak sengaja aku berpapasan dengan tukang Mie Ayam keliling yang biasa beredar di depan rumah. Siang itu, kulihat dia tengah berasyik masuk di pinggir jalan, cekikikan sambil melihat sesuatu yang ada di tangannya. Bahkan saking asiknya, gerobak mie ayam itu ditinggalkannya begitu saja, seakan mengundang pemulung jail untuk mengangkutnya
Karena penasaran, diriku pun bertanya…
“Mas Jason…” (panggil saja demikian, karena dia sering dipanggil Son ama pelanggannya) “Son… mie ayamnya siji maning sooon…, sedang apa kok asik bener di pojokan?” tanyaku.
“Eh mas ganteng… (satu hal yang aku suka dari Jason adalah: Orangnya suka bicara Jujur!), ini mas, lagi update status!!…”
WADEZIG!!!
“Weehhh… njenengan fesbukan juga to??” tanyaku heran.
“Ya iyalah mas… hareee geneee ga fesbukan?!? Lagian kan lumayan juga buat menjaring pelanggan lewat fesbuk, kata pak Hermawan Kertajaya kan dalam berdagang kita harus selalu melakukan diferensiasi termasuk dalam hal pemasaran mas…”
GLEK!! Kalah gw! Gw yang sering naik Kereta ke jawa aja gak tau kalo ada yang namanya Hermawan Kereta Jaya.
“Emang mas statusnya apa?” tanyaku penasaran.
“Nih mas aku bacain: Promo Mie Ayam, beli dua gratis satu mangkok, beli tiga gratis nambah kuah, beli empat gratis timbang badan… takutnya anda obesitas… segera saya tunggu di gang Jengkol, depan tengkulak Beras Mpok Hepi. Mie Ayam Jason : Melayani dengan Hati… ampela, usus dan jeroan ayam lainnya…”
GUBRAK!!!
Dua kosong untuk mas Jason…
Gw yang udah lama fesbukan aja gak bisa bikin status se-atraktif dia.
Tapi ada yang aneh pas kulirik ke henpon yang dia pake, aku kira henponnya blekberi atau minimal nokia seri baru yang uda bisa pake internetan. Selidik punya selidik, ternyataa… henponnya lawas bin jadul… HP yang masih monokrom, suara belum poliponik, dan masih pake antena luar kayak radio AM.
“Mas, tapi kok bisa update fesbuk pake henpon sederhana gitu? (bahasa halusnya henpon lawas) Gimana caranya??”
“Owwh… gampang mas, saya tinggal nulis statusnya lewat SMS lalu kirim ke Tri?” jawab dia datar.
“Ohh… mas nya pake Kartu Three ya? Yang gratis internetan itu?”
“Bukaaaan mas, Tri itu lengkapnya Tri Ambarwati… Dia itu pacar saya, sama-sama dari Tegal, yang kerjaannya jagain Warnet 24 Jam! Jadi kalo butuh update, tinggal sms dia aja nanti dia yang gantiin status saya, lha wong dia tiap hari di depan komputer jagain warnet. Paling sebagai balesannya saya gratisin mie ayam seminggu sekali… murah to…”
Mendadak kepalaku pusing…
Bagaikan menderita dehidrasi akut sekaligus hipotermia tingkat tiga, aku limbung mendengar jawaban spektakuler dari mas Jason…
BRUK!!
“Lho mas… mas… jadi beli mie ayam ndak… kepriben iki?”
MAU UPDATE STATUS GRATIS?
PAKE TRI!
MAU???
READ MORE - Tukang Mie FB'an
Karena penasaran, diriku pun bertanya…
“Mas Jason…” (panggil saja demikian, karena dia sering dipanggil Son ama pelanggannya) “Son… mie ayamnya siji maning sooon…, sedang apa kok asik bener di pojokan?” tanyaku.
“Eh mas ganteng… (satu hal yang aku suka dari Jason adalah: Orangnya suka bicara Jujur!), ini mas, lagi update status!!…”
WADEZIG!!!
“Weehhh… njenengan fesbukan juga to??” tanyaku heran.
“Ya iyalah mas… hareee geneee ga fesbukan?!? Lagian kan lumayan juga buat menjaring pelanggan lewat fesbuk, kata pak Hermawan Kertajaya kan dalam berdagang kita harus selalu melakukan diferensiasi termasuk dalam hal pemasaran mas…”
GLEK!! Kalah gw! Gw yang sering naik Kereta ke jawa aja gak tau kalo ada yang namanya Hermawan Kereta Jaya.
“Emang mas statusnya apa?” tanyaku penasaran.
“Nih mas aku bacain: Promo Mie Ayam, beli dua gratis satu mangkok, beli tiga gratis nambah kuah, beli empat gratis timbang badan… takutnya anda obesitas… segera saya tunggu di gang Jengkol, depan tengkulak Beras Mpok Hepi. Mie Ayam Jason : Melayani dengan Hati… ampela, usus dan jeroan ayam lainnya…”
GUBRAK!!!
Dua kosong untuk mas Jason…
Gw yang udah lama fesbukan aja gak bisa bikin status se-atraktif dia.
Tapi ada yang aneh pas kulirik ke henpon yang dia pake, aku kira henponnya blekberi atau minimal nokia seri baru yang uda bisa pake internetan. Selidik punya selidik, ternyataa… henponnya lawas bin jadul… HP yang masih monokrom, suara belum poliponik, dan masih pake antena luar kayak radio AM.
“Mas, tapi kok bisa update fesbuk pake henpon sederhana gitu? (bahasa halusnya henpon lawas) Gimana caranya??”
“Owwh… gampang mas, saya tinggal nulis statusnya lewat SMS lalu kirim ke Tri?” jawab dia datar.
“Ohh… mas nya pake Kartu Three ya? Yang gratis internetan itu?”
“Bukaaaan mas, Tri itu lengkapnya Tri Ambarwati… Dia itu pacar saya, sama-sama dari Tegal, yang kerjaannya jagain Warnet 24 Jam! Jadi kalo butuh update, tinggal sms dia aja nanti dia yang gantiin status saya, lha wong dia tiap hari di depan komputer jagain warnet. Paling sebagai balesannya saya gratisin mie ayam seminggu sekali… murah to…”
Mendadak kepalaku pusing…
Bagaikan menderita dehidrasi akut sekaligus hipotermia tingkat tiga, aku limbung mendengar jawaban spektakuler dari mas Jason…
BRUK!!
“Lho mas… mas… jadi beli mie ayam ndak… kepriben iki?”
MAU UPDATE STATUS GRATIS?
PAKE TRI!
MAU???
Ayam Jago Ke 10
Cerita ini tentang sebuah peternakan ayam. Di sana ada 25 ayam betina dan 1 ayam jago yang umurnya sudah tua sekali. Karena merasa bahwa ayam jago yang sudah tua tadi sudah melewati masa suburnya, si pemilik peternakan memutuskan untuk membeli 1 ayam jago lagi yang masih muda. Tentu saja hal ini membuat si ayam jago tua menjadi cemburu dan merasa tersaingi. Lalu terjadi percakapan seperti ini:
Si Tua: “Eh, kamu jangan serakah ya. Ayam betinanya kan ada 25. Kamu boleh ambil yang 15 sedang aku yang 10 ekor.”
Si Muda: “Tidak bisa. Kamu kan sudah tua dan loyo. Pokoknya semua buat aku aja.”
Si tua: “Kalau begitu mendingan kita lomba saja. Siapa yang menang boleh ambil semua ayam betina yang ada di peternakan ayam ini. Yang kalah tidak mendapat satu ekor pun.”
Si Muda: “Boleh saja! Mau lomba apa?”
Si Tua: “Lomba lari.”
Si Muda: “Ok.”
Si Tua: “Lombanya 400 meter. Tapi karena aku sudah tua, aku minta untuk lari dulu di depanmu 50 meter.”
Si Muda: “Boleh.” (dengan penuh keyakinan).
Kemudian lomba lari dimulai. Ayam jago tua lari dulu 50 meter baru kemudian ayam jago yang muda lari menyusul dengan kecepatan dua kali lipat. Eh, baru kurang 1 meter menyusul, si ayam jago muda ditembak langsung oleh pemilik peternakan. Apa yang dikatakan pemilik peternakan tersebut?
Pemilik: “Kurang ajar. Ini ayam jago homo kesepuluh yang aku beli bulan ini. Sukanya kejar-kejar si jago tua saja.”
READ MORE - Ayam Jago Ke 10
Si Tua: “Eh, kamu jangan serakah ya. Ayam betinanya kan ada 25. Kamu boleh ambil yang 15 sedang aku yang 10 ekor.”
Si Muda: “Tidak bisa. Kamu kan sudah tua dan loyo. Pokoknya semua buat aku aja.”
Si tua: “Kalau begitu mendingan kita lomba saja. Siapa yang menang boleh ambil semua ayam betina yang ada di peternakan ayam ini. Yang kalah tidak mendapat satu ekor pun.”
Si Muda: “Boleh saja! Mau lomba apa?”
Si Tua: “Lomba lari.”
Si Muda: “Ok.”
Si Tua: “Lombanya 400 meter. Tapi karena aku sudah tua, aku minta untuk lari dulu di depanmu 50 meter.”
Si Muda: “Boleh.” (dengan penuh keyakinan).
Kemudian lomba lari dimulai. Ayam jago tua lari dulu 50 meter baru kemudian ayam jago yang muda lari menyusul dengan kecepatan dua kali lipat. Eh, baru kurang 1 meter menyusul, si ayam jago muda ditembak langsung oleh pemilik peternakan. Apa yang dikatakan pemilik peternakan tersebut?
Pemilik: “Kurang ajar. Ini ayam jago homo kesepuluh yang aku beli bulan ini. Sukanya kejar-kejar si jago tua saja.”
Setan Baik Hati n Tukang Becak
Di Riau, yang namanya becak… lain banget ama becak di jawa. Becak di riau itu ditarik dari depan sedangkan kalau di jawa kan di dorong. Jadi si abang becak ada di depan dan penumpangnya duduk di belakang.
Para abang becak di sana telah mengenal 1 daerah yang konon katanya angker abis! Pokoknya jarang ada orang yang mau lewatin tuh jalan. Jam sembilan malem aja biasanya udah sepi kaya jam 12 malem, cuma ada suara lolongan anjing-anjing kedinginan.
Suatu ketika, ada seorang abang becak yang baru pulang nganterin penumpang, dan entah gimana, jalan buat balik ke rumah yang biasanya dia lewatin, ditutup karena ada kondangan. Akhirnya dia dengan terpaksa melewati jalan angker tersebut dengan hati yang berat.
Eh… pas di tengah-tengah jalan, tiba-tiba ada seorang gadis yang cuuantiiiiikkkkkkkk banget, kaya siti nurhaliza {ehmmm...} yang pake baju putih, wajahnya agak pucet, rambutnya panjang sepinggang, dan gadis tersebut sangat wangi, kaya orang abis mandi kembang. Gadis itu menghentikan becaknya si abang. Si abang yang merinding setengah mati, akhirnya mau juga berhenti, walaupun keringat dingin udah mengalir. Gadis tersebut minta dianter sampai ke ujung jalan. Karena saking ketakutan si abang gak berani komentar saat si gadis menaiki becaknya.
Berhubung si abang udah ketakutan setengah mati, dia menarik becaknya sekencang mungkin. Begitu sampai di ujung jalan, si abang merasa, becaknya enteng seperti tidak ada penumpangnya. Mampus deh gw!! Lalu dia menengok ke belakang…
…NAH LHO!!! Gadis tersebut ngilang!!! Si abang makin jiper dong!!!
Besok malamnya, entah gimana, si abang becak kepaksa lewat jalan angker itu lagi. Di sana biasanya kalo acara kondangan ampe tujuh hari tujuh malem!! dan sekali lagi apes banget ketemu ama gadis yang semalem. Sama seperti kejadian kemarin, gadis tersebut minta diantar ke ujung jalan. Si abang yang udah makin takut saja karena peristiwa kemaren malem, makin ngebut membawa becaknya. “Moga-moga gw gak diapa-apain”, batinnya.
Eh… pas lagi ngebut-ngebut gitu, tiba-tiba gadis tersebut nepok bahu si abang becak. Wah… si abang kaget setengah mati, hampir aja dia loncat dari becaknya!! Begitu dia berhenti dan nengok belakang… si gadis cantik berkata, “Bang, bawa becaknya pelan-pelan aja, entar saya jatuh lagi lho… kaya kemaren! Liat jidat saya lecet nih!!”
Wah… bener-bener lega si abang, ternyata tuh cewe bukan setan!! :D
“Maap ya neng, saya kira eneng setan!” kata si abang.
Si gadis jawab, “Ya udah bang kali ini saya maapin, laen kali jangan ngebut-ngebut lagi ya! Mana punggung udah bolong… jidat lecet lagi! Biar saya setan juga bawa duit kali, udah gak jaman bayar pake daun! saya naik becak bukannya karena gak bisa terbang, tapi takut rambut saya rusak! Kaya’ gak tau orang mau kondangan apa??! Ya udah nih duitnya! Ambil aja kembaliannya…”
Si abang becak langsung pingsan di tempat.
READ MORE - Setan Baik Hati n Tukang Becak
Para abang becak di sana telah mengenal 1 daerah yang konon katanya angker abis! Pokoknya jarang ada orang yang mau lewatin tuh jalan. Jam sembilan malem aja biasanya udah sepi kaya jam 12 malem, cuma ada suara lolongan anjing-anjing kedinginan.
Suatu ketika, ada seorang abang becak yang baru pulang nganterin penumpang, dan entah gimana, jalan buat balik ke rumah yang biasanya dia lewatin, ditutup karena ada kondangan. Akhirnya dia dengan terpaksa melewati jalan angker tersebut dengan hati yang berat.
Eh… pas di tengah-tengah jalan, tiba-tiba ada seorang gadis yang cuuantiiiiikkkkkkkk banget, kaya siti nurhaliza {ehmmm...} yang pake baju putih, wajahnya agak pucet, rambutnya panjang sepinggang, dan gadis tersebut sangat wangi, kaya orang abis mandi kembang. Gadis itu menghentikan becaknya si abang. Si abang yang merinding setengah mati, akhirnya mau juga berhenti, walaupun keringat dingin udah mengalir. Gadis tersebut minta dianter sampai ke ujung jalan. Karena saking ketakutan si abang gak berani komentar saat si gadis menaiki becaknya.
Berhubung si abang udah ketakutan setengah mati, dia menarik becaknya sekencang mungkin. Begitu sampai di ujung jalan, si abang merasa, becaknya enteng seperti tidak ada penumpangnya. Mampus deh gw!! Lalu dia menengok ke belakang…
…NAH LHO!!! Gadis tersebut ngilang!!! Si abang makin jiper dong!!!
Besok malamnya, entah gimana, si abang becak kepaksa lewat jalan angker itu lagi. Di sana biasanya kalo acara kondangan ampe tujuh hari tujuh malem!! dan sekali lagi apes banget ketemu ama gadis yang semalem. Sama seperti kejadian kemarin, gadis tersebut minta diantar ke ujung jalan. Si abang yang udah makin takut saja karena peristiwa kemaren malem, makin ngebut membawa becaknya. “Moga-moga gw gak diapa-apain”, batinnya.
Eh… pas lagi ngebut-ngebut gitu, tiba-tiba gadis tersebut nepok bahu si abang becak. Wah… si abang kaget setengah mati, hampir aja dia loncat dari becaknya!! Begitu dia berhenti dan nengok belakang… si gadis cantik berkata, “Bang, bawa becaknya pelan-pelan aja, entar saya jatuh lagi lho… kaya kemaren! Liat jidat saya lecet nih!!”
Wah… bener-bener lega si abang, ternyata tuh cewe bukan setan!! :D
“Maap ya neng, saya kira eneng setan!” kata si abang.
Si gadis jawab, “Ya udah bang kali ini saya maapin, laen kali jangan ngebut-ngebut lagi ya! Mana punggung udah bolong… jidat lecet lagi! Biar saya setan juga bawa duit kali, udah gak jaman bayar pake daun! saya naik becak bukannya karena gak bisa terbang, tapi takut rambut saya rusak! Kaya’ gak tau orang mau kondangan apa??! Ya udah nih duitnya! Ambil aja kembaliannya…”
Si abang becak langsung pingsan di tempat.
Gara - Gara Naek Angkot
Pagi hari, di kediaman keluarga darmawan…..
“Ya….. masa Dinda ke skul harus naik angkot sich, Bun?”
”Hari ini Pak Kosim nggak bisa ngantar. Karena anak nya lagi sakit, dan semalam dia izin pulang. Udah, sekali-kali kamu berangkat naik angkot, napa? Buruan sana berangkat, ntar kamu telat lho!!!”
”Ya udah dech….Dinda pergi dulu ya, Bun!”
Hari ini adalah hari yang menjengkelkan bagi Dinda. Karena supirnya harus nemani anaknya di rumah sakit. Alhasil dia harus berangkat ke skul naik angkot.
”Duh Bunda ne, kenapa nggak nyari orang lain sich buat nganterin aku, terpaksa dech aku naik angkot. Mana panas lagi.”
Saat dia lagi sibuk mengoceh, tiba-tiba muncul cowok yang cakep banget duduk tepat di sebelah Dinda. Dan jantung Dinda hampir aja copot saat tu cowok senyum dengannya.
Dinda ngerasaain perasaan yang lega dan semua kekesalannya hilang seketika. Karena senyum cowok itu sangat manis, apalagi ditambah dengan sorot matanya yang teduh banget, yang dapat menutupi rasa sakit yang udah lama tertahankan olehnya.
Seharian ini kerja Dinda hanya senyum-senyum sendiri, bundanya aja malah nganggap kalo Dinda kesambet setan halte bus.
”Duh….tu cowok manis banget ya…… saat gue liat mukanya, gue ngerasa kalo beban gue naik bus itu musnah semua. Sapa ya nama tu cowok? Rasanya gue pengen banget kenalan ama tu cowok. Py gue malu. Hm…. gue kasih nama “Teduh” aja dech… Coz matanya tu teduh banget. And mulai besok gue bakalan naik bus dech… coz gue pengen ngeliat muka tu cowo lagi” pikir Dinda yang masih nggak berhenti memikirkan cowok tadi, dan akhirnya dia tidur sambil berharap bisa menemukan cowok itu di mimpi indahnya.
Paginya….
“Bun, Dinda pergi skul dulu ya…!!!” pamit Dinda sambil mencium pipi bundanya
“Lho Din, kamu nggak nunggu Pak Kosim dulu?”
”Nggaklah Bun, hari ini Dinda pengen naik bus aja….da Bunda,” ucap Dinda sambil berlari meninggalkan rumahnya.
Sesampainya di halte bus…..
”Duh si teduh mana ya? Kok belom datang sich?” batin Dinda gelisah karena sang pujaan hati belum juga menampakkan batang hidungnya.
Tapi baru saja Dinda gelisah dengan pertanyaan yang ada di hatinya, tiba-tiba muncul seorang cowok yang bermata teduh. Cowok itu tersenyum dan menyapa Dinda.
”Hei….. Kamu baru naik bus ya?” sapa cowok itu yang berhasil membuat Dinda terpaku.
”Lho koq diam?”
”Eh….sorry…. tadi kamu bicara apa?”
”Aku tanya, kamu baru naik bus ya? Soalnya aku baru ngeliat kamu semalam”.
”Ha…, oh iya…..nam…..” belum Dinda menyelesaikan pertanyaannya, tiba-tiba bus yang menuju ke sekolah Dinda datang.
”Eh… tu bus kamu udah datang”.
”Oh iya….hm… aku berangkat duluan ya…,” pamit Dinda yang dibalas dengan senyuman teduh itu lagi. Dan rasanya langkah Dinda berat banget buat ninggalin ”teduh” nya itu.
***
Sudah sebulan Dinda bertemu dengan cowok pujaan hatinya itu. Tapi nggak pernah sekalipun dia berani berkenalan dengan ”teduh”. Jangankan berkenalan, menyapa saja dia tak berani. Sampai akhirnya suatu hari Dinda memberanikan diri untuk berkenalan dengan ”teduh” hari ini. Tapi orang yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang. Dan Dinda nggak sadar kalo itu adalah pertemuan terakhir dengan ”teduh” nya itu.
***
Seminggu sudah Dinda menanti sang pujaan hati, tapi ”teduh” tak kunjung datang. Dan seminggu pula Dinda melewati hari-harinya dengan tidak bersemangat. Berbeda saat dia baru bertemu dengan ”teduh”.
Suatu pagi, saat ia menunggu bus untuk terakhir kalinya. Kursi yang biasa di duduki ”teduh” sudah di duduki oleh seseorang. Tapi seseorang itu bukan teduh melainkan wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usianya dan mukanya juga sangat mirip dengan seseorang yang sangat dirindukan Dinda. Tapi dari raut mukanya, tampak sekali kalo beliau sedang bersedih. Tiba-tiba ibu itu menyapa Dinda dengan ramah:
” Lagi nunggu bis ya, Dek?” sapanya ramah
”Iya Bu….”
”Kalo anak saya masih hidup, dia mungkin duduk di sini dan nungguin bus juga kayak kamu!”
”Lho….memangnya anak ibu kemana?”
”Anak saya udah nggak ada lagi. Dia udah pergi jauh dan nggak akan pernah kembali lagi”.
”Maksud Ibu dia pindah ke luar kota ya?”
“Bukan nak, dia udah meninggal dunia”.
”Oh…maaf ya Bu….”
”Nggak apa-apa koq dek….. dia tu punya mata yang teduh sekali, setiap orang yang melihatnya pasti bakal tenang dan lega.”
”Sayang ya Bu, sayang saya tak bisa melihat mukanya. Tapi dari cerita ibu, saya ngerasa dia mirip banget ama seseorang.”
”Hm…..kebetulan saya selalu membawa fotonya.” jawab ibu itu sambil menyerahkan foto anaknya.
”Oh ya…. sebelumnya ibu ingin minta tolong sama kamu, bisa nggak kamu membantu ibu?”
”Apa yang bisa saya bantu Bu?”
”Di belakang foto itu, anak saya menuliskan surat terakhirnya. Dan dia berpesan agar surat itu diberikan kepada seorang cewek yang bernama Dinda. Kalo adek kenal, saya minta tolong sekali supaya adik bisa menyampaikannya kepada Dinda.” pesan terakhir ibu itu dan langsung meninggalkan Dinda dengan perasaan binggung dan deg-deg-an, karena ia takut kalo cowok itu ternyata……….
”Halo Dinda….mungkin kamu bertanya-tanya mengapa aku tahu namamu…. itu karena aku sengaja melihat namamu….. Andai saja aku masih hidup, ingin rasanya aku berkenalan denganmu. Ingin rasanya aku lebih dekat denganmu, tapi aku tak berdaya menahan sakitnya kepalaku ini. Sekarang aku percaya dengan cinta pada pandangan pertama, karena aku ngerasa aku sudah jatuh cinta padamu saat pertama kali kita bertemu. Tapi aku ngggak punya keberanian buat ngungkapinnya.
Karena kita belum saling kenal, tapi sekarang aku lega, karena sebelum aku meninggal, aku bisa mengungkapkan perasaan ku ini, walaupun hanya lewat sepucuk surat. Dan sekarang aku bisa meninggalkan dunia ini tanpa beban memendam perasaan ini lagi. Terima kasih karena kamu bisa mengajari aku tentang rasanya jatuh cinta. Dan menambahkan semangatku untuk hidup lebih lama.
Dariku Reza”.
Saat melihat foto dan membaca surat itu, air mata Dinda tak dapat di tahan lagi. Ia merasa lemas saat melihat sosok pria yang memiliki mata teduh itu. Sepasang mata yang membuatnya menanti selama sebulan. Membuatnya rela panas-panasan menunggu angkot, dan membuatnya selalu bersemangat melewati hari. Lalu dinda membaca surat terakhir dari teduh
Sekarang sosok itu hanya dapat tersenyum abadi, tapi tak dapat disentuh dan diajak berbicara. Dan sekarang dinda hanya bisa menangis dan menyesali kepergian ”teduh” bersama dengan rasa cintanya yang tak kan bisa tersampaikan selamanya.
READ MORE - Gara - Gara Naek Angkot
“Ya….. masa Dinda ke skul harus naik angkot sich, Bun?”
”Hari ini Pak Kosim nggak bisa ngantar. Karena anak nya lagi sakit, dan semalam dia izin pulang. Udah, sekali-kali kamu berangkat naik angkot, napa? Buruan sana berangkat, ntar kamu telat lho!!!”
”Ya udah dech….Dinda pergi dulu ya, Bun!”
Hari ini adalah hari yang menjengkelkan bagi Dinda. Karena supirnya harus nemani anaknya di rumah sakit. Alhasil dia harus berangkat ke skul naik angkot.
”Duh Bunda ne, kenapa nggak nyari orang lain sich buat nganterin aku, terpaksa dech aku naik angkot. Mana panas lagi.”
Saat dia lagi sibuk mengoceh, tiba-tiba muncul cowok yang cakep banget duduk tepat di sebelah Dinda. Dan jantung Dinda hampir aja copot saat tu cowok senyum dengannya.
Dinda ngerasaain perasaan yang lega dan semua kekesalannya hilang seketika. Karena senyum cowok itu sangat manis, apalagi ditambah dengan sorot matanya yang teduh banget, yang dapat menutupi rasa sakit yang udah lama tertahankan olehnya.
Seharian ini kerja Dinda hanya senyum-senyum sendiri, bundanya aja malah nganggap kalo Dinda kesambet setan halte bus.
”Duh….tu cowok manis banget ya…… saat gue liat mukanya, gue ngerasa kalo beban gue naik bus itu musnah semua. Sapa ya nama tu cowok? Rasanya gue pengen banget kenalan ama tu cowok. Py gue malu. Hm…. gue kasih nama “Teduh” aja dech… Coz matanya tu teduh banget. And mulai besok gue bakalan naik bus dech… coz gue pengen ngeliat muka tu cowo lagi” pikir Dinda yang masih nggak berhenti memikirkan cowok tadi, dan akhirnya dia tidur sambil berharap bisa menemukan cowok itu di mimpi indahnya.
Paginya….
“Bun, Dinda pergi skul dulu ya…!!!” pamit Dinda sambil mencium pipi bundanya
“Lho Din, kamu nggak nunggu Pak Kosim dulu?”
”Nggaklah Bun, hari ini Dinda pengen naik bus aja….da Bunda,” ucap Dinda sambil berlari meninggalkan rumahnya.
Sesampainya di halte bus…..
”Duh si teduh mana ya? Kok belom datang sich?” batin Dinda gelisah karena sang pujaan hati belum juga menampakkan batang hidungnya.
Tapi baru saja Dinda gelisah dengan pertanyaan yang ada di hatinya, tiba-tiba muncul seorang cowok yang bermata teduh. Cowok itu tersenyum dan menyapa Dinda.
”Hei….. Kamu baru naik bus ya?” sapa cowok itu yang berhasil membuat Dinda terpaku.
”Lho koq diam?”
”Eh….sorry…. tadi kamu bicara apa?”
”Aku tanya, kamu baru naik bus ya? Soalnya aku baru ngeliat kamu semalam”.
”Ha…, oh iya…..nam…..” belum Dinda menyelesaikan pertanyaannya, tiba-tiba bus yang menuju ke sekolah Dinda datang.
”Eh… tu bus kamu udah datang”.
”Oh iya….hm… aku berangkat duluan ya…,” pamit Dinda yang dibalas dengan senyuman teduh itu lagi. Dan rasanya langkah Dinda berat banget buat ninggalin ”teduh” nya itu.
***
Sudah sebulan Dinda bertemu dengan cowok pujaan hatinya itu. Tapi nggak pernah sekalipun dia berani berkenalan dengan ”teduh”. Jangankan berkenalan, menyapa saja dia tak berani. Sampai akhirnya suatu hari Dinda memberanikan diri untuk berkenalan dengan ”teduh” hari ini. Tapi orang yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang. Dan Dinda nggak sadar kalo itu adalah pertemuan terakhir dengan ”teduh” nya itu.
***
Seminggu sudah Dinda menanti sang pujaan hati, tapi ”teduh” tak kunjung datang. Dan seminggu pula Dinda melewati hari-harinya dengan tidak bersemangat. Berbeda saat dia baru bertemu dengan ”teduh”.
Suatu pagi, saat ia menunggu bus untuk terakhir kalinya. Kursi yang biasa di duduki ”teduh” sudah di duduki oleh seseorang. Tapi seseorang itu bukan teduh melainkan wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usianya dan mukanya juga sangat mirip dengan seseorang yang sangat dirindukan Dinda. Tapi dari raut mukanya, tampak sekali kalo beliau sedang bersedih. Tiba-tiba ibu itu menyapa Dinda dengan ramah:
” Lagi nunggu bis ya, Dek?” sapanya ramah
”Iya Bu….”
”Kalo anak saya masih hidup, dia mungkin duduk di sini dan nungguin bus juga kayak kamu!”
”Lho….memangnya anak ibu kemana?”
”Anak saya udah nggak ada lagi. Dia udah pergi jauh dan nggak akan pernah kembali lagi”.
”Maksud Ibu dia pindah ke luar kota ya?”
“Bukan nak, dia udah meninggal dunia”.
”Oh…maaf ya Bu….”
”Nggak apa-apa koq dek….. dia tu punya mata yang teduh sekali, setiap orang yang melihatnya pasti bakal tenang dan lega.”
”Sayang ya Bu, sayang saya tak bisa melihat mukanya. Tapi dari cerita ibu, saya ngerasa dia mirip banget ama seseorang.”
”Hm…..kebetulan saya selalu membawa fotonya.” jawab ibu itu sambil menyerahkan foto anaknya.
”Oh ya…. sebelumnya ibu ingin minta tolong sama kamu, bisa nggak kamu membantu ibu?”
”Apa yang bisa saya bantu Bu?”
”Di belakang foto itu, anak saya menuliskan surat terakhirnya. Dan dia berpesan agar surat itu diberikan kepada seorang cewek yang bernama Dinda. Kalo adek kenal, saya minta tolong sekali supaya adik bisa menyampaikannya kepada Dinda.” pesan terakhir ibu itu dan langsung meninggalkan Dinda dengan perasaan binggung dan deg-deg-an, karena ia takut kalo cowok itu ternyata……….
”Halo Dinda….mungkin kamu bertanya-tanya mengapa aku tahu namamu…. itu karena aku sengaja melihat namamu….. Andai saja aku masih hidup, ingin rasanya aku berkenalan denganmu. Ingin rasanya aku lebih dekat denganmu, tapi aku tak berdaya menahan sakitnya kepalaku ini. Sekarang aku percaya dengan cinta pada pandangan pertama, karena aku ngerasa aku sudah jatuh cinta padamu saat pertama kali kita bertemu. Tapi aku ngggak punya keberanian buat ngungkapinnya.
Karena kita belum saling kenal, tapi sekarang aku lega, karena sebelum aku meninggal, aku bisa mengungkapkan perasaan ku ini, walaupun hanya lewat sepucuk surat. Dan sekarang aku bisa meninggalkan dunia ini tanpa beban memendam perasaan ini lagi. Terima kasih karena kamu bisa mengajari aku tentang rasanya jatuh cinta. Dan menambahkan semangatku untuk hidup lebih lama.
Dariku Reza”.
Saat melihat foto dan membaca surat itu, air mata Dinda tak dapat di tahan lagi. Ia merasa lemas saat melihat sosok pria yang memiliki mata teduh itu. Sepasang mata yang membuatnya menanti selama sebulan. Membuatnya rela panas-panasan menunggu angkot, dan membuatnya selalu bersemangat melewati hari. Lalu dinda membaca surat terakhir dari teduh
Sekarang sosok itu hanya dapat tersenyum abadi, tapi tak dapat disentuh dan diajak berbicara. Dan sekarang dinda hanya bisa menangis dan menyesali kepergian ”teduh” bersama dengan rasa cintanya yang tak kan bisa tersampaikan selamanya.
Yang 2000 Botak Aja..!!!
Si Doni memanggil tukang cukur keliling yang kebetulan lewat depan rumahnya, ia berniat mencukur rambutnya.
Doni: “Bang! Tukang cukur, cukur sini bang!”
Tukang Cukur: “Mau cukur Don?!”
Doni: “Dipendekin berapa harganya bang?”
Tukang Cukur: “Murah cuma 3000 Don.”
Doni: “Kalau botak berapa bang?”
Tukang Cukur: “Kalau botak 2000.”
Doni: “Ya sudah kalo gitu pendekin aja bang biar rapi.”
Kemudian si tukang cukur segera mencukur rambut si Doni, setelah rapi Doni membayar tukang cukur dengan uang 5000an.
Tukang Cukur: “Wah nggak ada kembaliannya Don, ni aja baru penglaris.”
Doni: “Waduh gimana yach bang gak ada recehan nich bang…”
Sambil garuk kepala Doni berpikir, setelah lama berpikir kemudian Doni memutuskan.
Doni: “Ya udah bang, kalau gitu yang 2000 botak aja.”
Tukang Cukur: “!@@#!!!!!??”
READ MORE - Yang 2000 Botak Aja..!!!
Doni: “Bang! Tukang cukur, cukur sini bang!”
Tukang Cukur: “Mau cukur Don?!”
Doni: “Dipendekin berapa harganya bang?”
Tukang Cukur: “Murah cuma 3000 Don.”
Doni: “Kalau botak berapa bang?”
Tukang Cukur: “Kalau botak 2000.”
Doni: “Ya sudah kalo gitu pendekin aja bang biar rapi.”
Kemudian si tukang cukur segera mencukur rambut si Doni, setelah rapi Doni membayar tukang cukur dengan uang 5000an.
Tukang Cukur: “Wah nggak ada kembaliannya Don, ni aja baru penglaris.”
Doni: “Waduh gimana yach bang gak ada recehan nich bang…”
Sambil garuk kepala Doni berpikir, setelah lama berpikir kemudian Doni memutuskan.
Doni: “Ya udah bang, kalau gitu yang 2000 botak aja.”
Tukang Cukur: “!@@#!!!!!??”
Salah Tanggap Waktu di WC
Kemarin gue pergi ke sebuah Mall… Nongkrong sama temen2…
Entah kenapa tiba-tiba perut terasa mulas. Langsung saja gue masuk ke WC yang saat itu kebetulan sepi.
Belum semenit duduk, saya denger suara bapak-bapak berkata : “Gimana dik? baik-baik aja?” Kedengarannya dari WC sebelah.
Kaget juga, karena gue nggak biasa ngobrol sama orang yang belum dikenal, maka saya jawab aja: “Ya, baik.”
Eh, tau-tau dia nanya lagi : “Sekarang gimana, sudah terasa lega?”
Wah pertanyaan macam apa sih itu? Ada-ada saja. Baru juga nongkrong semenit, jadi gue jawab sekenanya aja… : “Lumayan Pak, untung gak ngantri…”
Dia jawab lagi : “Sama dong… tapi saya ada masalah dikit nih.”
Gue jadi mulai curiga, lalu gantian gue yang tanya : “Masalah apa, pak?”
Dia langsung jawab : “Iniii lho diajenggg… ada orang culun di WC sebelah ikut-ikutan ‘njawab pertanyaan saya, gimana kalo nanti saya telpon lagi? Ya… sampai nanti…”
READ MORE - Salah Tanggap Waktu di WC
Entah kenapa tiba-tiba perut terasa mulas. Langsung saja gue masuk ke WC yang saat itu kebetulan sepi.
Belum semenit duduk, saya denger suara bapak-bapak berkata : “Gimana dik? baik-baik aja?” Kedengarannya dari WC sebelah.
Kaget juga, karena gue nggak biasa ngobrol sama orang yang belum dikenal, maka saya jawab aja: “Ya, baik.”
Eh, tau-tau dia nanya lagi : “Sekarang gimana, sudah terasa lega?”
Wah pertanyaan macam apa sih itu? Ada-ada saja. Baru juga nongkrong semenit, jadi gue jawab sekenanya aja… : “Lumayan Pak, untung gak ngantri…”
Dia jawab lagi : “Sama dong… tapi saya ada masalah dikit nih.”
Gue jadi mulai curiga, lalu gantian gue yang tanya : “Masalah apa, pak?”
Dia langsung jawab : “Iniii lho diajenggg… ada orang culun di WC sebelah ikut-ikutan ‘njawab pertanyaan saya, gimana kalo nanti saya telpon lagi? Ya… sampai nanti…”
Cinta Gila
Aditya dan Ardian… dua nama itulah yang selama 3 bulan terakhir mengisi hari-hariku.
Ardian…
Dia datang pada saat dimana aku sedang merasa sangat kehilangan, hari-hariku sedang membosankan dan menyedihkan. Aku baru saja putus cinta. Awal aku mengenalnya karena tidak sengaja mengirim sms. Setelah itu kami sering bertukar cerita, bertelpon ria.
Entahlah, aku tidak tahu kapan cinta itu hadir dalam hatiku dan aku juga tak mengerti mengapa cinta itu datang begitu cepat. Dan yang lebih aku tak mengerti mengapa aku harus mencintainya, padahal kita tak pernah bertemu.
Aneh bukan? Tapi itulah cinta, bila cinta tidak gila itu tidak dikatakan cinta…
Cinta itu harus gila.
Entahlah, apakah dia merasa hal yang sama dengan apa yang kurasa? Aku tak tahu. Hubunganku dengan ardian tak pasti, bertemankah atau berpacarankah…
Berteman…mungkin dia akan jadi seorang teman yang baik, yang selalu mau mendengar keluh kesahku setiap hari
Berpacaran…mungkin dia akan jadi seorang pacar yang setia,
Berteman atau berpacaran aku tak peduli. Aku merasa nyaman… mendengar suaranya dan mendengar tawanya, dia selalu menjalani kehidupannya dengan santai, seolah dia tidak pernah merencanakan hidupnya esok akan bagaimana, dia biarkan hidupnya mengalir. Tapi itulah yang ku suka, tapi hal itu pula yang pada akhirnya membuat aku benci.
Ardian datang lebih awal daripada adit, mungkin jika adit datang lebih awal, aku akan jatuh cinta padanya.
Aditya…
Aku mengenalnya karena perjodohan orang tua. Saat itu aku sedang menikmati kedekatanku dengan ardian.
Entahlah, aku tidak tahu kapan cinta itu datang di hati adit, aku tak mengerti mengapa adit sangat ingin menikah denganku, padahal perkenalan ini amat singkat. Entahlah, apakah aku merasa hal yang sama dengan adit? Aku tak tahu. Tapi yang pasti aku kagum akan kegigihan dan perhatian dia.
Hubunganku dengan adit juga tak pasti, yang pasti aku pernah menyakitinya karena aku menolaknya
Tapi hingga saat ini seolah dia tak menyerah untuk mengejarku..
Atau mungkin karena target hidup dia yang sudah tersusun rapi dari tahun ketahun. Dia manargetkan menikah pada tahun ini, pada usia dia yang ke 27. itulah adit, dia selalu menyusun rencana hidupnya jauh kedepan. Bahkan 10 tahun, 20 tahun kedepan sudah disusunnya secara terperinci. Tapi itulah yang membuat aku menolaknya, aku belum lama mengenalnya, aku pernah bertanya padanya, apakah saat dia menulis target hidupnya untuk menikah tahun ini, dia membayangkan wanita yang akan di nikahi itu siapa? Aku yakin, wanita yang dia bayangkan bukan aku, tapi orang lain, entah aku tak pernah mau tahu siapa wanita itu. Aku tak pernah ada dalam rencana hidup dia, karena perkenalan kita masih sangat singkat, tapi mengapa harus aku yang harus terjebak dalam target hidupnya?
Sungguh adit dan ardian adalah dua pribadi yang bertolak belakang, walaupun inisial nama mereka sama
Aku adalah seorang wanita, yang selama 3 bulan ini dilema dengan perasaanku sendiri. Secara jelas aku menjelaskan perasaanku terhadap 2 laki-laki itu pada perkenalan mereka. Aku seorang yang sangat simple dalam hal mencintai seseorang, aku selalu jatuh cinta karena hal-hal yang sederhana, tapi seringkali jatuh cinta tanpa sebuah alasan. Kadang perasaan itu datang tanpa aku tahu dan mengapa harus pada orang tersebut.
Aku sudah bosan menjalani kegagalan perjalanan cintaku, beberapa bulan sebelum aku mengenal ardian dan adit, aku memutuskan untuk menyerahkan kepada orangtuaku utuk memilih seseorang untukku, oleh karena itu mereka mengenalkanku pada adit, anak seorang teman bapak. Karena sudah terlanjur berjanji akan mencoba untuk menerima siapapun yang mereka pilih aku menyetujui untuk bertemu dan mencoba untuk mengenalnya.
Selama beberapa bulan aku mengenal mereka, aku semakin yakin akan perasaanku. Tapi saat aku menolak lamaran adit, keadaan sudah terbalik, ardian tidak lagi menginginkan aku menjadi bagian hidupnya. Aku tak tahu apakah alasan yang dia berikan adalah benar atau tidak, aku tak tahu. Saat aku menolak adit, banyak yang terluka, mama, bapak, adit, mbak tanti bahkan mungkin yang paling terluka adalah aku. Aku hanya memikirkan dan mengikuti perasaanku tanpa mau peduli perasaan orang lain, tapi apa yang aku dapat??? sekuat apapun aku meyakini perasaanku terhadapnya, toh sekarang dia mengabaikannya. Mungkin ini karma untukku…
Aku ingin sekali melupakan 2 nama itu dalam hidupku. Karena mereka membuat aku pusing. Aku merasakan apa yang adit rasa, aku merasakan bagaimana rasanya diabaikan, mengharapkan sesuatu yang tak pasti, tapi aku juga tak ingin mengabaikan perasaanku, karena hubunganku dengan ardian tak seperti yang aku harapkan. Dengan jelas dia mengatakan tidak mencintaiku, dia mungkin hanya mengganggap aku sekedar teman, seorang teman yang kesepian. Kisah ini bagaikan kisah cinta segitiga yang tak berujung. Jika aku tetap mementingkan perasaanku, ada seseorang yang terluka. Dan jika aku menerima cinta adit, aku sendiri yang akan terluka. Sampai akhirnya aku harus memutus untuk melupakan keduanya, agar tak ada yang merasa menang, agar semua merasakan perih yang sama. Tapi mungkin perih itu hanya untukku dan adit, karena kami sama-sama melibatkan perasaan yang dalam…
Entah apa yang aku harus ku ucapkan dipenghujung kisah ini, maaf atau terimakasih, yang pasti aku mendapatkan satu pelajaran yang sangat berharga dari kisah ini, aku akan mengucapakan 2 kata itu sebagai kata terakhirku. Maaf untuk semua yang secara sengaja atau tidak sengaja terluka karena masalah ini, untuk mama n bapak, maaf jika masalah ini membuat suasana kita sedikit berkurang keharmonisannya, maaf untuk adit yang sangat jelas terluka, maaf untuk ardian karena aku memaksakan sesuatu yang sudah pasti ku tahu itu tak mungkin.
Terimakasih untuk semua yang telah ikut mengukir sebuah kisah ini untukku.
Saat ini aku sedang mencoba untuk mengistirahatkan hati dan pikiranku, aku harus berusaha agar aku tak berkubang lagi pada kisah yang sama dan orang yang sama… walau sulit, aku harus bisa merelakan dan melupakan semua…
Aku ingin menuliskan sebuah puisi sebagai akhir dari kisah ini…
Mencinta…(ku menunggu)
Kadang, Tuhan yang mengetahui yang terbaik
Akan memberi kesusahan untuk menguji kita
Kadang, Ia pun melukai hati kita
Supaya hikmahnya bisa tertanam amat dalam
Jika kita kehilangan cinta..
Maka ada alasan dibaliknya
Alasan yang kadang sulit untuk dimengerti
Namum kita tetap harus percaya
Bahwa ketika ia akan mengambil sesuatu
Ia telah siap memberi yang lebih baik…
MENGAPA MENUNGGU????
Karena walaupun kita ingin mengambil keputusan
Kita tak ingin tergesa-gesa…
KARENA…..
Walaupun kita ingin cepat-cepat, kita tak ingin sembrono…
KARENA…..
Walaupun kita ingin segera menemukan orang yang kita cintai…
Kita tak ingin kehilangan jati diri kita dalam proses pencarian cinta
Jika ingin berlari, belajarlah berjalan dahulu
Jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu
Jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu…
BAGIKU….
Lebih baik menunggu orang yang kita inginkan…
Ketimbang memilih apa yang ada
Tetap lebih baik menunggu orang yang kita cintai
Ketimbang memuaskan diri dengan apa yang ada
Tetap lebih baik menunggu orang yang tepat
Karena hidupku terlampau singkat untuk dilewatkan bersama
PILIHAN YANG SALAH
Karena menunggu mempunyai tujuan yang mulia dan misterius
PERLU KAU KETAHUI
Bahwa bunga tidak mekar dalam semalam
Kehidupan dirajut dalam rahim selama 9 bulan
Cinta yang agung terus tumbuh selama kehidupan ini
Walaupun menunggu membutuhkan banyak hal iman, keberanian dan pengharapan….
Penantian menjanjikan satu hal yang tidak dapat seorangpun bayangkan
PADA AKHIRNYA TUHAN…
Dalam segala hikmah dan kasihnya….
Meminta kita menunggu….
KARENA…
Alasan yang penting!!!!!!
"gw dapet ne inspirasi dari seorang sahabat yang udah mo curhat ma gw"
READ MORE - Cinta Gila
Ardian…
Dia datang pada saat dimana aku sedang merasa sangat kehilangan, hari-hariku sedang membosankan dan menyedihkan. Aku baru saja putus cinta. Awal aku mengenalnya karena tidak sengaja mengirim sms. Setelah itu kami sering bertukar cerita, bertelpon ria.
Entahlah, aku tidak tahu kapan cinta itu hadir dalam hatiku dan aku juga tak mengerti mengapa cinta itu datang begitu cepat. Dan yang lebih aku tak mengerti mengapa aku harus mencintainya, padahal kita tak pernah bertemu.
Aneh bukan? Tapi itulah cinta, bila cinta tidak gila itu tidak dikatakan cinta…
Cinta itu harus gila.
Entahlah, apakah dia merasa hal yang sama dengan apa yang kurasa? Aku tak tahu. Hubunganku dengan ardian tak pasti, bertemankah atau berpacarankah…
Berteman…mungkin dia akan jadi seorang teman yang baik, yang selalu mau mendengar keluh kesahku setiap hari
Berpacaran…mungkin dia akan jadi seorang pacar yang setia,
Berteman atau berpacaran aku tak peduli. Aku merasa nyaman… mendengar suaranya dan mendengar tawanya, dia selalu menjalani kehidupannya dengan santai, seolah dia tidak pernah merencanakan hidupnya esok akan bagaimana, dia biarkan hidupnya mengalir. Tapi itulah yang ku suka, tapi hal itu pula yang pada akhirnya membuat aku benci.
Ardian datang lebih awal daripada adit, mungkin jika adit datang lebih awal, aku akan jatuh cinta padanya.
Aditya…
Aku mengenalnya karena perjodohan orang tua. Saat itu aku sedang menikmati kedekatanku dengan ardian.
Entahlah, aku tidak tahu kapan cinta itu datang di hati adit, aku tak mengerti mengapa adit sangat ingin menikah denganku, padahal perkenalan ini amat singkat. Entahlah, apakah aku merasa hal yang sama dengan adit? Aku tak tahu. Tapi yang pasti aku kagum akan kegigihan dan perhatian dia.
Hubunganku dengan adit juga tak pasti, yang pasti aku pernah menyakitinya karena aku menolaknya
Tapi hingga saat ini seolah dia tak menyerah untuk mengejarku..
Atau mungkin karena target hidup dia yang sudah tersusun rapi dari tahun ketahun. Dia manargetkan menikah pada tahun ini, pada usia dia yang ke 27. itulah adit, dia selalu menyusun rencana hidupnya jauh kedepan. Bahkan 10 tahun, 20 tahun kedepan sudah disusunnya secara terperinci. Tapi itulah yang membuat aku menolaknya, aku belum lama mengenalnya, aku pernah bertanya padanya, apakah saat dia menulis target hidupnya untuk menikah tahun ini, dia membayangkan wanita yang akan di nikahi itu siapa? Aku yakin, wanita yang dia bayangkan bukan aku, tapi orang lain, entah aku tak pernah mau tahu siapa wanita itu. Aku tak pernah ada dalam rencana hidup dia, karena perkenalan kita masih sangat singkat, tapi mengapa harus aku yang harus terjebak dalam target hidupnya?
Sungguh adit dan ardian adalah dua pribadi yang bertolak belakang, walaupun inisial nama mereka sama
Aku adalah seorang wanita, yang selama 3 bulan ini dilema dengan perasaanku sendiri. Secara jelas aku menjelaskan perasaanku terhadap 2 laki-laki itu pada perkenalan mereka. Aku seorang yang sangat simple dalam hal mencintai seseorang, aku selalu jatuh cinta karena hal-hal yang sederhana, tapi seringkali jatuh cinta tanpa sebuah alasan. Kadang perasaan itu datang tanpa aku tahu dan mengapa harus pada orang tersebut.
Aku sudah bosan menjalani kegagalan perjalanan cintaku, beberapa bulan sebelum aku mengenal ardian dan adit, aku memutuskan untuk menyerahkan kepada orangtuaku utuk memilih seseorang untukku, oleh karena itu mereka mengenalkanku pada adit, anak seorang teman bapak. Karena sudah terlanjur berjanji akan mencoba untuk menerima siapapun yang mereka pilih aku menyetujui untuk bertemu dan mencoba untuk mengenalnya.
Selama beberapa bulan aku mengenal mereka, aku semakin yakin akan perasaanku. Tapi saat aku menolak lamaran adit, keadaan sudah terbalik, ardian tidak lagi menginginkan aku menjadi bagian hidupnya. Aku tak tahu apakah alasan yang dia berikan adalah benar atau tidak, aku tak tahu. Saat aku menolak adit, banyak yang terluka, mama, bapak, adit, mbak tanti bahkan mungkin yang paling terluka adalah aku. Aku hanya memikirkan dan mengikuti perasaanku tanpa mau peduli perasaan orang lain, tapi apa yang aku dapat??? sekuat apapun aku meyakini perasaanku terhadapnya, toh sekarang dia mengabaikannya. Mungkin ini karma untukku…
Aku ingin sekali melupakan 2 nama itu dalam hidupku. Karena mereka membuat aku pusing. Aku merasakan apa yang adit rasa, aku merasakan bagaimana rasanya diabaikan, mengharapkan sesuatu yang tak pasti, tapi aku juga tak ingin mengabaikan perasaanku, karena hubunganku dengan ardian tak seperti yang aku harapkan. Dengan jelas dia mengatakan tidak mencintaiku, dia mungkin hanya mengganggap aku sekedar teman, seorang teman yang kesepian. Kisah ini bagaikan kisah cinta segitiga yang tak berujung. Jika aku tetap mementingkan perasaanku, ada seseorang yang terluka. Dan jika aku menerima cinta adit, aku sendiri yang akan terluka. Sampai akhirnya aku harus memutus untuk melupakan keduanya, agar tak ada yang merasa menang, agar semua merasakan perih yang sama. Tapi mungkin perih itu hanya untukku dan adit, karena kami sama-sama melibatkan perasaan yang dalam…
Entah apa yang aku harus ku ucapkan dipenghujung kisah ini, maaf atau terimakasih, yang pasti aku mendapatkan satu pelajaran yang sangat berharga dari kisah ini, aku akan mengucapakan 2 kata itu sebagai kata terakhirku. Maaf untuk semua yang secara sengaja atau tidak sengaja terluka karena masalah ini, untuk mama n bapak, maaf jika masalah ini membuat suasana kita sedikit berkurang keharmonisannya, maaf untuk adit yang sangat jelas terluka, maaf untuk ardian karena aku memaksakan sesuatu yang sudah pasti ku tahu itu tak mungkin.
Terimakasih untuk semua yang telah ikut mengukir sebuah kisah ini untukku.
Saat ini aku sedang mencoba untuk mengistirahatkan hati dan pikiranku, aku harus berusaha agar aku tak berkubang lagi pada kisah yang sama dan orang yang sama… walau sulit, aku harus bisa merelakan dan melupakan semua…
Aku ingin menuliskan sebuah puisi sebagai akhir dari kisah ini…
Mencinta…(ku menunggu)
Kadang, Tuhan yang mengetahui yang terbaik
Akan memberi kesusahan untuk menguji kita
Kadang, Ia pun melukai hati kita
Supaya hikmahnya bisa tertanam amat dalam
Jika kita kehilangan cinta..
Maka ada alasan dibaliknya
Alasan yang kadang sulit untuk dimengerti
Namum kita tetap harus percaya
Bahwa ketika ia akan mengambil sesuatu
Ia telah siap memberi yang lebih baik…
MENGAPA MENUNGGU????
Karena walaupun kita ingin mengambil keputusan
Kita tak ingin tergesa-gesa…
KARENA…..
Walaupun kita ingin cepat-cepat, kita tak ingin sembrono…
KARENA…..
Walaupun kita ingin segera menemukan orang yang kita cintai…
Kita tak ingin kehilangan jati diri kita dalam proses pencarian cinta
Jika ingin berlari, belajarlah berjalan dahulu
Jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu
Jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu…
BAGIKU….
Lebih baik menunggu orang yang kita inginkan…
Ketimbang memilih apa yang ada
Tetap lebih baik menunggu orang yang kita cintai
Ketimbang memuaskan diri dengan apa yang ada
Tetap lebih baik menunggu orang yang tepat
Karena hidupku terlampau singkat untuk dilewatkan bersama
PILIHAN YANG SALAH
Karena menunggu mempunyai tujuan yang mulia dan misterius
PERLU KAU KETAHUI
Bahwa bunga tidak mekar dalam semalam
Kehidupan dirajut dalam rahim selama 9 bulan
Cinta yang agung terus tumbuh selama kehidupan ini
Walaupun menunggu membutuhkan banyak hal iman, keberanian dan pengharapan….
Penantian menjanjikan satu hal yang tidak dapat seorangpun bayangkan
PADA AKHIRNYA TUHAN…
Dalam segala hikmah dan kasihnya….
Meminta kita menunggu….
KARENA…
Alasan yang penting!!!!!!
"gw dapet ne inspirasi dari seorang sahabat yang udah mo curhat ma gw"
Gondoruwo Yang Tak Bisa Jatuh Cinta
Plaaak… ! sebuah tamparan keras bersarang di pipi wowo yang penuh bulu. pernyataan cinta yang tulus dibalas dengan sebuah tamparan."nyadar dong ! dah ngaca ? " sergah kunti kasar, kemudian berlalu meninggalkan wowo terpaku sendirian.wowo
menatap kunti berlalu dari hadapannya. sebenarnya ia ragu untuk
menyatakan cinta pada kunti. namun ia tak mau menyimpan rasa cintanya
terlalu lama.wowo
yang buruk rupa ingin rasa cintanya pada kunti seperti kisah si cantik
dan si buruk rupa. namun apa daya, kisah cinta di dunia nyata tak
seindah di dunia mimpi.* * *mei 2009"tolong
! tolong !" seorang tuyul berteriak minta tolong sembari meronta-ronta
berusaha melepaskan diri dari cengkeraman seorang dukun tua. namun
dalam sekejap, sang dukun tua mampu membungkam si tuyul dan
memasukannya ke dalam botol kaca."lepaskan
dia!" sesosok makhluk dengan gagah berani muncul di hadapan sang dukun.
namun sang dukun yang menyadari bahwa sosok itu bermaksud menghalangi
tujuannya. dengan serta merta langsung menyerang sosok tersebut.pergulatan
supranatural berlangsung dengan begitu cepat. keduanya sama-sama tak
mau mengalah dan mengerahkan ilmu terbaik yang mereka miliki.setelah
beberapa lama bertarung. sang dukun mendur teratur setelah menyadari
bahwa kekuatan serta ilmunya tak akan mampu menaklukan sosok asing
tersebut."kamu ngga apa-apa?" tanya sang penolong setelah mengeluarkan si tuyul dari dalam botol."makasih om !" si tuyul sangat kaget melihat sosok penolongnya yang sangat menyeramkan."jangan takut. om baik hati dan tidak sombong koq !" ia berkata sembari tersenyum. walaupun ragu namun uyul ikut tersenyum.semenjak
saat itu, uyul semakin dekat dengan wowo, sang penolong. uyul yang
seorang anak yatim sering ditinggal ibunya bekerja. sehingga ia selalu
merasa kesepian. namun kehadiran wowo mampu mengisi kekosongan dalam
hati uyul."omkerja apa sich?" tanya uyul saat ia dan wowo bermain di dekat hutan."om
masih nunggu s.k. jadi sekarang om masih nganggur" jawab wowo. telah
beberapa bulan ia menunggu penempatan dari dinas alam ghaib. namun tak
kunjung datang jua."mama uyul kerjanya jadi penunggu pohon sirsak" ucap uyul bangga sembari menepuk dadanya yang licin.* * *"yul. jangan ganggu! mama lagi kerja" ucap kunti yang sedan duduk di dahan pohon sirsak tempatnya bertugas."uyul mau ngenalin genderuwo yang udah nolongin uyul""tapi bentar aja ya ?!"tak
berapa lama, wowo tiba di tempat kerja kunti. ia sungguh kaget demi
mengetahui bahwa kunti ternyata adalah ibunya uyul. selama mengenal
kunti. ia mengetahui status kunti yang jand beranak satu. namun ia sama
sekali tidak mengenal anak kunti yang ternyata uyul."mau
apalagi kamu?" kunti pun sangat kaget dan marah dengan kedatangan wowo.
kata-kata makian tak henti mengalir dengan deras dari mulut kunti. wowo
hanya diam. baginya percuma menjelaskan kebetulan ini. karena di
pikiran kunti telah terpatri bahwa niat wowo menolong uyul hanyalah
untuk memikat hati kunti."tapi ma . . . " uyul coba membela wowo. namun sulit baginya membantah sang ibu. ia hanya bisa menangis tanpa suara."kamu
ngga pantes buat aku" kemarahan tampak jelas dari raut muka kunti.
"jangan pernag ganggu aku dan uyul lagi!" lanjutnya lagi sambil menarik
tangan uyul dan terbang menjauhi wowo yang sedari tadi tak mampu
berkata-kata.* * *aku tak mengerti. kenapa mama begitu membenci om wowo. padahal om wowo adalah genderuwo yang baik hati."jangan
pernah ketemu dia lagi !" perintah mama saat membawaku terbang. aku tak
berani menanyakan alasannya, karena aku yakin mama tak akan
mengatakannya padaku. mama bahkan tak mengizinkan aku menagisi om wowo.kupandang dengan lekat om wowo dari langit untuk terakhir kalinya. kupersembahkan tetesan air mataku sebagai tanda perpisahan.
READ MORE - Gondoruwo Yang Tak Bisa Jatuh Cinta
menatap kunti berlalu dari hadapannya. sebenarnya ia ragu untuk
menyatakan cinta pada kunti. namun ia tak mau menyimpan rasa cintanya
terlalu lama.wowo
yang buruk rupa ingin rasa cintanya pada kunti seperti kisah si cantik
dan si buruk rupa. namun apa daya, kisah cinta di dunia nyata tak
seindah di dunia mimpi.* * *mei 2009"tolong
! tolong !" seorang tuyul berteriak minta tolong sembari meronta-ronta
berusaha melepaskan diri dari cengkeraman seorang dukun tua. namun
dalam sekejap, sang dukun tua mampu membungkam si tuyul dan
memasukannya ke dalam botol kaca."lepaskan
dia!" sesosok makhluk dengan gagah berani muncul di hadapan sang dukun.
namun sang dukun yang menyadari bahwa sosok itu bermaksud menghalangi
tujuannya. dengan serta merta langsung menyerang sosok tersebut.pergulatan
supranatural berlangsung dengan begitu cepat. keduanya sama-sama tak
mau mengalah dan mengerahkan ilmu terbaik yang mereka miliki.setelah
beberapa lama bertarung. sang dukun mendur teratur setelah menyadari
bahwa kekuatan serta ilmunya tak akan mampu menaklukan sosok asing
tersebut."kamu ngga apa-apa?" tanya sang penolong setelah mengeluarkan si tuyul dari dalam botol."makasih om !" si tuyul sangat kaget melihat sosok penolongnya yang sangat menyeramkan."jangan takut. om baik hati dan tidak sombong koq !" ia berkata sembari tersenyum. walaupun ragu namun uyul ikut tersenyum.semenjak
saat itu, uyul semakin dekat dengan wowo, sang penolong. uyul yang
seorang anak yatim sering ditinggal ibunya bekerja. sehingga ia selalu
merasa kesepian. namun kehadiran wowo mampu mengisi kekosongan dalam
hati uyul."omkerja apa sich?" tanya uyul saat ia dan wowo bermain di dekat hutan."om
masih nunggu s.k. jadi sekarang om masih nganggur" jawab wowo. telah
beberapa bulan ia menunggu penempatan dari dinas alam ghaib. namun tak
kunjung datang jua."mama uyul kerjanya jadi penunggu pohon sirsak" ucap uyul bangga sembari menepuk dadanya yang licin.* * *"yul. jangan ganggu! mama lagi kerja" ucap kunti yang sedan duduk di dahan pohon sirsak tempatnya bertugas."uyul mau ngenalin genderuwo yang udah nolongin uyul""tapi bentar aja ya ?!"tak
berapa lama, wowo tiba di tempat kerja kunti. ia sungguh kaget demi
mengetahui bahwa kunti ternyata adalah ibunya uyul. selama mengenal
kunti. ia mengetahui status kunti yang jand beranak satu. namun ia sama
sekali tidak mengenal anak kunti yang ternyata uyul."mau
apalagi kamu?" kunti pun sangat kaget dan marah dengan kedatangan wowo.
kata-kata makian tak henti mengalir dengan deras dari mulut kunti. wowo
hanya diam. baginya percuma menjelaskan kebetulan ini. karena di
pikiran kunti telah terpatri bahwa niat wowo menolong uyul hanyalah
untuk memikat hati kunti."tapi ma . . . " uyul coba membela wowo. namun sulit baginya membantah sang ibu. ia hanya bisa menangis tanpa suara."kamu
ngga pantes buat aku" kemarahan tampak jelas dari raut muka kunti.
"jangan pernag ganggu aku dan uyul lagi!" lanjutnya lagi sambil menarik
tangan uyul dan terbang menjauhi wowo yang sedari tadi tak mampu
berkata-kata.* * *aku tak mengerti. kenapa mama begitu membenci om wowo. padahal om wowo adalah genderuwo yang baik hati."jangan
pernah ketemu dia lagi !" perintah mama saat membawaku terbang. aku tak
berani menanyakan alasannya, karena aku yakin mama tak akan
mengatakannya padaku. mama bahkan tak mengizinkan aku menagisi om wowo.kupandang dengan lekat om wowo dari langit untuk terakhir kalinya. kupersembahkan tetesan air mataku sebagai tanda perpisahan.
Lelaki Dengan Kerinduan Kekasih Hatinya
Tempat ini kian gelap. Apakah sudah malam? Ah, tidak. Hari belum malam. Tapi, mengapa hitam demikian padu di depan mataku? Aku terus berjalan. Berlari. Anehnya aku masih merasa tetap di tempat.
“Doni, lupakanlah aku.” Tiba-tiba suara itu terdengar. Sayup, pelan sekali. Namun kupastikan aku bisa menerka siapa pemilik suara merdu itu.
Ela, kau Ela kan? Wahai kekasihku, di mana dirimu? Telah sekian lama aku menanti, telah sekian lama pula aku mencari. Kau tahu? Kerinduanku padamu telah menumpuk dalam gudang-gudang waktu. Belum sempat kukirim karena kau hilang begitu saja. Ela, kembalilah. Aku begitu ingin mendekapmu.”
“Sadarlah, Don. itu tak akan mungkin terjadi. Kita tak mungkin bisa bersama lagi.”
“Tapi mengapa, Ela? Mengapa? Apakah kau tak ingin kita kembali seperti dulu? Masih ingatkah, ketika matahari hampir terbenam, kita duduk di atas bebatuan. Menunggu kiriman gelombang dari laut, lalu kita membalasnya dengan sajak-sajak cinta. Menulisnya dengan kasih, dengan sayang. Tapi mengapa? Mengapa sekarang kau pergi? Kau pergi tanpa sepengetahuanku, Ela. Kau tinggalkan aku sendirian di sini. “
“Don, sudahlah. Jangan kau ungkit masa lalu. Lupakan saja. “
“Apa? Lupakan? Setelah hidup seluruhnya kuabadikan untuk menjagamu, nafasku hembuskan untuk tetap bisa menyebut namamu, pun kisah-kisah hanya bercerita bagaimana diriku bertambat di hatimu. Tidak, Ela, aku tak bisa.”
“Don, apa kau tidak tahu, aku tak akan bisa lagi di sampingmu, menyambung kembali benang kenangan kita, menyulamnya jadi harapan, jadi impian yang kau katakan. Tidak, itu tak mungkin. “
“Ela, lama sudah kita tak bersua. Namun rasa rindu masih saja bergelora. Dan seperti dulu, masih seperti dulu, aku menulis penantian dalam kekecewaan yang telah jadi kanvas, tempatku menulis gundah, melukis resah, tempat mendiskusikan segala keluh-kesah, memperdebatkan tentang sebuah pertanyaan, mengapa kita berpisah?”
“Don, cukup! Jangan kau lanjutkan.”
“Ela, di mana kau? Tunjukkanlah wujudmu agar aku bisa melihatnya. Aku begitu ingin mendekapmu, Ela. Aku begitu merinduimu. Kembalilah, Ela, kembalilah!”
Aku terbangun. Rupanya hanya mimpi. Bajuku basah karena keringat. Mengapa Ela tiba-tiba hadir di mimpiku? Ah, malam ini terasa begitu panjang.
Aku keluar dari kamar. Mencari whisky. Perlahan tapi pasti, kureguk minuman haram jadah itu. Aku menikmatinya. Senikmat seorang lelaki yang sedang bersenggama, melepaskan nafsu, mengadu birahi dalam dinginnya malam bersama seorang perempuan yang amat dikasihi atau seorang perempuan simpanan kalau tak ingin katakan pelacur.
Sudah dua botol whisky kuhabiskan. Dalam keadaan setengah mabuk, aku berjalan tanpa tujuan. Badanku terhuyung-huyung. Aku tersungkur. Jatuh. Terlentang di atas lantai. Aku ingin bangun. Tapi tak bisa. Mataku berkunang-kunang. Samar-samar, aku melihat seorang perempuan. Ia berpakaian warna putih. Wajahnya cantik, memiliki sepasang sayap yang indah. Bak bidadari, senyumannya sangat menawan. Kugosok-gosokkan mataku, “Ela?”
“Ya, Don. Aku Ela.”
“Ela, benarkah kau itu?” Ela, mendekatlah, Aku ingin memegang wajahmu.”
Ku coba berdiri. Tak bisa. Kepalaku terasa berat. Aku terus menggapai-gapai selendang putih yang dikenakan Ela di lehernya, pun tak bisa. “Sudahlah, Don. Saatnya kau menyadari bahwa aku sudah pergi.”
“Tidak, Ela. Aku mohon. Apakah tak ada lagi cinta untukku? “
“Don, jika kau tanyakan cinta, ya, aku masih mencintaimu. Tapi itu tak bisa aku jadikan alasan untuk bisa kembali padamu.”
“Ela, aku rindu. Sentuhan sajakmu yang selalu membelai mimpi malamku. Senandung lagumu yang membuat sunyi cemburu pada penantian di hari-hariku, juga suaramu yang telah mengisi imaji hingga kehampaan tak pernah bisa bertandang di benakku. Tapi, Ela, setelah kepergianmu, dan pencarianku pun tak berujung pertemuan, penantian tak menampakkan harapan, membuatku kehilangan Ela. Aku kehilangan. Di laut kenangan kita, aku mati. Terkubur dalam cerita-cerita yang berujung pada perpisahan. Pahamilah Ela, aku pun semakin rapuh bersama rumah rindu yang terus dihujani air mata.”
“Don, simpanlah semua cerita kita. Jadikan ia larik-larik puisi dan janganlah kau mati di dalamnya. Tetaplah jiwamu bergelora segelora puisi yang kau tulis tentang kita. Juga di laut, tempat kita berkirim doa dan harap pada Tuhan. Jangan kau lupakan itu. Tuhan telah memberikan kita kata, kata itu yang telah melahirkan huruf-huruf cinta, di dalamnya telah berhikayat perjalanan kembara kita yang berhasil merangkum rintang, luka, kecewa, air mata dan sengsara jadi kehidupan, jadi sejarah, jadi kita.”
“Tapi Ela, aku ingin menjalaninya bersamamu.” Suaraku makin sayu. Mungkin akibat minuman alkohol tadi. Lalu antara sadar dan tidak, kulihat Ela mendekat. Ingin kugapai, tak sampai. Aku kewalahan.
“Don, percayalah. Aku selalu di sampingmu. Aku tak akan menikam kepiluan, keperihan, juga menusuk jantungmu dengan kelu hingga biru. Aku tak mau kegetiran menyuling cinta kita jadi riwayat kesedihan diceruk impianmu yang berdarah. “
Dengan lamat-lamat, suara Ela menjauh. Semakin hilang. Meninggalkanku dalam sunyi. Sendiri.**
READ MORE - Lelaki Dengan Kerinduan Kekasih Hatinya
“Doni, lupakanlah aku.” Tiba-tiba suara itu terdengar. Sayup, pelan sekali. Namun kupastikan aku bisa menerka siapa pemilik suara merdu itu.
Ela, kau Ela kan? Wahai kekasihku, di mana dirimu? Telah sekian lama aku menanti, telah sekian lama pula aku mencari. Kau tahu? Kerinduanku padamu telah menumpuk dalam gudang-gudang waktu. Belum sempat kukirim karena kau hilang begitu saja. Ela, kembalilah. Aku begitu ingin mendekapmu.”
“Sadarlah, Don. itu tak akan mungkin terjadi. Kita tak mungkin bisa bersama lagi.”
“Tapi mengapa, Ela? Mengapa? Apakah kau tak ingin kita kembali seperti dulu? Masih ingatkah, ketika matahari hampir terbenam, kita duduk di atas bebatuan. Menunggu kiriman gelombang dari laut, lalu kita membalasnya dengan sajak-sajak cinta. Menulisnya dengan kasih, dengan sayang. Tapi mengapa? Mengapa sekarang kau pergi? Kau pergi tanpa sepengetahuanku, Ela. Kau tinggalkan aku sendirian di sini. “
“Don, sudahlah. Jangan kau ungkit masa lalu. Lupakan saja. “
“Apa? Lupakan? Setelah hidup seluruhnya kuabadikan untuk menjagamu, nafasku hembuskan untuk tetap bisa menyebut namamu, pun kisah-kisah hanya bercerita bagaimana diriku bertambat di hatimu. Tidak, Ela, aku tak bisa.”
“Don, apa kau tidak tahu, aku tak akan bisa lagi di sampingmu, menyambung kembali benang kenangan kita, menyulamnya jadi harapan, jadi impian yang kau katakan. Tidak, itu tak mungkin. “
“Ela, lama sudah kita tak bersua. Namun rasa rindu masih saja bergelora. Dan seperti dulu, masih seperti dulu, aku menulis penantian dalam kekecewaan yang telah jadi kanvas, tempatku menulis gundah, melukis resah, tempat mendiskusikan segala keluh-kesah, memperdebatkan tentang sebuah pertanyaan, mengapa kita berpisah?”
“Don, cukup! Jangan kau lanjutkan.”
“Ela, di mana kau? Tunjukkanlah wujudmu agar aku bisa melihatnya. Aku begitu ingin mendekapmu, Ela. Aku begitu merinduimu. Kembalilah, Ela, kembalilah!”
Aku terbangun. Rupanya hanya mimpi. Bajuku basah karena keringat. Mengapa Ela tiba-tiba hadir di mimpiku? Ah, malam ini terasa begitu panjang.
Aku keluar dari kamar. Mencari whisky. Perlahan tapi pasti, kureguk minuman haram jadah itu. Aku menikmatinya. Senikmat seorang lelaki yang sedang bersenggama, melepaskan nafsu, mengadu birahi dalam dinginnya malam bersama seorang perempuan yang amat dikasihi atau seorang perempuan simpanan kalau tak ingin katakan pelacur.
Sudah dua botol whisky kuhabiskan. Dalam keadaan setengah mabuk, aku berjalan tanpa tujuan. Badanku terhuyung-huyung. Aku tersungkur. Jatuh. Terlentang di atas lantai. Aku ingin bangun. Tapi tak bisa. Mataku berkunang-kunang. Samar-samar, aku melihat seorang perempuan. Ia berpakaian warna putih. Wajahnya cantik, memiliki sepasang sayap yang indah. Bak bidadari, senyumannya sangat menawan. Kugosok-gosokkan mataku, “Ela?”
“Ya, Don. Aku Ela.”
“Ela, benarkah kau itu?” Ela, mendekatlah, Aku ingin memegang wajahmu.”
Ku coba berdiri. Tak bisa. Kepalaku terasa berat. Aku terus menggapai-gapai selendang putih yang dikenakan Ela di lehernya, pun tak bisa. “Sudahlah, Don. Saatnya kau menyadari bahwa aku sudah pergi.”
“Tidak, Ela. Aku mohon. Apakah tak ada lagi cinta untukku? “
“Don, jika kau tanyakan cinta, ya, aku masih mencintaimu. Tapi itu tak bisa aku jadikan alasan untuk bisa kembali padamu.”
“Ela, aku rindu. Sentuhan sajakmu yang selalu membelai mimpi malamku. Senandung lagumu yang membuat sunyi cemburu pada penantian di hari-hariku, juga suaramu yang telah mengisi imaji hingga kehampaan tak pernah bisa bertandang di benakku. Tapi, Ela, setelah kepergianmu, dan pencarianku pun tak berujung pertemuan, penantian tak menampakkan harapan, membuatku kehilangan Ela. Aku kehilangan. Di laut kenangan kita, aku mati. Terkubur dalam cerita-cerita yang berujung pada perpisahan. Pahamilah Ela, aku pun semakin rapuh bersama rumah rindu yang terus dihujani air mata.”
“Don, simpanlah semua cerita kita. Jadikan ia larik-larik puisi dan janganlah kau mati di dalamnya. Tetaplah jiwamu bergelora segelora puisi yang kau tulis tentang kita. Juga di laut, tempat kita berkirim doa dan harap pada Tuhan. Jangan kau lupakan itu. Tuhan telah memberikan kita kata, kata itu yang telah melahirkan huruf-huruf cinta, di dalamnya telah berhikayat perjalanan kembara kita yang berhasil merangkum rintang, luka, kecewa, air mata dan sengsara jadi kehidupan, jadi sejarah, jadi kita.”
“Tapi Ela, aku ingin menjalaninya bersamamu.” Suaraku makin sayu. Mungkin akibat minuman alkohol tadi. Lalu antara sadar dan tidak, kulihat Ela mendekat. Ingin kugapai, tak sampai. Aku kewalahan.
“Don, percayalah. Aku selalu di sampingmu. Aku tak akan menikam kepiluan, keperihan, juga menusuk jantungmu dengan kelu hingga biru. Aku tak mau kegetiran menyuling cinta kita jadi riwayat kesedihan diceruk impianmu yang berdarah. “
Dengan lamat-lamat, suara Ela menjauh. Semakin hilang. Meninggalkanku dalam sunyi. Sendiri.**
“Bangkitlah sahabat”
Khusus buat kamu sahabat penaku
Aku Mengerti…..
Bahkan aku ikut merasakan kepedihan hatimu sobat
Ketika cinta harus berakhir di persimpangan jalan
Hingga kau anggap semua ini akan berakhir jua…
Lalu…. Apakah dengan air mata semua itu akan kembali
Atau dengan meratapi dan mengenang masa lalu
Membuat jiwamu kembali…..
Lalu akan berapa banyak air matamu kau tumpahkan
Dan berapa lama jiwamu kaubelenggu dengan masa lalu
Bukan….. bukan itu jalan yang terbaik sobat….
Kau harus bangkit…
Kau Harus tunjukan padanya
bahwa kaupun bisa bahagiaTanpa dia…
Aku yakin itu….. kau adalah wanita perkasa
Wanita yang tegar dalam menghadapi ini semua.
Jangan kau tengok kebelakang
Lihatlah kedepan…..
Karena disanalah kau gantungkan semua mimpi mimpi indahmu
Kau gantungkan semua harapanmu….
Hanya satu pintaku padamu sobat….
Lanjutkan hidupmu dengan lebih bijaksana lagi…
READ MORE - “Bangkitlah sahabat”
Aku Mengerti…..
Bahkan aku ikut merasakan kepedihan hatimu sobat
Ketika cinta harus berakhir di persimpangan jalan
Hingga kau anggap semua ini akan berakhir jua…
Lalu…. Apakah dengan air mata semua itu akan kembali
Atau dengan meratapi dan mengenang masa lalu
Membuat jiwamu kembali…..
Lalu akan berapa banyak air matamu kau tumpahkan
Dan berapa lama jiwamu kaubelenggu dengan masa lalu
Bukan….. bukan itu jalan yang terbaik sobat….
Kau harus bangkit…
Kau Harus tunjukan padanya
bahwa kaupun bisa bahagiaTanpa dia…
Aku yakin itu….. kau adalah wanita perkasa
Wanita yang tegar dalam menghadapi ini semua.
Jangan kau tengok kebelakang
Lihatlah kedepan…..
Karena disanalah kau gantungkan semua mimpi mimpi indahmu
Kau gantungkan semua harapanmu….
Hanya satu pintaku padamu sobat….
Lanjutkan hidupmu dengan lebih bijaksana lagi…
kata kata mutiara, bijak, lucu, romantis, cinta dan motivasi
====================================================
Agama menjadi sendi hidup, pengaruh menjadi penjaganya. Kalau tidak
bersendi, runtuhlah hidup dan kalau tidak berpenjaga, binasalah hayat.
Orang yang terhormat itu kehormatannya sendiri melarangnya berbuat jahat.
====================================================
Sesuatu yang baik, belum tentu benar. Sesuatu yang benar, belum tentu baik.
Sesuatu yang bagus, belum tentu berharga. Sesuatu yang berharga/berguna, belum tentu bagus.
====================================================
Kawan sejati ialah orang yang mencintaimu meskipun
telah mengenalmu dengan sebenar-benarnya iaitu baik dan burukmu.
Sabar adalah jalan keluar bagi orang yang tidak
bisa menemukan jalan keluar.
====================================================
Jagalah dirimu baik-baik, usahakanlah kemuliaannya, kerana engkau dipandang manusia bukan kerana rupa tetapi kesempurnaan budi dan adab -Nabi SAW
====================================================
Jangan tertarik kepada seseorang kerna parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya kerna kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, kerna hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah.
====================================================
Barangsiapa yang hari ini sama dengan kemarin, maka tertipulah dia, dan barangsiapa hari ini lebih jahat dari kelmarin, maka terkutuklah dia.
====================================================
Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan.
Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahsia dari masa muda yang abadi.
Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan.
Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan.
Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa
====================================================
Memang amat tinggi letaknya kebahagiaan. Namun kita harus menuju ke sana. Ada orang yang berputus asa berjalan ke arahnya lantaran disangkanya jalan ke sana amat sukar. Padahal mudah, kerana ia dimulai daripada dirinya sendiri -Said Mustafa
====================================================
Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat mewujudkan perselisihan.
Kata-kata yang kejam dapat menghancurkan suatu kehidupan.
Kata-kata yang diucapkan pada tempatnya dapat meredakan ketegangan.
Kata-kata yang penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkati.
====================================================
Harta yang paling menguntungkan ialah SABAR. Teman yang paling akrab adalah AMAL. Pengawal peribadi yang paling waspada DIAM. Bahasa yang paling manis SENYUM. Dan ibadah yang paling indah tentunya KHUSYUK.
====================================================
Hidup memerlukan pengorbananan. Pengorbanan memerlukan perjuangan. Perjuangan memerlukan ketabahan. Ketabahan memerlukan keyakinan. Keyakinan pula menentukan kejayaan. Kejayaan pula akan menentukan kebahagiaan.
====================================================
Kekayaan bukanlah satu dosa dan kecantikan bukanlah satu kesalahan. Oleh itu jika anda memiliki kedua-duanya janganlah anda lupa pada Yang Maha Berkuasa.
====================================================
Kegembiraan ibarat semburan pewangi, pabila kita memakainya semua akan dapat merasa keharumannya. Oleh itu berikanlah walau setitik kegembiraan yang anda miliki itu kepada teman anda.
====================================================
Penglihatan itu sebagai panah iblis yang berbisa, maka siapa yang mengelakkannya kerana takut padaKu, maka Aku akan menggantikannya dengan iman yang dirasakan manisnya dalam hati…
====================================================
Orang yang berkhianat selalu terhina. Kebahagiaan adalah haruman yang tidak boleh kamu semburkan kepada orang lain tanpa kamu sendiri mendapat beberapa titisan daripadanya -Emerson
====================================================
Selalu bayangkan diri anda di dalam kasut seseorang. Jika anda rasa ianya menyakitkan, fikirlah ia mungkin menyakitkan orang lain juga Nilai manusia adalah semahal nilai matlamatnya. – Marcus Aurelius
====================================================
Kepada kawan – Kesetiaan
Kepada musuh – Kemaafan
Kepada ketua – Khidmat
Kepada yang muda – Contoh terbaik
Kepada yang tua – Hargai budi mereka dan kesetiaan.
Kepada pasangan – Cinta dan ketaatan
Kepada manusia – Kebebasan
====================================================
Berfikir itu cahaya, kelalaian itu kegelapan, kejahilan itu kesesatan dan manusia yang paling hina ialah orang yang menganiaya orang bawahannya.
====================================================
Semulia-mulia manusia ialah siapa yang mempunyai adab, merendahkan diri ketika berkedudukan tinggi, memaafkan ketika berdaya membalas dan bersikap adil ketika kuat – Khalifah Abdul Malik bin Marwan
====================================================
Jangan tanya apa yang dibuat oleh negara untukmu, tapi tanyalah apa yang
boleh kamu buat untuk negara -Abraham Lincol
====================================================
Ciri orang yang beradab ialah dia sangat rajin dan suka belajar, dia tidak malu belajar daripada orang yang berkedudukan lebih rendah darinya – Confucius
====================================================
Setiap orang dapat mencapai kejayaan dalam hal apa saja, asalkan ia sangat menyukai pekerjaan yang dilakukan.
====================================================
Orang yang berbohong itu sentiasa ingin melarikan diri sedangkan tiada seorang pun yang mengejarnya namun orang yang benar itu berani seperti singa -Goethe
====================================================
kata kata mutiara, kata-kata bijak, lucu, romantis, cinta, islam dan motivasi
====================================================
Barangsiapa membawa berita tentang orang lain kepadamu, maka dia akan membawa berita tentang dirimu kepada orang lain.
====================================================
Jangan memberi makanan kepada orang lain yang anda sendiri tidak suka memakannya.
====================================================
Agama tidak pernah mengecewakan manusia. Tetapi manusia yang selalu mengecewakan agama.
====================================================
Setiap bunga mawar pasti ada durinya. Dari kesusahan itu akan diperolehi kesenangan dan kebahagiaan, seperti durian berduri kerana sedap isinya, kulit manggis pahit sebab manis di dalamnya dan bunga ros berduri kerana harum baunya
====================================================
Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik,
mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.
====================================================
Fikirkan permusuhan kita akan dimusuhi, fikirkan kebencian, kita akan dibenci. Tetapi sekiranya kita fikirkan kasih maka kita akan dikasihi. Ini adalah undang-undang alam. Kita menjadi seperti apa yang kita fikirkan
====================================================
Membalas kebaikan dengan kejahatan adalah perangai yang serendah-rendahnya. Membalas kejahatan dengan kejahatan, bukanlah perikemanusiaan. Membalas kebaikan dengan kebaikan adalah hal biasa. Membalas kejahatan dengan kebaikan adalah cita-cita kemanusiaan yang setingginya. Kita harus sanggup hidup untuk memberi cita-cita itu bertumbuh.
====================================================
Selalu bayangkan diri anda di dalam kasut seseorang. Jika anda rasa ianya menyakitkan, fikirlah ia mungkin menyakitkan orang lain juga
====================================================
Tiada siapa yang paling pandai dan paling bodoh di dunia ini kerana setiap yang pandai itu boleh menjadi bodoh dan setiap yang bodoh itu boleh menjadi pandai
====================================================
Nafsu mengatakan perempuan itu cantik atas dasar rupanya. Akal mengatakan perempuan itu cantik atas dasar ilmu dan kepintarannya. Dan hati mengatakan perempuan itu cantik atas dasar akhlaknya.
====================================================
Saya percaya, esok sudah tidak boleh mengubah apa yang berlaku hari ini, tetapi hari ini masih boleh mengubah apa yang akan terjadi pada hari esok.
====================================================
Memaafkan mungkin amat berat untuk diberikan kepada orang yang pernah melukai hati kita. Tetapi hanya dengan memberi memaafan kita akan dapat mengubati hati yang telah terluka. maaf yang diberi secara ikhlas umpama pisau bedah yang boleh membuang segala parut luka emosi
====================================================
Kasihkan manusia lepaskan dia kepada pilihan dan keputusannya kerana di situ tanda kita gembira melihat insan yang kita sayangi beroleh bahagia
====================================================
Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi. Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwa. Dalam kesempitan hidup ada kekuasaan ilmu.
====================================================
Kita tidak dapat meneruskan hidup dengan baik jika tidak dapat melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu.
====================================================
Orang bijaksana tidak sesekali duduk meratapi kegagalannya, tapi dengan
lapang hati mencari jalan bagaimana memulihkan kembali kerugian yang dideritainya.
====================================================
Pandanglah segala sesuatu dari kacamata oranglain. Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hari orang lain pula.
====================================================
Jembatan menjadi penghubung antara dua buah kampung, perkahwinan menjadi penghubung antara dua insan dan anak menjadi penghubung antara ibu dan ayah
====================================================
Pemimpin yang berjaya ialah orang yang boleh mengawal komunikasi dengan orang yang lebih atas daripadanya dan boleh mengawal komunikasi dengan orang yang lebih bawah daripadanya.
====================================================
Sesiapa yang tidak pernah merasai kepahitan tidak akan mengenal kemanisan. Dunia ini ibarat pentas. Kita adalah pelakonnya. Maka berlumba-lumbalah beramal supaya hidup bahagia di dunia dan akhirat.
====================================================
READ MORE - kata kata mutiara, bijak, lucu, romantis, cinta dan motivasi
Agama menjadi sendi hidup, pengaruh menjadi penjaganya. Kalau tidak
bersendi, runtuhlah hidup dan kalau tidak berpenjaga, binasalah hayat.
Orang yang terhormat itu kehormatannya sendiri melarangnya berbuat jahat.
====================================================
Sesuatu yang baik, belum tentu benar. Sesuatu yang benar, belum tentu baik.
Sesuatu yang bagus, belum tentu berharga. Sesuatu yang berharga/berguna, belum tentu bagus.
====================================================
Kawan sejati ialah orang yang mencintaimu meskipun
telah mengenalmu dengan sebenar-benarnya iaitu baik dan burukmu.
Sabar adalah jalan keluar bagi orang yang tidak
bisa menemukan jalan keluar.
====================================================
Jagalah dirimu baik-baik, usahakanlah kemuliaannya, kerana engkau dipandang manusia bukan kerana rupa tetapi kesempurnaan budi dan adab -Nabi SAW
====================================================
Jangan tertarik kepada seseorang kerna parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya kerna kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, kerna hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah.
====================================================
Barangsiapa yang hari ini sama dengan kemarin, maka tertipulah dia, dan barangsiapa hari ini lebih jahat dari kelmarin, maka terkutuklah dia.
====================================================
Kumpulan kata-kata mutiara
====================================================Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan.
Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahsia dari masa muda yang abadi.
Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan.
Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan.
Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa
====================================================
Memang amat tinggi letaknya kebahagiaan. Namun kita harus menuju ke sana. Ada orang yang berputus asa berjalan ke arahnya lantaran disangkanya jalan ke sana amat sukar. Padahal mudah, kerana ia dimulai daripada dirinya sendiri -Said Mustafa
====================================================
Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat mewujudkan perselisihan.
Kata-kata yang kejam dapat menghancurkan suatu kehidupan.
Kata-kata yang diucapkan pada tempatnya dapat meredakan ketegangan.
Kata-kata yang penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkati.
====================================================
Harta yang paling menguntungkan ialah SABAR. Teman yang paling akrab adalah AMAL. Pengawal peribadi yang paling waspada DIAM. Bahasa yang paling manis SENYUM. Dan ibadah yang paling indah tentunya KHUSYUK.
====================================================
Hidup memerlukan pengorbananan. Pengorbanan memerlukan perjuangan. Perjuangan memerlukan ketabahan. Ketabahan memerlukan keyakinan. Keyakinan pula menentukan kejayaan. Kejayaan pula akan menentukan kebahagiaan.
====================================================
Kekayaan bukanlah satu dosa dan kecantikan bukanlah satu kesalahan. Oleh itu jika anda memiliki kedua-duanya janganlah anda lupa pada Yang Maha Berkuasa.
====================================================
Kumpulan kata-kata mutiara
====================================================Kegembiraan ibarat semburan pewangi, pabila kita memakainya semua akan dapat merasa keharumannya. Oleh itu berikanlah walau setitik kegembiraan yang anda miliki itu kepada teman anda.
====================================================
Penglihatan itu sebagai panah iblis yang berbisa, maka siapa yang mengelakkannya kerana takut padaKu, maka Aku akan menggantikannya dengan iman yang dirasakan manisnya dalam hati…
====================================================
Orang yang berkhianat selalu terhina. Kebahagiaan adalah haruman yang tidak boleh kamu semburkan kepada orang lain tanpa kamu sendiri mendapat beberapa titisan daripadanya -Emerson
====================================================
Selalu bayangkan diri anda di dalam kasut seseorang. Jika anda rasa ianya menyakitkan, fikirlah ia mungkin menyakitkan orang lain juga Nilai manusia adalah semahal nilai matlamatnya. – Marcus Aurelius
====================================================
Kepada kawan – Kesetiaan
Kepada musuh – Kemaafan
Kepada ketua – Khidmat
Kepada yang muda – Contoh terbaik
Kepada yang tua – Hargai budi mereka dan kesetiaan.
Kepada pasangan – Cinta dan ketaatan
Kepada manusia – Kebebasan
====================================================
Berfikir itu cahaya, kelalaian itu kegelapan, kejahilan itu kesesatan dan manusia yang paling hina ialah orang yang menganiaya orang bawahannya.
====================================================
Semulia-mulia manusia ialah siapa yang mempunyai adab, merendahkan diri ketika berkedudukan tinggi, memaafkan ketika berdaya membalas dan bersikap adil ketika kuat – Khalifah Abdul Malik bin Marwan
====================================================
Jangan tanya apa yang dibuat oleh negara untukmu, tapi tanyalah apa yang
boleh kamu buat untuk negara -Abraham Lincol
====================================================
Ciri orang yang beradab ialah dia sangat rajin dan suka belajar, dia tidak malu belajar daripada orang yang berkedudukan lebih rendah darinya – Confucius
====================================================
Setiap orang dapat mencapai kejayaan dalam hal apa saja, asalkan ia sangat menyukai pekerjaan yang dilakukan.
====================================================
Orang yang berbohong itu sentiasa ingin melarikan diri sedangkan tiada seorang pun yang mengejarnya namun orang yang benar itu berani seperti singa -Goethe
====================================================
kata kata mutiara, kata-kata bijak, lucu, romantis, cinta, islam dan motivasi
====================================================
Barangsiapa membawa berita tentang orang lain kepadamu, maka dia akan membawa berita tentang dirimu kepada orang lain.
====================================================
Jangan memberi makanan kepada orang lain yang anda sendiri tidak suka memakannya.
====================================================
Agama tidak pernah mengecewakan manusia. Tetapi manusia yang selalu mengecewakan agama.
====================================================
Setiap bunga mawar pasti ada durinya. Dari kesusahan itu akan diperolehi kesenangan dan kebahagiaan, seperti durian berduri kerana sedap isinya, kulit manggis pahit sebab manis di dalamnya dan bunga ros berduri kerana harum baunya
====================================================
Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik,
mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.
====================================================
Fikirkan permusuhan kita akan dimusuhi, fikirkan kebencian, kita akan dibenci. Tetapi sekiranya kita fikirkan kasih maka kita akan dikasihi. Ini adalah undang-undang alam. Kita menjadi seperti apa yang kita fikirkan
====================================================
Kumpulan kata-kata mutiara 2010
====================================================Membalas kebaikan dengan kejahatan adalah perangai yang serendah-rendahnya. Membalas kejahatan dengan kejahatan, bukanlah perikemanusiaan. Membalas kebaikan dengan kebaikan adalah hal biasa. Membalas kejahatan dengan kebaikan adalah cita-cita kemanusiaan yang setingginya. Kita harus sanggup hidup untuk memberi cita-cita itu bertumbuh.
====================================================
Selalu bayangkan diri anda di dalam kasut seseorang. Jika anda rasa ianya menyakitkan, fikirlah ia mungkin menyakitkan orang lain juga
====================================================
Tiada siapa yang paling pandai dan paling bodoh di dunia ini kerana setiap yang pandai itu boleh menjadi bodoh dan setiap yang bodoh itu boleh menjadi pandai
====================================================
Nafsu mengatakan perempuan itu cantik atas dasar rupanya. Akal mengatakan perempuan itu cantik atas dasar ilmu dan kepintarannya. Dan hati mengatakan perempuan itu cantik atas dasar akhlaknya.
====================================================
Saya percaya, esok sudah tidak boleh mengubah apa yang berlaku hari ini, tetapi hari ini masih boleh mengubah apa yang akan terjadi pada hari esok.
====================================================
Memaafkan mungkin amat berat untuk diberikan kepada orang yang pernah melukai hati kita. Tetapi hanya dengan memberi memaafan kita akan dapat mengubati hati yang telah terluka. maaf yang diberi secara ikhlas umpama pisau bedah yang boleh membuang segala parut luka emosi
====================================================
Kumpulan kata-kata mutiara 2010
====================================================Kasihkan manusia lepaskan dia kepada pilihan dan keputusannya kerana di situ tanda kita gembira melihat insan yang kita sayangi beroleh bahagia
====================================================
Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi. Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwa. Dalam kesempitan hidup ada kekuasaan ilmu.
====================================================
Kita tidak dapat meneruskan hidup dengan baik jika tidak dapat melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu.
====================================================
Orang bijaksana tidak sesekali duduk meratapi kegagalannya, tapi dengan
lapang hati mencari jalan bagaimana memulihkan kembali kerugian yang dideritainya.
====================================================
Pandanglah segala sesuatu dari kacamata oranglain. Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hari orang lain pula.
====================================================
Jembatan menjadi penghubung antara dua buah kampung, perkahwinan menjadi penghubung antara dua insan dan anak menjadi penghubung antara ibu dan ayah
====================================================
Pemimpin yang berjaya ialah orang yang boleh mengawal komunikasi dengan orang yang lebih atas daripadanya dan boleh mengawal komunikasi dengan orang yang lebih bawah daripadanya.
====================================================
Sesiapa yang tidak pernah merasai kepahitan tidak akan mengenal kemanisan. Dunia ini ibarat pentas. Kita adalah pelakonnya. Maka berlumba-lumbalah beramal supaya hidup bahagia di dunia dan akhirat.
====================================================
Persahabatan
Dingin menggigit. Pepohonan meringis tertutup kabut tipis. Rumah-rumah monyong memperlihatkan kelesuannya karena telah terpukul hujan seharian. Aneka sampah : plastik, daun, ranting tua, batang pohon, lumpur, mengapung di jalanan terbawa oleh air dari selokan. Hujan lebat sejak pagi, baru reda selepas Isya. Lampu-lampu lima watt kerlap-kerlip enggan menyinari kegelapan. Tapi langit cerah bertabur gemintang. Sebuah meteor melintas melepaskan semburannya di langit kelam. Setelah hujan seharian. Memang, jika dipikirkan lebih mendalam, bagi orang yang mau berpikir jernih sebentar saja, betapa, alam selalu tampak indah dalam keadaan apa pun.
Dua orang lelaki, petugas ronda, Sur dan Yos duduk-duduk di tepi pos ronda. Di depan pos ronda api berkobar menari, membakar dingin dengan hangatnya. Di pinggirnya, tergolek jagung bakar yang masih mengepulkan asap. Juga ada ubi bakar. Mereka begitu lepas mengunyah makanan yang biasa di makan oleh para petugas ronda malam. Dua gelas kopi panas membunuh kantuk yang suntuk. Mereka masih berada di dalam balutan sarung murung karena basah oleh kelembaban.
Selidik punya selidik, mereka sedang membicarakan Roy, seorang calon wali kota.
“Betapa, kita sangat mendambakan terpilihnya seorang pemimpin yang benar-benar pemimpin.” Kata Sur.
“Hhh… Betapa, kita tidak akan menemukannya. Mulut sering berbeda dengan tingkah. Betapa, kita telah banyak keliru dalam menilai seseorang…”
“Tapi… Roy lain, kawan.”
“Lain?”
“Ia teman kita. Pernah satu kampung dengan kita. Satu permainan ketika masih kecil. Ah, beruntung sekali, ia punya orang tua kaya raya, dikuliahkan, dan sekarang… berani mencalonkan diri menjadi walikota. Bukankah Kita sering mendengar dan membaca berita di koran-koran, ia selalu basah kuyup kehujanan, membawa beberapa bungkus sembako yang akan dibagikan kepada orang-orang kurang mampu?. Ia sungguh calon walikota yang pantas kita pilih, betul?”
“Ha..ha..ha.. kenapa pula si Roy berani mencalonkan diri menjadi walikota. Yang aku khawatirkan bukan dia, tapi istrinya. “
“Heh, kamu terlalu khawatir, kawan. Zaman sudah berubah. Wanita-wanita sudah modern!”
“Ayo kita keliling dulu. Cuaca seperti ini bisa dimanfaatkan oleh maling sialan!”
Lantas, mereka berkeliling patroli ke pinggiran perkampungan. Sepanjang keliling Yos memukul kentongan dengan irama dan ritme yang sama. Mereka juga berbincang macam-macam. Sur menganggap pemerintah sering memperlihatkan tindakan-tindakan aneh, bodoh dan membodohkan, juga mengada-ada.
“Apa benar, seperti itu, kawan?” Tanya Yos.
“Buka mata, dong!” Sur mendelik. “Jangan sok bodoh. Pemerintah telah menjadi orang yang merasa paling benar. Setuju? Tempo hari, rumah kita ditempeli nomor, harus bayar tujuh ribu, gila bukan? Siapa yang suruh? Tidak ada undang-undangnya itu…”
“Tapi… kau membayarnya, bukan?”
Sur mengangguk. Cemberut.
“Ha..ha..ha..!”
“Ha..ha..ha..!”
“Kenapa..?!”
“Tentang ketololan kita..”
“Ha..ha..ha.. Aku berutang kepadamu, kawan.”
“Tentang?!”
“Kejujuran… Kejujuran itu…”
“Heh, berapa rupiah akan kamu bayar?”
“Aku akan membayarnya dengan kepercayaan. Percayalah kepadaku, tidak akan kuceritakan obrolan kita ini kepada Pak Lurah juga kepada para pegawai kelurahan lainnya. Kamu aman, kawan!”
Anda pasti bisa menerka. seketika juga tubuh Sur yang besar dan gagah itu mengecil, kepalanya menunduk lesu, wajahnya perot tiada ampun. Beberapa menit lalu, ia yang tampak gagah berani itu telah berubah menjadi hewan dungu, mengibas-ngibaskan tangan tak karuan. Betapa… sebuah kepercayaan telah menikam dirinya.
“Aaku…Ppercaya…K..kepadamu, kawan!” Ucap Sur rintih, terbata-bata.
***
“Ayo Roy, lemparkan bolanya!” anak kecil itu basah kuyup. Bajunya penuh lumpur.
“Ini Sur!” Roy melemparkan bola ke arah Sur. Ditengah guyuran hujan, Sur menggiring bola. Lawan-lawanya lebih kecil ukuran badannya, tak berani menjegalnya dari depan. Ia tinggal berhadapan dengan penjaga gawang lawan. Kemenangan sudah didepan mata. Ketika bola akan ditendang, seorang pemain lawan menjegal Sur dari belakang. Berani betul dia! Pikir Sur. Ia jatuh telungkup diatas lapangan merah yang tergenang air.
“Kau curang!” Roy dan kawan-kawannya menghampiri si penjengal. Mereka mendorongnya. Terjadinya keributan kecil. Beberapa penonton merasa terusik.
“Mau berkelahi? Jangan disini, sana diatas ring tinju!” Bentak Pak Siru, wasit yang meminpin pertandingan bola sepak. Anak-anak takut kepadanya, ia seorang tentara. “Ayo lanjutkan!”
“Kita dirugikan!” Kata Roy seusai pertandingan.
“Dasar Pak Siru, berat sebelah!” Kata teman-temannya.
“Pantas saja berat sebelah, dia kan pamannya si Bun.”
“O, pantas si Bun itu berani mengganjalku.”
Mereka membersihkan diri di kolam milik Wak Haji Kusmin. Pikir mereka, Wak Haji Kusmin yang galak itu mana berani hujan-hujanan mengejar mereka. Tangan jahil anak-anak pun menyambara beberapa buah jambu kluthuk di pinggir kolam. Air kolam semakin keruh. Mereka mandi sambil salto-salto. Esoknya, Wak Haji Kusmin memberitahukan perbuatan anak-anak usil itu kepada orang tua mereka. Roy dijewer telinganya oleh bapaknya. Sur dipukul kakinya. Semua mendapat balasan yang setimpal atas perbuatanya.
***
Sudah pasti dia akan selalu mengingatku! Pikir Sur. Mana mungkin si Roy melupakan masa kecilnya. Dia sering tidur bersamaku. Aku begitu yakin, dia akan selalu mengingatku, bahkan bisa jadi selalu mengenang masa kecil itu.
Sur bergegas memotong jalan. Langit sudah mulai memperlihatkan kesedihannya. Di dalam batok kepalanya tersimpan Mun, istrinya yang dirawat di rumah sakit. Butuh biaya sekitar empat juta, Mun harus dioperasi, tumor menyerang payudaranya. Kambing peliharaannya ia jual, tapi terlalu murah untuk biaya operasi. Ia sempat meminta bantuan kepada Yos. Apa boleh dikata, kondisi Yos akhir-akhir ini sedang pailit. Sudah dua minggu pabrik batakonya tidak berproduksi. Yos selalu menggunakan uangnya untuk mencicil kreditan motor.
Yang ada dalam pikiran Sur adalah Roy, teman kecilnya yang telah menjadi seorang walikota.
Ah, mana mungkin si Roy melupakan teman baiknya. Tapi… Bagaimana kalau dia telah lupa? Tidak… dia bukan pelupa! Sur memastikan.
Di depan rumah dinas ia tertegun. Keberanian itu mulai luntur. Ia takut sekedar untuk menapaki halamannya sekali pun. Jangan-jangan… dia sudah tidak mengenalku? Bukankah sudah sekitan lama aku tidak bertemu dengannya, sejak dia pindah ke Jakarta? Sur gamang. Tapi, istriku?
Kakinya menginjak halaman rumah penuh keraguan. Hari itu telah sore. Halaman rumah dinas begitu asri dengan beberapa bunga warna-warni. Sebuah mobil mewah mengkilap menertawakan sikap Sur. Beberapa menit lamanya, Sur tertegun di depan pintu. Ia takut sekedar untuk mengetuknya.
Lebih baik aku urungkan saja! Batin Sur. Tapi ia mengetuk pintu juga, pelan sekali, tanpa ritme yang pasti, tangan Sur penuh gemetaran.
Seorang lelaki, tua, tapi wajahnya sopan menandakan bahwa ia seorang halus, tidak senang berdebat, membuka pintu.
“Ada apa, pak?”
“Pak walikota ada?” Di dalam hatinya Sur mengharapkan… Roy tidak ada.
“O, ayo silahkan masuk, pak!” orang itu membimbing Sur memasuki rumah dinas. “Tunggu sebentar, saya akan panggil dulu bapaknya!”
Betapa besar ruangan dinas. Perabotan lengkap, tertata secara apik dan bersih. Tidak ada sebutir debu pun menempel. Sur… begitu kecil didalamnya.
***
“Pakai saja pensilku, Sur!” kata Roy sambil memberikan sebuah pensil.
Tanpa pikir panjang Sur langsung menyambarnya. Sebentar lagi bel tanda masuk akan berbunyi. Ulangan umum siap mereka hadapi.
Di hari perpisahan kelas Sur baru bisa mengembalikan pensil milik Roy.
“Ini pensilmu. Maafkan, aku baru bisa mengembalikannya hari ini!”
“Kamu ini… ada-ada saja.” Mereka berangkulan. “Terima kasih Sur. Selama ini kita sudah saling memperhatikan…”
“Selanjutnya, kamu mau kemana, Roy?”
“Aku akan pergi ke Jakarta, tinggal bersama kakak. Melanjutkan sekolah disana.”
“Wuihh… hebat kamu ini Roy. Kakakmu kerja kantoran, ya?”
“Entahlah.” Roy menggeleng. “Kamu sendiri, bagaimana?”
“Aku rasa kemampuan orang uaku sudah cukup menyekolahkan aku sampai SMP ini. Tapi… siapa tahu, bukankah manusia selalu memiliki rencana?!”
Sejak saat itu mereka berpisah. Tidak pernah bertemu lagi.
***
Roy didampingi oleh seorang wanita berjalan agak lambat. Ia memakai kimono. Wajahnya terlihat mulai kusut. Tampaknya kelelahan. Ada rasa kantuk terpancar di kedua kelopak matanya.
Sudah tiga puluh tahun lebih Roy! Pikir Sur.
Roy bersama istrinya duduk di atas sofa berhadapan dengan Sur.
“Ada keperluan apa, pak. Sore-sore begini menemui saya?” Tanya Roy sambil merentangkan tangannya ke sandaran sofa.
“Roy… aku mau minta bantuan!” Bisik Sur dalam hati. Tapi ia tidak sanggup mengucapkannya. Ada istri Roy. “Ssaya mau menjual sebidang tanah, pak wali!” Itu keluar dari mulutnya. Hhh… benar juga, kau sudah tidak mengenali aku lagi Roy. Memang sudah terlalu lama. Tiga puluh tahun lebih, sejak perpisahan itu. Segalanya telah berubah! Pikir Sur.
“Ha..ha..ha.. pak..pak.. ada-ada saja, bapak ini!” Roy melirik kepada istrinya. “Mah, tolong ambilkan dompet bapak di kamar..!” istrinya bergerak. Sedangkan Roy menatap wajah Sur. Ia melirik-lirik, kemudian berkata, “Ha..ha..ha.. sudah tiga puluh tahun lebih ya, Sur?”
“Apa?!” Sur kaget.
“Ah, kau mulai pikun rupanya..” kata Roy kereng. “Sur.. Sur… kamu masih seperti dulu. Dasar kamu ini!” Roy menepuk bahu Sur.
O, Tuhan ternyata dia masih mengenaliku. Gumam Sur dalam hati.
Istri Roy datang.
“Mau kamu jual berapa sebidang tanah itu, pak?” Tanya Roy seketika wajahnya berubah.
“Bukan itu maksud kedatanganku ke sini, Roy..” Sur tidak mengucapkannya, ia menatap istri Roy, ia tidak mau mengecewakan Roy.
“Sepuluh are, pak!”
“Ya, sudah. Besok salah seorang pegawaiku akan datang ke rumahmu. Hmm… sepuluh juta, bagaimana? Dan ini uang mukanya, dua juta rupiah. Cukup kan?” Roy memberikan uang kepada Sur. “Ayo mah!” Roy dan istrinya meninggalkan Sur, hilang di balik pintu. Ketika Sur masih duduk melongo sambil memegang dua gepok uang, masing-masing sebesar satu juta.
Sur meninggalkan rumah dinas, lesu, ia mengusap wajah, sampai beberapa kali.
Esok harinya, istri Sur jadi di operasi. Sebidang tanah, tabungan di masa depan itu telah dilunasi oleh salah seorang pegawai Roy. Ditangannya, Sur memegang uang sisa operasi sebanyak enam juta.
Malamnya, Yos datang ke rumah Sur mau meminta bantuan. Yos perlu tambahan modal untuk mengembalikan kegiatan perusahaannya, memproduksi batako. Uang, sebesar lima juta rupiah. Sur memberikannya kepada Yos. Tidak… aku tidak mau kehilangan segalanya. Minimal persahabatanku dengan Yos…! Pikir Sur.
“Ini ambil… Kamu merupakan hartaku ,kawan!”
Yos mengambil uang yang tergeletak di atas meja.
” Hmm… betapa sulitnya bagi kita hanya sekedar untuk memiliki pemimpin yang benar-benar pemimpin, ya?” Kata Yos.
” Ya… tapi Roy, lain kawan!”
” Lain?”
” Dia sahabat kita, sejak kecil. Jangan pernah melupakan itu!”
READ MORE - Persahabatan
Dua orang lelaki, petugas ronda, Sur dan Yos duduk-duduk di tepi pos ronda. Di depan pos ronda api berkobar menari, membakar dingin dengan hangatnya. Di pinggirnya, tergolek jagung bakar yang masih mengepulkan asap. Juga ada ubi bakar. Mereka begitu lepas mengunyah makanan yang biasa di makan oleh para petugas ronda malam. Dua gelas kopi panas membunuh kantuk yang suntuk. Mereka masih berada di dalam balutan sarung murung karena basah oleh kelembaban.
Selidik punya selidik, mereka sedang membicarakan Roy, seorang calon wali kota.
“Betapa, kita sangat mendambakan terpilihnya seorang pemimpin yang benar-benar pemimpin.” Kata Sur.
“Hhh… Betapa, kita tidak akan menemukannya. Mulut sering berbeda dengan tingkah. Betapa, kita telah banyak keliru dalam menilai seseorang…”
“Tapi… Roy lain, kawan.”
“Lain?”
“Ia teman kita. Pernah satu kampung dengan kita. Satu permainan ketika masih kecil. Ah, beruntung sekali, ia punya orang tua kaya raya, dikuliahkan, dan sekarang… berani mencalonkan diri menjadi walikota. Bukankah Kita sering mendengar dan membaca berita di koran-koran, ia selalu basah kuyup kehujanan, membawa beberapa bungkus sembako yang akan dibagikan kepada orang-orang kurang mampu?. Ia sungguh calon walikota yang pantas kita pilih, betul?”
“Ha..ha..ha.. kenapa pula si Roy berani mencalonkan diri menjadi walikota. Yang aku khawatirkan bukan dia, tapi istrinya. “
“Heh, kamu terlalu khawatir, kawan. Zaman sudah berubah. Wanita-wanita sudah modern!”
“Ayo kita keliling dulu. Cuaca seperti ini bisa dimanfaatkan oleh maling sialan!”
Lantas, mereka berkeliling patroli ke pinggiran perkampungan. Sepanjang keliling Yos memukul kentongan dengan irama dan ritme yang sama. Mereka juga berbincang macam-macam. Sur menganggap pemerintah sering memperlihatkan tindakan-tindakan aneh, bodoh dan membodohkan, juga mengada-ada.
“Apa benar, seperti itu, kawan?” Tanya Yos.
“Buka mata, dong!” Sur mendelik. “Jangan sok bodoh. Pemerintah telah menjadi orang yang merasa paling benar. Setuju? Tempo hari, rumah kita ditempeli nomor, harus bayar tujuh ribu, gila bukan? Siapa yang suruh? Tidak ada undang-undangnya itu…”
“Tapi… kau membayarnya, bukan?”
Sur mengangguk. Cemberut.
“Ha..ha..ha..!”
“Ha..ha..ha..!”
“Kenapa..?!”
“Tentang ketololan kita..”
“Ha..ha..ha.. Aku berutang kepadamu, kawan.”
“Tentang?!”
“Kejujuran… Kejujuran itu…”
“Heh, berapa rupiah akan kamu bayar?”
“Aku akan membayarnya dengan kepercayaan. Percayalah kepadaku, tidak akan kuceritakan obrolan kita ini kepada Pak Lurah juga kepada para pegawai kelurahan lainnya. Kamu aman, kawan!”
Anda pasti bisa menerka. seketika juga tubuh Sur yang besar dan gagah itu mengecil, kepalanya menunduk lesu, wajahnya perot tiada ampun. Beberapa menit lalu, ia yang tampak gagah berani itu telah berubah menjadi hewan dungu, mengibas-ngibaskan tangan tak karuan. Betapa… sebuah kepercayaan telah menikam dirinya.
“Aaku…Ppercaya…K..kepadamu, kawan!” Ucap Sur rintih, terbata-bata.
***
“Ayo Roy, lemparkan bolanya!” anak kecil itu basah kuyup. Bajunya penuh lumpur.
“Ini Sur!” Roy melemparkan bola ke arah Sur. Ditengah guyuran hujan, Sur menggiring bola. Lawan-lawanya lebih kecil ukuran badannya, tak berani menjegalnya dari depan. Ia tinggal berhadapan dengan penjaga gawang lawan. Kemenangan sudah didepan mata. Ketika bola akan ditendang, seorang pemain lawan menjegal Sur dari belakang. Berani betul dia! Pikir Sur. Ia jatuh telungkup diatas lapangan merah yang tergenang air.
“Kau curang!” Roy dan kawan-kawannya menghampiri si penjengal. Mereka mendorongnya. Terjadinya keributan kecil. Beberapa penonton merasa terusik.
“Mau berkelahi? Jangan disini, sana diatas ring tinju!” Bentak Pak Siru, wasit yang meminpin pertandingan bola sepak. Anak-anak takut kepadanya, ia seorang tentara. “Ayo lanjutkan!”
“Kita dirugikan!” Kata Roy seusai pertandingan.
“Dasar Pak Siru, berat sebelah!” Kata teman-temannya.
“Pantas saja berat sebelah, dia kan pamannya si Bun.”
“O, pantas si Bun itu berani mengganjalku.”
Mereka membersihkan diri di kolam milik Wak Haji Kusmin. Pikir mereka, Wak Haji Kusmin yang galak itu mana berani hujan-hujanan mengejar mereka. Tangan jahil anak-anak pun menyambara beberapa buah jambu kluthuk di pinggir kolam. Air kolam semakin keruh. Mereka mandi sambil salto-salto. Esoknya, Wak Haji Kusmin memberitahukan perbuatan anak-anak usil itu kepada orang tua mereka. Roy dijewer telinganya oleh bapaknya. Sur dipukul kakinya. Semua mendapat balasan yang setimpal atas perbuatanya.
***
Sudah pasti dia akan selalu mengingatku! Pikir Sur. Mana mungkin si Roy melupakan masa kecilnya. Dia sering tidur bersamaku. Aku begitu yakin, dia akan selalu mengingatku, bahkan bisa jadi selalu mengenang masa kecil itu.
Sur bergegas memotong jalan. Langit sudah mulai memperlihatkan kesedihannya. Di dalam batok kepalanya tersimpan Mun, istrinya yang dirawat di rumah sakit. Butuh biaya sekitar empat juta, Mun harus dioperasi, tumor menyerang payudaranya. Kambing peliharaannya ia jual, tapi terlalu murah untuk biaya operasi. Ia sempat meminta bantuan kepada Yos. Apa boleh dikata, kondisi Yos akhir-akhir ini sedang pailit. Sudah dua minggu pabrik batakonya tidak berproduksi. Yos selalu menggunakan uangnya untuk mencicil kreditan motor.
Yang ada dalam pikiran Sur adalah Roy, teman kecilnya yang telah menjadi seorang walikota.
Ah, mana mungkin si Roy melupakan teman baiknya. Tapi… Bagaimana kalau dia telah lupa? Tidak… dia bukan pelupa! Sur memastikan.
Di depan rumah dinas ia tertegun. Keberanian itu mulai luntur. Ia takut sekedar untuk menapaki halamannya sekali pun. Jangan-jangan… dia sudah tidak mengenalku? Bukankah sudah sekitan lama aku tidak bertemu dengannya, sejak dia pindah ke Jakarta? Sur gamang. Tapi, istriku?
Kakinya menginjak halaman rumah penuh keraguan. Hari itu telah sore. Halaman rumah dinas begitu asri dengan beberapa bunga warna-warni. Sebuah mobil mewah mengkilap menertawakan sikap Sur. Beberapa menit lamanya, Sur tertegun di depan pintu. Ia takut sekedar untuk mengetuknya.
Lebih baik aku urungkan saja! Batin Sur. Tapi ia mengetuk pintu juga, pelan sekali, tanpa ritme yang pasti, tangan Sur penuh gemetaran.
Seorang lelaki, tua, tapi wajahnya sopan menandakan bahwa ia seorang halus, tidak senang berdebat, membuka pintu.
“Ada apa, pak?”
“Pak walikota ada?” Di dalam hatinya Sur mengharapkan… Roy tidak ada.
“O, ayo silahkan masuk, pak!” orang itu membimbing Sur memasuki rumah dinas. “Tunggu sebentar, saya akan panggil dulu bapaknya!”
Betapa besar ruangan dinas. Perabotan lengkap, tertata secara apik dan bersih. Tidak ada sebutir debu pun menempel. Sur… begitu kecil didalamnya.
***
“Pakai saja pensilku, Sur!” kata Roy sambil memberikan sebuah pensil.
Tanpa pikir panjang Sur langsung menyambarnya. Sebentar lagi bel tanda masuk akan berbunyi. Ulangan umum siap mereka hadapi.
Di hari perpisahan kelas Sur baru bisa mengembalikan pensil milik Roy.
“Ini pensilmu. Maafkan, aku baru bisa mengembalikannya hari ini!”
“Kamu ini… ada-ada saja.” Mereka berangkulan. “Terima kasih Sur. Selama ini kita sudah saling memperhatikan…”
“Selanjutnya, kamu mau kemana, Roy?”
“Aku akan pergi ke Jakarta, tinggal bersama kakak. Melanjutkan sekolah disana.”
“Wuihh… hebat kamu ini Roy. Kakakmu kerja kantoran, ya?”
“Entahlah.” Roy menggeleng. “Kamu sendiri, bagaimana?”
“Aku rasa kemampuan orang uaku sudah cukup menyekolahkan aku sampai SMP ini. Tapi… siapa tahu, bukankah manusia selalu memiliki rencana?!”
Sejak saat itu mereka berpisah. Tidak pernah bertemu lagi.
***
Roy didampingi oleh seorang wanita berjalan agak lambat. Ia memakai kimono. Wajahnya terlihat mulai kusut. Tampaknya kelelahan. Ada rasa kantuk terpancar di kedua kelopak matanya.
Sudah tiga puluh tahun lebih Roy! Pikir Sur.
Roy bersama istrinya duduk di atas sofa berhadapan dengan Sur.
“Ada keperluan apa, pak. Sore-sore begini menemui saya?” Tanya Roy sambil merentangkan tangannya ke sandaran sofa.
“Roy… aku mau minta bantuan!” Bisik Sur dalam hati. Tapi ia tidak sanggup mengucapkannya. Ada istri Roy. “Ssaya mau menjual sebidang tanah, pak wali!” Itu keluar dari mulutnya. Hhh… benar juga, kau sudah tidak mengenali aku lagi Roy. Memang sudah terlalu lama. Tiga puluh tahun lebih, sejak perpisahan itu. Segalanya telah berubah! Pikir Sur.
“Ha..ha..ha.. pak..pak.. ada-ada saja, bapak ini!” Roy melirik kepada istrinya. “Mah, tolong ambilkan dompet bapak di kamar..!” istrinya bergerak. Sedangkan Roy menatap wajah Sur. Ia melirik-lirik, kemudian berkata, “Ha..ha..ha.. sudah tiga puluh tahun lebih ya, Sur?”
“Apa?!” Sur kaget.
“Ah, kau mulai pikun rupanya..” kata Roy kereng. “Sur.. Sur… kamu masih seperti dulu. Dasar kamu ini!” Roy menepuk bahu Sur.
O, Tuhan ternyata dia masih mengenaliku. Gumam Sur dalam hati.
Istri Roy datang.
“Mau kamu jual berapa sebidang tanah itu, pak?” Tanya Roy seketika wajahnya berubah.
“Bukan itu maksud kedatanganku ke sini, Roy..” Sur tidak mengucapkannya, ia menatap istri Roy, ia tidak mau mengecewakan Roy.
“Sepuluh are, pak!”
“Ya, sudah. Besok salah seorang pegawaiku akan datang ke rumahmu. Hmm… sepuluh juta, bagaimana? Dan ini uang mukanya, dua juta rupiah. Cukup kan?” Roy memberikan uang kepada Sur. “Ayo mah!” Roy dan istrinya meninggalkan Sur, hilang di balik pintu. Ketika Sur masih duduk melongo sambil memegang dua gepok uang, masing-masing sebesar satu juta.
Sur meninggalkan rumah dinas, lesu, ia mengusap wajah, sampai beberapa kali.
Esok harinya, istri Sur jadi di operasi. Sebidang tanah, tabungan di masa depan itu telah dilunasi oleh salah seorang pegawai Roy. Ditangannya, Sur memegang uang sisa operasi sebanyak enam juta.
Malamnya, Yos datang ke rumah Sur mau meminta bantuan. Yos perlu tambahan modal untuk mengembalikan kegiatan perusahaannya, memproduksi batako. Uang, sebesar lima juta rupiah. Sur memberikannya kepada Yos. Tidak… aku tidak mau kehilangan segalanya. Minimal persahabatanku dengan Yos…! Pikir Sur.
“Ini ambil… Kamu merupakan hartaku ,kawan!”
Yos mengambil uang yang tergeletak di atas meja.
” Hmm… betapa sulitnya bagi kita hanya sekedar untuk memiliki pemimpin yang benar-benar pemimpin, ya?” Kata Yos.
” Ya… tapi Roy, lain kawan!”
” Lain?”
” Dia sahabat kita, sejak kecil. Jangan pernah melupakan itu!”