WeLcOmE CoMrAdE
Save The World Today
____Enjoy Your Live Today *BECAUSE* Yesterday Had Gone And Tomorrow May Never Come____
continue like this article, although the road is full of obstacles and temptations

Cintaku Hanya Untukmu

| Jumat, 02 Juli 2010 | |
"Mah, aku jalan-jalan sebentar yah". Aku keluar dan mulai berjoging ria, sebenarnya sih bukan untuk jalan-jalan ataupun lari pagi. Ada hal lain yang membuatku setiap minggu lari pagi atau sekedar jalan-jalan saja. Ada sesuatu yang membuat aku bahgaia, jantung berdebar-debar hingga tak karuan, membuat pipiku merona merah. Membayangkannya membuatku tertawa sendiri, dan tersenyum malu. Sesuatu itu adalah cowok yang bernama putra yang secara tidak sengaja dipertemukan ditaman yang tepatnya aku ingin segera kesana.

Kalau mengingatnya aku inggin sekali tertawa sambil nangis, waktu itu aku sedang duduk dengan santai di taman sambil melamunkan masalah yang terjadi antara aku dan pacarku. Waktu itu aku benar-benar nggak konsen dan seperti orang yang linglung dan kehilangan arah. Tiba-tiba ada seekor kucing yang mendatangiku dan duduk dipangkuanku, dengan senang aku mengelus bulunya tiba-tiba seseorang datang dan mengucapkan terima kasih padaku sambil membawa kucing itu pergi.

Aku bingung serta menghampiri orang yang membawa kucing itu dan bertanya :
"Permisi yah, aku tahu kalau kucing ini lucu, tapi jangan main ambil seenaknya dong. Dia yang ngedatangin aku duluan kenapa kamu yang ngambil? Siniin kucingnya"
"Maaf yah mba, ini kucing saya ambil soalnya dia belum makan"
“Terus apa hubungannya" aku mulai mengambil kucing itu tapi dia tetap saja tidak melepaskan kucing itu " Siniin aku yang nemuin dia duluan!'
"Aduh apaan sih! Lepasin dong ini tuh kucing"
Dengan kesal aku menginjak kakinya, dengan seketika itu juga kucing itu lepas dan berpindah ke tangan aku, sedangkan dia memegang kakinya yang telah aku injak.
"Cewek gila!"
Akupun pergi dari tempat itu dan duduk di tempat yang tadi sambil mengelus kembali kucing itu. Setengah jam kemudian cowok itu datang lagi.
"Ada apa lagi? Mau aku injak kakinya yang sebelah lagi biar seri"
"Jangan galak gitu dong, kayaknya kamu nggak ngerti yah. Kok aku baru liat cewek seoon kamu" duduk disampingku sambil mengelus bulu kucing itu namun aku jauhkan kucing itu darinya. Dia hanya tersenyum yang membuat jantungku berdegup kencang.
"Monya...." Begitu nama itu disebut kucing itu turun dari pangkuanku dan naik kedalam pangkuannya. Kemudian aku langsung berpikir dan mukaku merah merona dan tersenyum padanya.
"sudah sadar?"
Aku hanya menggangguk dan tersenyum malu, oh my good kenapa aku baru nyadar kalau ini kucing punya dia. "Jadi namanya monya?"
"Iya,,, aneh juga nggak biasanya monya cepat dekat dengan orang lain ".
"Masa? Mungkin dia lagi bosen aja kali ngeliat and kenal ama kamu terus ".
"Mungkin... "
"Maaf yah soal yang tadi, aku sebenarnya nggak bermaksud untuk like that "
"It's alright, aku juga nggak bermaksud untuk ngatain kamu cewek gila. Habis aku kesal aja, kamu nginjek kaki aku sakit tahu, kamu tuch cewek apa cowok? "
"Keliatannya? "
"Susah ditebak "
"Kurang ajar, maksudnya apa? " Aku sudah bergaya untuk menginjak kakinya yang sebelah lagi,
"Ampun,,, aku nggak bermaksud untuk say that "
Aku tersenyum dan menghadap ke kolam yang airnya masih jernih dan diapun berkata :
“Airnya bening sebening mata kamu, aku putra. Kamu? "
"Call me putri"

Sejak saat itu aku dan dia mulai dekat dan saling smsan, tlpn²nan dan dia selalu ada dalam mimpi dan anganku, walaupun aku sedang berada di sisi pacarku. Yang selalu aku ingin tahu apakah dia merasakan apa yang selama ini aku rasakan. Aku berlari dengan cepat dan duduk dipinggir kolam dan menunggunya, tak lama kemudian monya datang lalu putrapun datang.
“Sudah daritadi?"
"Nggak kok baru datang, ada apa nyuruh aku kesini? Ada yang ingin kamu bicarakan?"
“Iya, sesuatu yang mengganjal dipikiranku saat aku didekat kamu atau jauh sekalipun.. " putra mulai menarik nafas dan bersiap mengatakan " Sebenarnya aku sa..."
Namun seseorang yang kau kenal menghampiri aku dan putra,
"Hey put,,, lagi apa disini?"
"Rahman? Ngapain kamu disini? Tumben??? Nyari aku?"
"Bukan ... nyari putri"
"(Aduch ngapain nih cowok ada disini? Aku nggak mau ada dia,,, jangan-jangan mamah yang bilang kalau aku disini... Rahman pergi dong)"
"Teman kamu man"
"Bukan,,, dia pacar aku"

Aku melihat sesuatu yang aneh dalam wajah putra, aku melihat rasa yang sama yang selama ini aku pendam, yang selama ini aku sembunyikan jauh di lubuk hati aku yang paling dalam. Tapi sebelum dia mengungkapkannya dia harus menerima kenyataan bahwa aku milik temannya. Aku bingung aku harus berkata apa, aku takut kehilangan putra aku nggak mau ini semua akan memisahkan antara aku dan putra. Putra maafkan aku yang tak pernah bisa jujur, maafkan aku yang tak bisa mengatakan itu.

"Aku tadinya aku inggin ngenalin dia ke kamu tapi dihumz mu, and waktu aku kesini aku liat kalian lagi berdua dan ternyata kalian sudah saling kenal. Syukur deh nggak usah ngenalin lagi".
"Kayaknya aku harus pulang dulu, monya belum dikasih makan. Aku duluan yah man, put"
"Tunggu put, " Aku menahan tangannya, namun dia melepaskan peganganku dan pulang. Aku tahu putra pasti marah kenapa aku nggak jujur dari awal, put i'm just wanna say very very sorry. Aku pulang meninggalkan rahman di taman. Aku sudah nggak peduli lagi sama dia, yang aku tahu aku sayang sama putra, aku nggak bisa menerima rahman lagi sejak putra ada disisi aku dan aku selalu merasa putra disisi aku dan nggak pernah hilang meskipun aku dan dia jauh.

Hari-hari semakin sepi tanpa ada sms atau telepon serta kehadirannya, aku merasa hidup sendiri di dunia yang sepi dan luas. Meskipun rahman mencoba menghibur dan membuat ku tertawa, tapi aku tidak bisa melihatnya lagi yang aku ingin sekarang adalah putra hanya dia yang aku butuhkan sekarang hanya dia disini dan monya. Seandainya putra duluan yang menemukan aku, bukan rahman, andaikan putra duluan yang kutemukan, semuanya tak kan seperti ini. Aku benar-benar pusing, kulemparkan hp ke lantai. Alunan lagu simponi hitam mengalun aku segera mengambil hp dan membuka pesan dari putra
"I want to see you tomorrow in the park at 4 p.m" aku hanya berharap semoga besok dia seperti dulu lagi dan aku nggak mau semuanya berakhir seperti yang aku harapkan

KEESOKAN HARINYA....

Tinggal 15 menit lagi, benar nggak yah dia akan datang dan apa yang akan terjadi if I meet him. Beribu pertanyaan menghujam ku, akankah dia akan melupakan ini, atau. Jam 4 teng putra menghampiriku. Haruskah aku yang mengatakan duluan atau,,,
"why did not you tell me before, why do you have to lie, I do not believe you lied to me and monya. tahukah aku aku terluka".
“I was wrong and should I say to you from the beginning but I could not because I know I love you even though I've got someone else. This love for you just not going to change forever. Did you know"
"Tapi, kamu sudah punya orang lain. Dan itu nggak akan berubah sampai kamu putus dengannya, aku nyuruh kamu ke sini hanya untuk bilang sayangi rahman seperti dia menyayangimu, Aku hanya jadi yang ke 2nya, walaupun akhirnya aku tahu kamu sayang sama aku. Tapi itu nggak akan berubah, kamu masih milik rahman"
"Put, aku nggak mungkin bersama rahman lagi karena hanya kamu yang aku lihat dimanapun aku berada. Aku nggak bisa lagi melihat orang lain selain kamu. Apa aku salah karena menyayangimu. Aku harus bagaimana aku bingung put, aku hanya sayang kamu nggak ada yang lain". Air mata mulai jatuh dari kelopak mataku dan membasahi pipiku, aku bingung aku harus berbuat apa. Aku hanya memerlukan putra bukan yang lain tapi mengapa kenyataan ini harus memisahkan antara aku dan putra.

Putra memegang tanganku dan memelukku, aku menangis dalam pelukannya. Aku tahu harusnya aku nggak berbohong dengannya aku merasa sakit dan terluka bila jauh darinya. Aku tahu putra merasakan hal yang sama aku tahu perasaannya jauh lebih sakit daripada aku yang harus memilih antara pertemanan atau orang yang dia cintai. Sementara aku harus menjaga perasaan rahman dan harus memilih diantara ke 2nya. Putra melepaskan pelukannya lalu memegang tanganku.

"Put, aku hanya ingin kamu tahu aku memang menyayangimu bahkan mungkin lebih. Tapi aku tahu kamu sudah punya orang lain yang tak lain sahabat aku dan aku nggak mungkin merusak semua itu. Dan yang aku tahu juga cinta itu ngak harus memiliki. "Putra mencium keningku dan pergi meninggalkan aku sendirian. Air menetes dari langit bersamaan perginya putra, aku bingung, apa aku harus melupakan putra dan kembali pada rahman.
Tapi, hati ini tak akan bisa dibohongi. Aku menyayangi putra dan entah sihir apa yang membuatku menyukai putra, seharusnya aku tidak pernah bertemu dengan ke 2anya. Aku pulang kerumah dengan keadaan basah kuyup aku tidak bisa membedakan mana terang atau gelap karena walaupun terang bila tidak ada putra semua itu gelap.

Aku hanya bisa diam dan merenung di kamar, apa yang selama ini aku pikirkan untuk cinta ini. Apa aku egois atau ... aku melempar boneka, buku dan semuanya ke lantai. Aku tidur dan terlelap dalam mimpi yang didalamnya hanya gelap dan hanya ada aku, rahman, serta putra. Dan kita hanya diam yang lama-lama ke 2nya ditelan kegelapan aku bangun dengan bermandilkan keringat. Matahari mulai menyinari jendela kamarku dan kulihar putra dan rahman berada disamping temat tidurku. Apa aku masih bermimpi, aku ini fatamorgana atau hanya khayalan ku saja ku cubit tangan SAKIT. Sepertinya aku nggak mimpi putra tersenyum, dan segera menghampiriku lalu memelukku.

Aku bingung bukankah disebelah ada rahman mengapa dia berani melakukan ini. Aku jadi bingung tambah bingung dan pusing.
"Nggak usah bingung gitu put... aku sudah tahu kok, lagian cinta itu nggak bisa dipaksakan. Aku rela asal kamu bahagia.”
"Maksudnya?"
"Mungkin aku hanya bisa jadi teman kamu, tapi kalau putra kayaknya lebih cocok untuk jadi pacar kamu. "
"Jadi.... "
"Tuh kan benar, kalau aku tuh baru nemuin cewek seoon kamu! Put, rahman ngerelain kamu untuk jadi pacar aku, tandanya kamu dan rahman sudah nggak ada hubungan apapun. sekarang kamu sama aku udah jadian ngerti!"
"Okh..."
"gubrak deh..."

Mungkin ini semua bukan mimpi tapi kenyataan yang begitu sama dengan mimpi.
"Cinta ini hanya untukmu put"
"me too"
Putra mencium keningku, dan aku hanya tertawa pada monya yang keliatannya bingung. Namun monya seperti mengedipkan matanya padaku.


“Cerita ini gw dapet dari sebuah buku harian temen gw, yaa.. waktu itu cuma becandaan tapi akhir’y dya mau kalau cerita’y gw bikin sedemikian hingga yang telah kalian baca barusan. Sampai sekarang gw kadang² juga masih bikinin dya cerpen tentang hidup’y tapi sayang’y ngak boleh d’masukkan di blog gw ini yaa.., cuam ini doank yang boleh d’publikasikan. OK comrade teruskan kreasi meskipun tak ada lagi yang bisa d’lakukan meskipun hanya duduk manis di depan computer.. hehehe good luck all”

0 komentar:

Posting Komentar

alangkah baik'y bila anda meninggalkan jejak dibawah ini..!!

Masukkan email untuk update:

Delivered by FeedBurner

DoDoT_KeCiL_MaSiH_YaNg_DuLu