Saat ku menengok FaceBook selalu membangkitkan kenangan masa lalu. Entah kenangan pahit atau kenangan manis. Dan hari ini seperti biasa aku membuka Facebook. Kepenatan hari kemarin menurunkan semangat kerjaku. Akahirnya kutinggalkan setumpuk design drawing diatas meja dan mulai berseluncur kedunia maya.
Berbalas status dengan teman, membawaku pada sebuah nama dari teman bersama. Entah kenapa sekilas bayangan itu akhirnya memenuhi kepalaku. Seseorang dari masa lalu yang aku ingin melupakannya. Tapi ternyata aku tak bisa sepenuhnya melupakannya. Selalu ada benang merah yang berusaha untuk menghubungkan aku dengannya.
Teringat sebuah telepon saat aku masih diterminal menunggu dijemput oleh kakak. Telepon ini berasal dari seorang perempuan yang menganggapku sebagai kakak. Inka namanya.
" Joe, apa kamu jadi pulang hari ini?" suara diseberang memulai percakapan
" Iya.., memang ada apa?"
" Kudengar Niken juga pulang hari ini."
" Ooohh.." aku menyahut pelan. Suaraku tertahan di tenggorokan.
" Aku ingin melupakan masa lalu.." kataku sambil menghela nafas panjang.
(Suara tawa tergelak diseberang sana.)
" Kak Joe.. kak Joe.. kamu memang bisa saja.."
(Tawanya bening menghiburku. Perasaan sedih yang baru saja lewat menguap karenanya.)
" Jika tak bisa berharap orang lain yang berlalu, kita yang harus berlalu kan dik.."
" Benar kak.." kembali beningnya suara itu menghiburku.
" Truss, kakak siapa yang menjemput diterminal?"
" Nanti kakak aku yang menjemput..!!"
" Ya sudah, hati-hati ya.. nanti klo sudah nyampe rumah kabari biar aku main kerumah."
" Insya Allah, ooh iya kamu tau klo niken pulang naik bus dari mana?"
" Ohh, kemarin kan dia sms aku klo mau pulang jg. Kita kan sekarang tetanggaan kak, tapi jangan khawatir kak, aku ngaa cerita kok klo kenal kakak."
" Thanks yow.."
" Ok, jangan lupa kabari aku klo sudah nyampe rumah."
" Siepp.. klo ngaa lupa!!"
Perasaan biru, ketika Inka menututup teleponnya.
Niken nama perempuan itu. Perempuan yang sangat ingin dilupakannya. Menoreh luka. Mematahkan kuncup bunga dihatinya yang baru mekar. Padahal dulu mereka bersahabat, bahkan seperti sepasang kekasih.
Masih tidak bisa dilupakannya ketika dia mengetahui kenyataan bahwa Niken telah menghancurkan impiannya untuk hidup bersamanya.
Ach.. mungkin dia memang belum berjodoh denganku. Ada sisi batinku yang mencoba untuk mengingatkan, agar diriku tak terpuruk dalam kesedihan lagi.
Tapi dia lebih memelih untuk pergi..
Niken.. dan tiba-tiba muncul nama itu kembali hadir..
Buru-buru kututup FaceBookku, aku tak ingin melihatnya lagi..
Cikarang, 16 September 2011
HaNz UkhitaShiwa
http://dodotkecil.blogspot.com/
Berbalas status dengan teman, membawaku pada sebuah nama dari teman bersama. Entah kenapa sekilas bayangan itu akhirnya memenuhi kepalaku. Seseorang dari masa lalu yang aku ingin melupakannya. Tapi ternyata aku tak bisa sepenuhnya melupakannya. Selalu ada benang merah yang berusaha untuk menghubungkan aku dengannya.
Teringat sebuah telepon saat aku masih diterminal menunggu dijemput oleh kakak. Telepon ini berasal dari seorang perempuan yang menganggapku sebagai kakak. Inka namanya.
" Joe, apa kamu jadi pulang hari ini?" suara diseberang memulai percakapan
" Iya.., memang ada apa?"
" Kudengar Niken juga pulang hari ini."
" Ooohh.." aku menyahut pelan. Suaraku tertahan di tenggorokan.
" Aku ingin melupakan masa lalu.." kataku sambil menghela nafas panjang.
(Suara tawa tergelak diseberang sana.)
" Kak Joe.. kak Joe.. kamu memang bisa saja.."
(Tawanya bening menghiburku. Perasaan sedih yang baru saja lewat menguap karenanya.)
" Jika tak bisa berharap orang lain yang berlalu, kita yang harus berlalu kan dik.."
" Benar kak.." kembali beningnya suara itu menghiburku.
" Truss, kakak siapa yang menjemput diterminal?"
" Nanti kakak aku yang menjemput..!!"
" Ya sudah, hati-hati ya.. nanti klo sudah nyampe rumah kabari biar aku main kerumah."
" Insya Allah, ooh iya kamu tau klo niken pulang naik bus dari mana?"
" Ohh, kemarin kan dia sms aku klo mau pulang jg. Kita kan sekarang tetanggaan kak, tapi jangan khawatir kak, aku ngaa cerita kok klo kenal kakak."
" Thanks yow.."
" Ok, jangan lupa kabari aku klo sudah nyampe rumah."
" Siepp.. klo ngaa lupa!!"
Perasaan biru, ketika Inka menututup teleponnya.
Niken nama perempuan itu. Perempuan yang sangat ingin dilupakannya. Menoreh luka. Mematahkan kuncup bunga dihatinya yang baru mekar. Padahal dulu mereka bersahabat, bahkan seperti sepasang kekasih.
Masih tidak bisa dilupakannya ketika dia mengetahui kenyataan bahwa Niken telah menghancurkan impiannya untuk hidup bersamanya.
Ach.. mungkin dia memang belum berjodoh denganku. Ada sisi batinku yang mencoba untuk mengingatkan, agar diriku tak terpuruk dalam kesedihan lagi.
Tapi dia lebih memelih untuk pergi..
Niken.. dan tiba-tiba muncul nama itu kembali hadir..
Buru-buru kututup FaceBookku, aku tak ingin melihatnya lagi..
Cikarang, 16 September 2011
HaNz UkhitaShiwa
http://dodotkecil.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar
alangkah baik'y bila anda meninggalkan jejak dibawah ini..!!