WeLcOmE CoMrAdE
Save The World Today
____Enjoy Your Live Today *BECAUSE* Yesterday Had Gone And Tomorrow May Never Come____
continue like this article, although the road is full of obstacles and temptations

Antara Kanan dan Kiri

| Senin, 26 Desember 2011 | 0 komentar |
"Aduhh.., bagaimana ini Nan..??"

"Bagaimana apanya Ri..??"

"Hemmhh.., kamu ini Nan..!! Kalau diajak ngomong tu ngaa pernah nyambung blabar pisan, atau kamu pura-pura ngaa paham yaa..??"

"Bukan aku ngaa paham Ri, tapi kan aku udah bilang berkali-kali. Sabarr.., siapa tau nanti kita ada Rizki yang tak di duga-duga baru kita beli alat itu."

"Sabar..!! sabar.. itu kan ada batanya Nan, kan kamu sendiri yang pengen beli alat itu."

Hari demi hari siang dan malam, Otak Kanan dan Otak Kiri ku selalu berdebat, memepermasalahkan untuk membeli alat yang menurutnya sangat penting, yaitu Laptop. Otak Kanan yang memiliki sifat sabar, selalu di pengaruhi oleh Otak Kiri ku yang sifatnya bertolak belankang dengan Otak Kanan. Terkadang aku sampai pusing tujuh keliling, merasakan dan mendengar keributan mereka berdua, yang membuat konsentrasiku bubar. Namun, tidakku naifkan juga. Dengan ketidakadaan mereka berdua, jiwa ini akan terasa hampa dan sepi tanpanya. Hemmhh.. entahlah kawan, aku terkadang tak paham dengan mereka. Tuhh.., kan mereka mulai ribut lagi..!! 

"Ahaa..!!" Otak Kiri pekik si Kiri, pertanda dia memiliki sesuatu ide.

"Apaan Ri, bikin kaget orang saja..!!" gerutu Kanan pada kembarannya.

"He..he.., Nan..!! aku ada ide hebat, dijamin kamu pasti bakalan setuju..!!" ucap Kiri penuh dengan semangat. Kanan sedang tiduran santai dibuatnya kaget oleh Kiri, ia pun bangun karena penasaran akan ide Kiri.

"Emang apaan..!! cepetan kasih tau aku..!!?" Kanan menjadi penasaran dengan ide Kiri saat ini.

"Tapi, kamu harus janji.!! kali ini harus setuju ngaa pke nawarr..!!" dengan santai Kiri membuat kesepakatan.

"Wahh, kalau aku disuruh janji dengan hal yang belum jelas, sorry aja Ri. Aku pasti ngaa mau..!! Tapi kalau disuruh mempertimbangkannya itu sudah pasti..!!" pekik Kanan.

"Ok..Ok.. aku paham Nan..!! Hemhh..,!!" Kiri mengusap jidat. Kanan pun semakin penasaran akan ide Kiri.

"Kamu inget ngaa sama Negro yang waktu itu ngejar-ngejar kita..??" Tanya Kiri pada Kanan.

"Gubraakkk..,!! (Kanan terjatuh seprti gaya film doraemon, ketika mendengar pertanyaan Kiri) Ngapain juga di inget-inget, emangnya apa hubungannya dia sama Laptop yang mau kita beli Ri..??"

"Yahh.., kamu ini Nan, culun banget jadi orang..!! Yaa, pastinya dia ada gunanya buat rencana kita." jawab Kiri dengan semangat.

"Mau tau caranya..??" tanya Kiri pada Kanan yang dikatainya culun, Kanan pun hanya mengangguka mengiyakan.

"Begini Nan..!! gimana kalau kamu pura-pura terima cintanya, pasti semua bakalan beres..!!" jawab Kiri dengan entengnya. Kanan pun langsung melotot bagaikan tersambar petirr ketika mendengar perkataan santai saudaranya, yang seolah-olah tanpa dosa sedikitpun.

"Tidaaaakkkkk....!!!" pekik Kanan, sampai Kiri terjengkang kebelakang, tak di sangka ternyata Kanan kalau sudah teriak bisa membuat gempa. Kiri pun tak habis akal, dia merayu terus Kanan saudaranya.

"Kamu gimana sih Nan, katanya mau beli Laptop..!! tapi kok malah sewot gituu..!!" tanya Kiri.

"Gimana ngaa sewot.., ide kamu itu selalu buat aku gila bin ngacoo Ri..!! jawabnya sambil melengos.

"Iyaa sih Nan, tapikan kalau kita nunggu Rizki jatuh yang ngaa tau kapan jatuhnya. Lagi pula inikan cuma pura-pura nerima cinta dia doank. Yang penting ngaa beneran to.., gitu aja kok repott. Lagi pula dia juga bilang kalau kita mau jadi pacarnya, dia bakalan mau beliin apa aja yang kita mau Nan." kembali rayuan Kiri terdengar ditelinga Kanan.

"Itu sih namanya pengeretan Ri, lagian kamu tau aku kan ngaa suka berbuat seperti itu. Dosa tau..!!!" Kata Kanan.

"Alaaaahh..!! persetan dengan Dosa, Nan..!! Tohh bukan kita saja yang berbuat seperti itukan. Tuhh, si Lina..!! Kamu taukan cewek yang didepan Flat rumah kita. Tau ngaa kamu Nan..!! dia sekarang lagi pacaran sama si Bule yang udeh punya cucu 3 (tiga). Dia Ok-Ok aja tuhh, ngaa kayak kamu yang kebanyakan mikir Dosalah.. ngaa enak lahh..de el el. Tapi liat aja tu si Lina, dia dengan enjoynya punya gebetan Bule bahkan terlihat bahagia banget. Coba kalau kamu punya perasaan kayak dia, kan Laptop gampang kamu dapatkan tanpa harus susah payah, ya too..!!" ucap Kiri dengan santainya.

Mendengar perkataan saudaranya itu, Kanan kembali muntab. Dia terasa tiduran diatas penggorengan yang lengkap dengan minyak yang sudah mendidih karena dipanaskan.

"Ehh, Ri..!! dia yaa dia.., bukan aku mereka atau kalian. Aku ngaa akan bisa disamakan dengan dia. Kalau dia mau begitu sih urusan dia Ri, bukan urusanku..!! Yang pasti aku ngaa akan terima kamu sama-samakan dengan dia Titik ngaa pke Koma..!!" jawab Kanan dengan muka muram.

"Kamu inget ngaa nasihat orang tua kita..?? mereka menginginkan kita hidup tanpa harus bergantung pada orang lain, apa lagi morotin anak orang. Ngaa baik tauu..!! bisa-bisa kuwalat ntar kamu. Karma itu bisa terjadi pada kita kapan saja dan dimana saja Ri. Kamu mau, karma itu nanti bakalan terjadi pada anak cucu kita kelak..?? Ngaa kaan Rii..??! Istigfar kamu Rii.., dia itu juga kuli kayak kita gini, masa kamu mau morotin dia juga. Kalau aku sihh no way..!!!" sungut Kanan sambil mengelus dadanya. Ia mencoba meredam getaran hebat di dalamnya.

"Aaaarrgghhh... sudah.., sudahh..!! kalau ngaa mau denger ideku, bilang donk dari tadi. Tau gitu ngaa usah ngomong aku ke kamu, pakai acara di kuliahin segala lagi..!!" dengus Kiri dengan kesalnya.

"Bukan begitu, kamu itu musti tau aku pengen Laptop ku itu yang Made in Halal Ri, bukan cap Haram..!!" jawab kanan lembut.

Saat Kiri mendengar ucapan Kanan barusan, Kiri hanya tertawa terbahak-bahak.

"Memangnya orang tau gituan Nan, yang mereka tau itu merk Laptop itu kayak Toshiba, Sony atau Acer..!!" ledek Kiri.

Kanan hanya mampu menghela napas panjang, lalu menggelengkan kepala. Lelah menerangkan pada saudaranya yang tak mampu mencerna jalan pikiran Kanan. Dia diam dan malas bicara.

"Kenapa diam Nan, bukankah kamu pernah bilang kalau kamu pengen banget jadi penulis terkenal seperti Pak Habbiburrahman, Pak Taufiqurrahman, atau Mbak Asma Nadia?? Kalau kamu belum punya Laptop, gimana mau jadi seorang penulis Nan. Apa lagi sekarang ini kan jaman udah modern, penerbit buku juga ngaa akan menerima Cerita atau Novel dalam bentuk tulisan tangan. Tapi kalau kamu ngaa percaya, yaa sudahh..!! Kirim aja Cerpen sama Novel kamu ke penerbit dalam bentuk tulisan tangan, jangan harap tulisan kamu akan dibaca. Mungkin dilirik aja ngaa, apa lagi berharap akan diterbitkan jadi best seller lagi. Ahahaha.. jangan mimpi deh Nan..!! Aku ulangi lagi yaahh.. jangaan mimpiii....!!" ucap Kiri dengan sinisnya.

"Lhoo, kamu koq bilang gitu Ri..?? tega-teganya kamu mematahkan semangat saudaramu sendiri..!!" kata Kanan. Semangatnya pun memudar ketika mendengar sindiran dari saudaranya tadi.

"Yaa, semua itu terserah sama kamu Nan. Aku sebagai saudara kamu yang jelas ingin melihat kalau kita bisa berhasil, lebih cepat punya Laptop kan lebih baik. Jangan suka menunda-nunda, nanti kesempatan bisa digaet sama orang lain." kata Kiri.

"Iya,.. aku tau itu Ri, tapi kan ada cara yang lebih baik setidaknya. Bukan cara yang seperti ini, ya maaf aja kalau aku ngaa bisa." kembali Kanan menolak. Kiri pun mendengus kesal pada Kanan.

"Enak ya..!! mereka-mereka yang bisa melakukannya. Bisa dapat apa yang mereka mau, Rumah, Mobil, dan terkadang uang pun berlimpah. Fiuhh.., coba kalau saudaraku ini juga mau kayak mereka, pasti aku juga akan ikut kaya deh." kata Kiri sambil tersenyum sinis, menyindir Kanan.

"Yaa Allah Ri, Istigfar kamu. Apa kamu ngaa takut sama Dosa..?? Bukankah apa yang kita perbuat ada yang mencatat baik dan buruk kelakuan kita, semua akan ada balasannya Ri. Sudahlah aku sudah ngaa mau berdebat lagi, aku sudah lelah, aku mau tidur saja." ucap Kanan sambil menyelimuti tubuhnya.

"Ehh..ehhh.., tunggu dulu Nan, masa gitu aja ngambek..??" ucap Kiri, dia takut kalau saudaranya marah.

"Apa lagi sih Ri, aku ini bener-bener capek mau istirahat..!!" jawab Kanan.

"Emm.. kalau gitu..!!" Kiri pun menggigit bibirnya sesaat. Dia ragu-ragu untuk mengucapkan idenya yang lain. Dia tau kalau saudaranya terlalu lurus dan jujur jalan pikirannya.

"Nan..!! Teriak Kiri, Kanan yang sudah mulaiterpejam matanya mendadak kaget dibuatnya.

"Apa lagiiii Rii...???!" desah Kanan.

"Nahh..!! dari pada bingung mikir beli Laptop ngaa ada duit, kenapa ngaa minta aja sama orang yang lagi baca cerita kita ini..?? hehehehe.." Kata Kiri sambil tertawa kecil.

"Gubraaaakkkk...!!!" lagi-lagi Kanan ngejengkang kaya gaya di film doraemon.

"Nan...!!!" pekik Kiri.

"Yahh... paraahhh..!!!! gue dicuekin lagi nihh..!!" kata Kiri.

"Gagal lagi dahh acara beli Laptopnya..!!" denges Kiri, ada perasaan marah dan salut dalam dadanya. Perlahan ia amati wajah tenang saudaranya, ia lihat ada secercah kelembutan marasuki Qolbu meskipun ia merasa kalah. Namun ia merasa bangga memiliki saudara yang pemikirannya lurus seperti kanan.

Nah, kira-kira ada yang mau belikan Laptop.. ahahahahaaa....


Jakarta,26 Desember 2011
READ MORE - Antara Kanan dan Kiri

Penyesalan Untuk Pilihan

| Rabu, 21 Desember 2011 | 5 komentar |
"Bundaaaa.., Bundaaa.., jangan pergi Bundd.., tunggu Tya..!!" teriak Tya saat terbangun dari tidurnya.

Tersentak kaget, Tya pun tersadar dari mimpinya. Jantungnya berdetak dengan kencang. Dalam beberapa hari belakangan hari ini wajah Almh Bundanya sering muncul dalam mimpi Tya.

"Fughhtt!! hmm.., ternyata hanya mimpi." pikir Tya dalam hati.

Keringat terlihat membasahi kening Tya, dia hanya termenung terlihat ada kesedihan yang mendalam sejak Tya di tinggalkan oleh Bunda tercintanya beberapa tahun yang lalu. Setelah Bundanya meninggal, kehidupan Tya dan Ayahnya berubah drastis. Ayahnya menjadi pengangguran dan sering mabuk-mabukan setelah tempat kerjanya bangkrut, Ayahnya sekarang menjadi orang yang pemarah. Sering kali terdengan Tya dan Ayahnya bertengkar, Tya memang akan tunggal dalam keluarganya. Terlhatlah betapa sepinya kehidupan Tya setelah kepergian Bundanya.

"Bundaa.., kenapa harus tinggalin Tya sendirian..??! Tya kangen banget sama Bunda, Tya ingin sekali ketemu sama Bunda..!!" pikir Tya dalam hati.

(Air matanya tampak membasahi pipinya.)

"Hikss..hiks.., kenapa Bunda begitu cepat ninggalin Tya sendirian..??!"

Tya kembali termenung, pikirannya sangat kacau malam ini. Karena hampir setiap hari selalu bertengkar dengan Ayahnya, akibat kebiasaan baru Ayahnya yang menjadi pemabuk dan pejudi itu.

(Sesaat kemudian ia pun membaringkan tubuhnya kembali ketempat tidur.)

"Besok aku ada janji dengan Faris, aku harus cepat-cepat tidur dan bangun pagi-pagi. Semoga saja besok akan ada kabar gembira buatku." pikir Tya dengan penuh harap.

Tanganya kemudian menyapu airmata yang tersisa dipipinya, sesaat kemudian Tya pun tertidur pulas kembali. Meskipun masih menerawang jauh di antara kegelapan malam.

(Ke esokan harinya.)

"Dukk..dukk..dukk.." suara keras dari balik pintu kamar Tya terdengar keras hingga membuatnya terbangun. Dibalik jendela terlihat sinar matahari yang sudah muncil. Tya lalu mengusap matanya yang terlihat masih mengantuk. Sesaat kemudian terdengar lagi suara gedoran pintu dan diikuti suara yang kasar.

"Dukk..dukk..dukk.. Tya buka pintunya..!! Ayah mau bicara sama kamu..!!" bentak Ayahnya dibalik pintu kamar Tya.

"Cepat bukakan pintunya..!! atau Ayah dobrak pintu kamarmu..!!" kata Ayahnya yang sudah mulai mengeluarkan kata ancaman padanya. Tya pun segera membenahi pakaiannya. Sebelum membukakan pintu, Tya menarik nafas panjang dalam-dalam supaya pikirannya agak tenang.

Beberapa saat kemudian pintu kamar itu terbuka. Dari balik pintu terlihat wajah Ayahnya yang tampak marah sekali. Nafasnya mengendus-endus tanda emosinya sudah memuncak.

"Kamu sengaja yaa tidak membukakan pintu kamar mu..!! Kamu mau melawan Ayah, Haaaahh..!!" bentak Ayahnya sambil mengangkat tangan kanannya.

"Tampar saja Yah..!! Tya sudah siap kok. Kalau Ayah masih belum puas dengan tamparan yang semalam." jawab Tya dengan lantang. Matanya dengan tajam menatap Ayahnya yang kian emosinya memuncak ketika mendengar jawaban dari Tya.

"Ayah butuh uang buat beli minuman lagi..!!" bentak Ayahnya sembari menurunkan tanganya yang terangkat.

"Tya sudah ngaa punya uang lagi Yah. Lagian kan kemarin-kemarin uang baru saja Tya kasih ke Ayah." jawab Tya sedikit menahan emosinya karena sudah capek bertengkar dengan Ayahnya.

"Udahh habiss..!" jawab Ayahnya singkat.

"Jangan bohong kamu..!! Cepetaaannnn..!!! Manaa Uangnyaa..!!" bentak Ayahnya yang sudah tidak sabar lagi.

"Beneran ngaa ada Yah..!! Periksa saja dompet dan kamar Tya kalau Ayah ngaa percaya..!!" sambil tangan Tya memepersilahkan Ayahnya untuk memeriksa kamar Tya.

Ayahnyapun mendorong tubuh Tya dan masuk ke dalam kamarnya. Segala benda yang di temukan dilempar-lemparnya begitu saja. Dalam sekejap kamar itupun berubah menjadi berantkan tak karuan. Tya hanya terdiam melihat tingkah laku Ayahnya itu. Tya mencoba untuk menahan airmatanya yang mulai keluar. Hatinya terasa sakit sekali saat melihat Ayahnya yang tak seperti dulu lagi.

"Mana dompetmu..!!" bentap Ayahnya dengan nada kesal.

"Itu ada di atas meja..!!" jawab Tya singkat.

Ayahnya pun beranjak dai tempat tidur dan menuju ke arah meja yang di tunjuk oleh Tya. Di ambilnya dompet itu, semua isinya dia keluarkan. Didalamnya hanya ditemukan selembar uang 20ribu saja.

"Cuma segini aja..!! jangan bohong kamuu..!! mana yang lainya, berikan sama Ayah..!! dengan nada ancaman ke Tya.

(Tya hanya menggelengkan kepalanya tanpa berkata sepatah kata pun.)

"Awass yaa..!! kalau Ayah temukan selain ini tau rasa kamu nanti..!!" jawabnya singkat sambil matanya terus memperhatikan seluruh isi kamar Tya.

Tak berapa lama kemudian Ayahnya pun pergi meninggalkan Tya begitu saja. Seketika itu pun airmata Tya mengalir dengan derasnya membasahi kedua pipinya. Tubuhnya terasa lemas dan akhirnya terjatuh. Tya terduduk bersandarkan titian ditempat tidur, dengan pikiran yang kacau.

"Bundaaa..., sampai kapan harus seperti ini terus..?? Tya udah ngaa tahan lagi Bundaa..!!" kata Tya dengan suara suraunya. Tapi hanya angin sepilah yang terhembus menghampirinya.

(Beberapa saat kemudian Tya pergi ke sebuah taman..)

Suasana taman siang ini kelihatan sepi sekali. Padahal hari ini adalah hari minggi, tidak seperti biasanya.

"Ahh.., mungkin karena cuaca mendung kali yaa..?? Jadi sepi kayak gini..!!" pikir Tya yang duduk diantara bangku-bangku taman.

Matanya menatap kesana kemari, tampaknya dia menunggu seseorang. Kebetulan siang ini Tya sudah janjian dengan pacarnya Faris di taman ini. Tanpa sadar Tya pun melamun panjang. Entah apa yang dipikirkannya, hanya dia yang tahu, dan..!!

"Heyy.., melamun aja.." diikuti dengan terkejutnya Tya yang tersadar dari lamunannya.

"Kamu bikin kaget saja Ris.., kemana saja kamu baru muncul jam segini..!!" tanya Tya pada Faris.

"Soirr, tadi ada urusan kantor sebentar.., oyaa.. kamu sudah makan atau belum sayang..?? tanya Faris sambil mengalihkan pembicaraan. Wajahnya terlihat serius sesekali, terkadang tersenyum pada Tya.

"Ngaa, aku ngaa lapar kok..!!" jawab Tya dengan suara berat. Wajahnya menunjukkan suasana yang sedang mengalami permasalahan yang amat sangat berat.

Tiba-tiba tangan Faris memegang tangan Tya. Dipegangnya erat-erat tangan yang mungil dan lembut itu.

"Kamu pasti habis bertengkar lagi dengan Ayahmu yaa..?? Kamu yang sabar yaa.., mungkin Tuhan sedang memberikan ujian buat kamu.., dan pada akhirnya nanti Dia akan memberikan hikmah yang terbaik buak kamu sayang..!" wajah Tya hanya tertunduk mendengar nasehat Faris, tak ada sepatah katapun yang terucap dari mulutnya. Faris terus menatap Tya dengan penuh senyum, berharap kekasihnya menemukan kembali semangatnya yang hampir habis itu.

Beberapa saat kemudian, mereka berdua hanya bisa terdiam. Lalu Faris mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya. Sebuah amplop berwarna coklat, dan di sodorkannya kepada Tya.

"Nih ambil.., pasti kamu sangat membutuhkannya..??" kata Faris sambil tersenyum. Tya hanya tertegun melihatnya, lalu diterimanya amplop itu dengan kedua tangannya.

"Maafkan aku yaa sayang, aku sudah banyak merepotkanmu.., aku janji kok, kalau nanti aku sudah punya uang pasti akan aku ganti..!!" jawab Tya di iringi dengan anggukan Faris.

"Sudahh, jangan dipikirkan cara bayarnya.., kapan-kapan aja ngaa apa-apa kok, lagian aku juga ikhlas ngasihnya ke kamu sayang."

Terlihat binar matanya memandang wajah Faris dengan pekat. Senyum dan kesedihan menjadi satu dalam diri Tya. Disatu sisi ia merasa tak enak hati karena telah merepotkan kekashnya itu, akan tetapi disisi lain ia tak punya pilihan lain lagi.

"Heyy.., kenapa kamu diam..!!" tangan Faris memeluk pundak Tya dan matanya memandang Tya penuh senyum.

"Sekali lagi terimakasih yaa sayang. Aku janji kalau sudah punya uang akan aku ganti uang kamu..!!"

Setalh itu kedua insan manusia yang sedang dimabuk asmara itu hanya terdiam membisu menemani awan yang kian gelap, dan haripun semakin sore. mereka pun memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing.

"Dari mana saja kamu..!!" wajahnya tampak penuh amarah memandang Tya.

Tya hanya menoleh sebentar lalu tampak acuh membiarkan begitu saja sesosok pria separuh baya yang bertanya kepadanya tadi, dan melangkah menuju kamarnya. Melihat tingkah laku Tya membuat amarahnya semakin memuncak dan dihampirinya anak semata wayangnya itu, lalu tiba-tiba..

"Awww.. sakit Ayah..!!" ditariknya rambut Tya yang panjang sebahu itu dengan kuat oleh Ayahnya.

Tya hanya bisa meringis menahan sakit. Lalu diambilnya dengan paksa tas Tya, wajahnya berubah gembira setelah menemukan sebuah amplop berisi uang pemberian Faris tadi. Dengan cepat Tya langsung menghampiri sang Ayah tercinta dan berusaha merebut amplop itu kembali. Tapi sebuah tamparanlah yang ia terima dari sang Ayah. Tya pun terjatuh, kan tetapi tanganya masih sempat meraih kaki sang Ayah untuk menahannya yang hendak pergi membawa amplop tadi.

"Jangan Ayah, itu Tya pinjam dari Faris..!!" pinta Tya sambil memegangi kaki sang Ayah.

"Perduli setan..!! mau dari Faris kek, dari siapa kek Ayah ngaa perduli..!!" jawab Ayah dengan lantang.

"Hahaha.. akhirnya malam ini aku bisa minum-minum sepuasnya..!!" kata sang Ayah.

"Ayah.., jangan di ambill yahh..!! itu buat kehidupan kita sehari-hari..!!" Tya memegang erat kaki Ayahnya dan memohon agar Ayahnya mengurungkan niatnya itu. Akan tetapi tanpa pikir panjang lalu didorongnya tubuh Tya hingga akhirnya ia tersungkur ke lantai.

"Kamu sama saja dengan Bunda mu itu, lebih baik kamu susul saja itu Bunda mu ke akherat..!!" dengan tertawa keras akhirnya ia pergi begitu saja meninggalkan Tya yang tersungkur dilantai. Akhirnya Tya pun menangis, ia tak bisa lagi menahan emosinya.

"Ayahh jahaaattt...!!" teriak Tya dengan sekuat tenaga diikuti keheningan malam yang datang.

Beberapa saat kemudian Tya meraih gagang telpon dan menelepon Faris, saat itu ia Faris akan beranjak tidur. Lalu segeralah diangkatnya telpon itu.

"Riss.., ini aku Tya..!!" jawab Tya dengan suara yang berat.

"Oohh kamu Tya.., tumben malam-malam kamu telpon..?? kamu kenapa Tya, ada masalah lagi dengan Ayah kamu yaa..?" tanya Faris.

"Ngaa kok Ris, aku baik-baik saja kamu ngaa usah khawatirkan aku..!!" jawab Tya, tapi dalam hati tetap saja Faris perduli dengan kekasihnya itu.

Hingga beberapa saat, keduanya terdiam dan akhirnya Tya kembali membuka pembicaraan.

"Riss.., terima kasih banyak yaa, karena selama ini aku punya masalah pasti kamu selalu support aku. Aku ngaa tau lagi harus ngomong apa lagi sama kamu selain kata-kata itu..!" jawab Tya yang sedari tadi meneteskan airmata.

"Kamu bicara apa sayang..??  Aku jujur ngaa mengerti maksut kamu..??" Faris mulai bertanya-tanya dalam hatinya.

"Ngaa kok, aku cuma pengen ngomong aja kekamu..!!" sambil menahan tangis dan kesedihan yang di alami saat ini.

Suara Tya tampak terbata-bata mengucapkan kata-kata yang membuat Faris menjadi heran akan sikap Tya. Suasana kembali hening sesaat keduanya terdiam tanpa ada sepatah katapun yang dikeluarkan.

"Riss, aku.. aku.. aku sayang banget sama kamu..!!" tiba-tiba telepon mereka langsung terputus begitu Faris mendengar kata sayang yang terucap dari mulut Tya.

Faris pun mencoba untuk menelepon balik tetapi tidak ada jawaban, tampaknya telepon Tya telah nonaktif. Faris jadi berpikir sendiri tentang Tya, rasa khawatir dan cemas seakan menghantui perasaannya.

"Riss.., maafkan aku yaa..!!" ucap Tya dalam hati saat menutup telepon itu.

***

Udara dingin mulai menyelimuti pagi ini, dari kejauhan tampa sesosok tubuh yang berjalan gontai menuju rumah Tya. Ternyata itu Ayah Tya yang sendari malam tidak pulang, tampaknya berjalan dalam keadaan mabuk berat. Dia berjalan memasuki rumah itu tanpa berkata apapun, mata sayunya berusaha menuju pintu kamar Tya.

"Dukk..,dukk..,duk.., Tya.., Tyaa.. buka pintunya..!!" seperti biasa kata-kata kasar sesekali keluar dari mulutnya, akan tetapi tidak ada jawaban dari dalam.

"Tyaa..!!! bukaaa pintunya..!!" suaranya mulai meninggi, emosinya mulai timbul dan didobraknya pintu itu hingga terbuka. Suasana kamar terlihat sangat gelap sekali.

"Tya.., dimana kamu..!! jangan sembunyi, cepat keluar..!!" teriak sang Ayah saat memasuki kamar Tya. Dan tiba-tiba.. raut wajahnya berubah seketika, sorot matanya tertuju pada sudut ruangan. Disitu terlihat sesosok tubuh yang tergeletak lemas hampir tak bernyawa. Ia mendekatinya dengan perlahan, dipandanginya sesosok tubuh itu yang ternyata adalah Tya putri satu-satunya. Seketika emosi yang tadinya memuncak, sekarang berubah, badannya terlihat gemetaran dan tak bisa bergerak sedikitpun.

"Tya.. Tya.. Tyaa..!!" katanya dengan terbata-bata, terduduk dan memegangi tangan Tya dan wajahnya, sambil meneteskan airmata.

"Tya.. Tyaa.. Bangun Tyaa..!! ini Ayahhh..!!" digerak-gerakkannya tubuh Tya, tapi tidak ada jawaban. Sekujur tubuh Tya bersimbah darah yang keluar dari lengan tangan kirinya yang sudah terpotong urat nadinya. Darah segarpun mengalir membasahi lantai kamar itu.

"Tyaa.. Tyaa.. Bangun Tyaa..!! jangan pergiii...!! pinta Ayahnya dengan suara bergetar.

"Arrgghhhh...!!" dipukulnya lantai kamar hingga beberapa kali sebagai tanda sebuah penyesalan yang sangat amat.

"Ayah yang salah Tya..!! Ayah yang salahh..!! seharusnyaa.. seharusnyaa...." sesalnya tanpa bisa menjelaskan lebih panjang. Dibenamkannya wajah ketubuh Tya, terdengar suara tangis tiada henti.

"Tyaa..!! Bangun sayanggg..!! jangan tinggalkan Ayah sendiriaaann..!!" tak habis-habisnya ia berkata tak karuan.

Tiba-tiba tangan Tya memegang Ayahnya, Ayah Tya tampak kaget begitu tahu bahwa ternyata tangan Tya membelai lembut rambutnya. Dilihatnya wajah Tya yang tengah sekarat itu terlihat tersenyum kepadanya, antara senang dan sedih yang bercampur menjadi satu, dibelainya wajah Tya.

"Ayahh.. Ayah ngaa salah kok..!!" terucap kata-kata surau dari mulut Tya, matanya hanya bisa memandangi wajah Ayahnya dengan tersenyu,.


"Tya.. Tyaa kangen sama Bunda, Ayah..!! Tya ingin ketemu sama Bunda..!!" jawab Tya dengan suara terbata-bata.

"Iyaa sayang.. Ayah yang salah.. semua karena salah Ayah...!!" kata Ayah Tya sambil terbata-bata.

"Ngaa.. Ayahh.. Ayahhh ngaa salah kok..!! jawab Tya dengan suara terbata-bata.

"Ayah adalah orang yang penuh tanggung jawab pada Bunda dan juga Tya..!! Tya mau Ayah Tya yang seperti dulu lagi..!!" kata Tya sambil terbata-bata.

"Ayah janji.. mulai hari ini Ayah akan berubahh..!! berubah demi putri kecilku..!!" dengan mata yang berbinar-binar sambil memegang erat tangan Tya.

"Iya.. iyaaa.. Tya percaya kok..!!" jawab Tya yang terlihat pucat.

"Iyaa.. Ayah janji..!! Ayah janji..!! kita akan memulai kehidupan dari awal lagi yaa sayang..!! Mulai besuk..!! Ayah akan cari kerja, buat menghidupi kebutuhan sehari-hari kita sayang..!!"

Tya hanya tersenyum mendengar perkataan dari sang Ayah. Sesekali airmatanya mengalir membasahi pipinya, Tya sangat bahagia melihat perubahan drastis Ayahnya itu. Ia seakan melihat sesosok pria yang ia kenal dulu sebelum Bundanya meninggal.

"Ayahh.. jaga diri Ayah baik-baik yaa..!!" seketika suara Tya berhenti, kesadarannya tiba-tiba menghilang, tangan yang sedari tadi memegang erat tangan Ayahnya pun lemas seketika.

"Tidaaaaaaa...kk.. bangun Tya.. banguuunn.. Tyaaaa.....!!" teriak sang Ayah tak karuan dengan meneteskan airmatanya.

***

"Hallooo Fariss.. Fariss.. ini aku Dinda..!!" jawab Dinda dengan tergesa-gesa.

"Ada apa Din..?? kok kelihatanya penting banget sampai pagi-pagi gini telpon aku..!!" jawab Faris dengan terheran-heran.

"Tya.. Tyaa Riss..!! Tyaaa..!!" hanya kata-kata itu yang terucap dari Dinda.

"Iya.. Tya kenapa Din..?? jawab yang jelas donk..!!" jawab Faris yang terlihat penasaran apa yang sebenarnya terjadi pada Tya.

"Tyaa.. Tya meninggal Riss..!! Tya meninggall..!!" jelas Dinda pada Faris.

Bagai petir yang menyambar tubuh Faris dipagi hari. Faris pun tak kuasa menahan airmatanya, tubuhnya langsung menjadi lemas saat mendengar kabar dari Dinda. Gagang telepon yang dipegangnya terlepas menghempas kelantai. Kekhawatiran yang ia rasakanpun menjadi kenyataan, ia langsung terduduk dilantai diikuti tangis dan sebuah penyesalan yang amat sangat dalam ketika mendengar berita kematian Tya kekasihnya.

"Riisss..!! Fariss..!! kamu ngaa apa-apa kan..??" tanya Dinda hingga berulang-ulang kali ditelepon.

"Aku ngaa apa-apa kok Din..!!" kali ini suara Faris terdengar surau tanda ia sangat terpukul akan apa yang meninpa dirinya. Dengan bergegas ia segera menuju ke rumah Tya, ditemani oleh Dinda yang juga menjadi sahabat baiknya Tya.

***

Beberapa saat kemudian, suasana pemakaman mulai sedikit ditinggalkan oleh para pelayat yang ikut mengiringi kepemakaman Tya. Cuaca terlihat mendung tanda bahwa sebentar lagi akan turun hujan.

"Riss.., aku tunggu dimobil yaa..!! kamu yang sabar.. mungkin Tuhan punya jalan sendiri buat Tya. Semoga ia tenang dialam sana." jelas maya memberi semangat kepada Faris.

"Iya Din, makasih banyak yaa..!!" jawab Faris singkat.

Dinda pun meninggalkan Faris seorang diri, didekatinya gundukan tanah yang masih merah dan bertaburkan bunga itu. Terlihat Ayah Tya duduk dengan tangan memegang erat batu nisan yang tertuliskan nama Tya. Faris pun mendekatinya dan duduk berada disamping pria separuh baya itu.

"Omm.. Faris turut berduka cita atas kepergian Tya..!! Tya itu anak yang tegar dalam menghadapi masalah dan Faris sangat sayang sama Tya. Faris ikut sedih atas kepergian Tya om..!!" kata Faris dengan suara lirih. Ayah Tya menoleh dengan diikuti senyum kecil kearah Faris, ditepuknya pundak Faris.

"Sama-sama nak Faris.., Tya pasti juga sangat sayang sama nak Faris..!! seharusnya om yang ada didalam kubur ini, bukan Tya." sesalnya sambil memegang erat batu nisan itu diiringi tangisan. Ayah Tya lalu mengeluarkan sesuatu dari saku kemeja hitamnya.

"Nak Faris.., ini kata-kata terakhir yang sepertinya ditulis Tya sebelum ia meninggal, mungkin ini ditujukan buat kamu nak.., terimalah..!!" jelas Ayah Tya.

Diserahkannya sepucuk kertas putih itu kepada Faris, kemudian ia berdiri dan melangkahkan diri meninggalkan Faris, tampak dari kejauhan suara isak tangisnya terdengar tiada henti.

***

Butiran-butiran air sedikit demi sedikit mulai berjatuhan ke atas tanah, tampaknya hujan akan segera turun. Faris masih saja terpaku dengan kenyataan ini, dipandanginya batu nisan Tya, dipegangnya erat-erat sesekali ia pun menciumnya.

"Seandainya.., malam itu aku ada disana.. aku.. aku pasti tidak akan biarkan semua ini terjadi pada kamu sayang..!!" sebuah ungkapan penyesalan dari dalam hati Faris yang terucap. Lalu dibukanya lipatan sepucuk surat yang diberikan oleh Ayag Tya kepadanya, dan membacanya.


Dear Faris..

Maafkan aku sayang, aku tidak bisa menjadi yang terbaik buat kamu. Kamu pasti marah dengan apa yang aku lakukan ini. Tapi.., aku sudah ngaa punya pilihan lain lagi sayang. Aku bosan dengan kehidupanku ini. Aku ingin sekali bisa bebas..!! bebas lepas seperti burung merpati yang terbang tinggi di awan. Meskipun tindakanku ini mungkin salah menurutmu.

Riss.., selama ini kamu telah banyak membantu aku dan keluargaku, dimana saat aku sedih dan senang kamu selalu ada buatku. Aku senang sekali Ris, kamu memberikan warna-warni dalam hidupku didunia ini.. mudah-mudahan kamu mau memaafkan aku. Mungki suatu saat nanti kita akan disatukan lagi. Yaa.., suatu saat nanti dan aku pasti akan menunggu hari itu tiba..!!

Love you.. 
Tya



Hati Faris pun seperti teriris tipis-tipis saat ia membaca surat itu. Airmatanya menetes membasahi kertas yang dipegangnya itu, dengan sekejap ia langsung memeluk gundukan tanah yang masih merah dan bertaburkan buang itu, didekapnya erat-erat seakan-akan Tya yang ada dalam dekapannya.

"Tya.., kamu bodohh.. kenapa kamu lakukan hal sebodoh ini..!! kamu pasti sadar bahwa perbuatanmu ini tidak akan menyelesaikan semua permasalahan yang kamu hadapi.. benarkan Tya..??" sesal Faris diiringi dengan tanganya yang memukul-mukul tanah.

"Percuma.. percuma aku menangis.. percuma aku menyesali semua ini.. semua ini tak akan bisa mengembalikanmu lagi padaku..!!"

"Tya.. aku janji..!! aku juga kaan menunggu hari itu tiba.. dan sampai kapanpun cinta ku ini tak akan pernah pudar untukmu..!!"

"Semoga kamu tenang dialam sana sayang..!!" Faris pun mengakhiri pembicaraanya dan berdiri perlahan, ia pun mulai meninggalkan Tya seorang diri dilubang yang gelap itu diiringi dengan hujan turun yang mengiringi kepergian Faris dari tempat Tya tidur untuk selamanya.


Cikarang, 22 Desember 2011
HaNz UkhitaShiwa
http://dodotkecil.blogspot.com/
READ MORE - Penyesalan Untuk Pilihan

Mbak Kunthi Yang Malang

| Senin, 19 Desember 2011 | 0 komentar |
Suatu malam, Cuplis seorang supir angkot sarter tanpa sengaja kesasar di daerah yang dikenal orang angker. Cuplis ingat kalau malam itu malam jum'at kliwon.

Dari desas-desus para warga di desa itu sering muncul kuntilanak yang sering mengganggu orang lewat terutama laki-laki. Cuplis sadar kalau dia akan melewati daerah yang dikenal angker itu, mau nga mau dia harus lewat situ karna kalau kembali lagi juga tidak mungkin, karena sudah setengah jalan dan akhirnya Cuplis pun melanjutkan perjalanannya untuk melewati jalan itu. Sambil berharap apa yang pernah dia dengar tak terjadi pada dirinya.

Namun harapannya sia-sia, didepan jalan terlihat seorang gadis cantik berparaskan cantik menghentikan angkot Cuplis. Cuplis kebingungan dan ketakutan, karena dia menduga pasti gadis itu Kunthi. Kalau berhenti Cuplis takut kalau Kunthi bakalan nyekik dia, tapi kalau jalan terus Cuplis takut kalau si Kunthi bakalan marah sama dia dan bakalan tambah tragis nasibnya. Berhentilah si Cuplis didekat gadis itu.

Cuplis : "mau kemana neng..??" tanya Cuplis sambil menahan rasa takutnya.
Kunthi : "sudah, jalan saja dulu bang.." jawab gadis itu sambil menutup pintu angkot.

Bau harum yang membuat bulu kuduk Cuplis berdiri saat gadis itu masuk ke dalam angkot disebelah kemudi Cuplis. Cuplis semakin ketakutan sampai mengeluarkan keringat dingin yang bagaikan mandi tanpa pakai handuk. Cuplis diam-diam menyentuh tangan gadis itu dan ternyata tanganya tak bisa dipegang, makin yakin Cuplis kalau penumpangnya adalah Kunthi.

Sepanjang perjalanan Cuplis mulai mencari cara agar bisa lolos dari Kunthi, ketika dia melihat sebuah rumah makan yang buka 24jam nonstop, terpikirlah ide dalam benak Cuplis.

Cuplis : "neng, kita mampir dulu ya.., saya lapar belum makan..!!" kata Cuplis sambil mengusap keringat.
Kunthi : "terserah aja deh.., hihihihi.." jawab gadis sambil ketawa ngikik.

Sampailah didepan rumah makan, Cuplis langsung memakirkan angkotnya di depan rumah makan itu. Cuplis mulai memesan makanan yang agak banyak, selagi menunggu Cuplis pamit sama gadis itu.

Cuplis : "neng, maaf yaa.., saya mau ke kamar kecil dulu..!!" kata Cuplis.
Kunthi : "iya bang.." jawab gadis itu.

Dengan diam-diam Cuplis setelah dari kamar mandi, menyelinap keluar menuju parkiran dan langsung tancap gas meninggalkan gadis tiu sendirian di rumah makan tadi. Kunthi pun terlihat makan dengan lahapnya seperti orang yang tak makan 1 (satu) minggu. *) laper apa doya tuhh, tapi koq setan bisa laper yaa.. hihiii..

Setalah makanan yang ada di atas meja habis dilahap sama si Kuthi, datanglah si pemilik warung memberikan tagihan untuk makanan yang di makan Kunthi.

Pemilik RM : "semuanya jadi tujuh puluh lima ribu neng..!!" kata pemilik rumah makan.

Tiba-tiba saja si Kunthi malah tertawa sambil melayang-layang..

Kunthi : "aku ini Kuntilanak.. hiihiihiihiihiihiihiihii..kk hiihiihiihii..kkh" tawanya sampai terdengar menakutkan.

Diluar dugaan tenyata pemilik rumah makan malah berkata.

Pemilik RM : "hey.. mao Kunthi kek, Iblis kek, Jin, Tuyul, Gondoruwo.., pokoknya makan disini harus bayar.., bayar kagak loe.., atau gw bunuh lagi loe biar mati lagi.., kalau kagak sono cuci piring di dapur..!! ayo pilih yang mana..!!" pekik pemilik rumah makan.

si Kunthi pun turun sambil berkata, : "baru kali ini gw jadi kuntilanak disuruh cuci piring.., dasar apeess...!!"



Cikarang, 19 Desember 2011
HaNz UkhitaShiwa
http://dodotkecil.blogspot.com/
READ MORE - Mbak Kunthi Yang Malang

Hujan Sore

| | 2 komentar |
Apa yang harus aku ceritakan tentang hujan sore tadi.,?
Burung-burung camar bergegas pulang lebih awal.,
Memilih mendengkur dengan cerita kembara yang belum utuh.,
Para Katakpun bersorak kegirangan.,

Diiringi musik para jangkrik.,
Hingar bingar pesta saat menyambut hujanpun pecah.,
Terlihat dari kejauhan langkah-langkah panjang dan tergesa-gesa.,
Menyibak rinai dengan wajah yang pucat.,

Apa yang harus aku ceritakan tentang hujan sore tadi.,?
Panas terik tiba-tiba saja berubah lindap.,
Butiran-butiran air mengalunkan gigil sekujur tubuh.,
Hingga merasuk ke tulang.,

Lampu-lampu jalanan basah kuyup.,
Mengigau tentang sunyi yang mulai mencekam.,
Pekat dan turun perlahan.,
Tak ada bedanya dengan awal musim penghujan tahun lalu.,

Tapi kali ini.,
Tak ada kau yang sedang menggenggam jemari ini.,
Hujan dibulan ini menjelma menjadi sakit di hati.,
Mendendangkan sabda rindu di hati.,


Cikarang, 19 Desember 2011
HaNz UkhitaShiwa
http://dodotkecil.blogspot.com/
READ MORE - Hujan Sore

Pelangi Yang Terindah

| Sabtu, 19 November 2011 | 0 komentar |


Melangkah dengan waktu.,
Dan bayang-bayangmu mulai menyatu.,
Di setiap nafas dan fikiranku.,

Terjaga dengan pasti.,
Karna semua rasa ini untukmu.,
Meski kini kau telah jauh dariku.,

Apakah kau merasakan.,
Merasakan hal yang sama.,
Coba kini kau rasakan.,

Semua rasa dalam hati yang telah lama ku nantikan.,
Bersamamu..,
Membuatku merasa semakin indah.,

Karna ku merindukanmu.,
Perhatian dan kasih sayangmu.,
Tanpamu terasa hampa jiwaku.,

Karna ku merindukanmu.,
Hanya kau mampu mewujudkan pelangi terindah.,
Didalam setiap langkahku.,

Saat bersamamu.,
Semua terasa indah.,
Tapi tidak untuk saat ini.,

Karna semua ini telah berakhir.,
Kau telah menjauh dariku.,
Tanpa kau ucapkan kata selamat tinggal untukku.,

Bersama pelangi yang indah saat ini.,
Ku ucapkan selamat tinggal pelangiku.,
Pelangi yang terindah dalam hidupku.,
















READ MORE - Pelangi Yang Terindah

Masa Putih Abu Abu

| Selasa, 15 November 2011 | 0 komentar |
Dikala saat pagi itu, tampak cerah dengan hembusan angin segar masuk jendela kamar Puput. Hari itu adalah hari yang sangat indah baginya, dia tak sabar untuk menghadiri acara perpisahan kelas 3 (tiga) di sekolahnya.

"Bu.., aku berangkat dulu ya.." sahut puput sambil berlari kecil.
"Tidak sarapan dulu?" tanya Ibu.
"Sekalian aja nanti di sekolah, bu.." jawab Puput.

Seperti biasa, Puput berangkat ke sekolah berjalan kaki karna memang sekolahnya hanya berjarak beberapa ratus meter saja dari rumahnya. Dalam perjalanan dia mengingat akan masa-masa putih abu-abu masa SMA yang tak lama lagi akan ia tinggalkan, terlebih kenangan bersama Dion sahabatnya. Sebenarnya Puput telah lama suka sama Dion, tapi dia terus saja memendam rasa itu. Puput pun berpikir, mungkin hari ini terakhir ia melihat pujaan hatinya itu.

"Put.. Puput.. tungguin dong, cepet banget jalannya...!!" teriak Novi.

Novi datang dari belakang dan menghampiri Puput dengan sedikit berlari.
Novi adalah teman satu kelas dengan Puput yang hampir tiap hari pergi ke sekolah bareng denga Puput.

"Put., tumben kamu kelihatan sangat bersemangat hari ini?" tanya Novi.
"Iya donk., kan hari ini hari terakhir masa SMA kita, acara perpisahan nanti akan membuat kenangan semasa SMA kita akan di akhiri hari ini." jawab Puput dengan semangat.
"Put., kamu rencana mau melanjutkan kuliah difakultas mana.??" tanya Novi.
"Ayah bilang disuruh melanjutkan kuliah di ITS aja, tapi aku nolak, aku mau kuliah di UM saja." jawab Puput sambil menggumam.
"Put., kamu tau si Dion kan.??" tanya Novi.
"Iya.., emang kenapa.!?!" jawab Puput dengan nada kaget.
"Dia katanya mau melanjutkan kuliah ITS, ayah Dion ternyata dosen di ITS." jawab Novi dengan nada meyakinkan.

Puput pun kaget setelah Novi memberitahunya. Tak terasa mereka pun sampai di sekolah.

"Put., aku cari wali kelas kita dulu ya.., aku mau kasih sesuatu kepada beliau, jangan lupa nanti kita foto bersama, sama teman-teman." pekik Novi sambil meninggalkan Puput ke arah ruang guru.
"Iya., siep deh pokoknya..!!"

Sebelum acara perpisahan dimulai, Puput pergi ke ruang kelasnya dia memikirkan tentang Dion yang ternyata akan melanjutkan kuliah di ITS.

Beberapa saat kemudian Novi datang menghampiri Puput yang sedang memikirkan Dion.

"Hai., lagi ngapain kamu Put, serius amet kayaknya.. sampai manyun gitu muka kamu..!!" teriak Novi sambil mengagetkan Puput yang sedang melamun.
"Ngaa.., orang aku cuma mikirin kayak apa rasanya kuliah nanti.." jawab Puput sambil terbata-bata karena kaget.
"ehh Put., ada yang mau ketemu sama kamu tuh..!!" Novi berkata sambil senyum manis.
"Siapa..??" tanya Puput hingga terlihat tanda tanya besar dikepalanya yang seperti di kartun.

Dengan rasa penasaran Puput pergi menuju ke samping kelasnya, dia sangat terkejut saat melihat yang berada disamping kelas adalah Dion.

"ehh.. Dion, ada apa kamu mau ketemu sama aku..??" tanya Puput.
"ada yang mao aku omongin ke kamu..!!" jawab Dion sambil malu malu mau.

Sementara itu, Novi dan teman-temang yang lain sedang ribut sana sini membicarakan Dion dan Puput. Ternyata mereka sudah tahu jika Puput suka sama Dion.

Disamping kelas Puput dan Dion hanya berdua, sedangkan teman-teman lain menikmati perpisahan mereka. Angin segar di pagi yang cerah itu berhembus dan menerbangkan dedaunan yang kering, membuat suasanan menjadi semakin menyenangkan bagi mereka.

"Kamu mau ngomong apa, Dion??" tanya Puput sambil salah tingkah didepan Dion.
"Put., kita kan sudah kenal lama dan berteman pula.., apa kamu ngaa ngerasain sesuatu?? (tanya Dion sambil terbata-bata.) Sebenernya aku sudah lama suka sama kamu.., cuma aku dulu belum ada waktu yang tepat untuk mengatakan ini. Karna kita dulu masih di sibukkan belajar buat UN, aku pikir inilah saat waktu yang tepat untuk mengatakannya..!!"
(Puput terkejut dengan bercampur senang saat mendengar ungkapan isi hati Dion)
"Jadi gimana.., Put??" tanya Dion dengan nada memohon dan meraih kedua tangan Puput yang sedang tersipu malu didepannya. Hati Puput bercampur aduk seperti es campur yang diaduk-aduk dalam gelas.
"Dion., aku se.be.nar.nyaa.. juga udahh lama su.suka sama kamuu.." jawab Puput sambil terbata-bata.
Dion pun kaget mendengar perkataan Puput, karena memang selama ini mereka hanya sebatas teman saja.
"Jadi.., kamu menerimanya...????" tanya Dion.
"Aku kira sudah jelaskan..!!" jawab Puput sambil tersipu malu.

Dari kejauhan terdengar suara pengeras suara bahwa acara akan segera dimulai.

"Put., kayaknya sudah mau mulai acaranya.. ayo ke sana.."
Ajak Dion, sambil memegang tangan kiri Puput. Mereka pergi menuju aula sekolah sambil berpegangan tangan, ternyata teman-teman yang lain diam-diam mengikuti mereka dari belakang. Dalam acara perpisahan di aula Puput dan Dion pun berbincara tentang kuliah, Puput pun berubah pikiran untuk masuk ke UM, dia senang hati mau masuk ke ITS bersama dengan Dion.

Setelah acara selesai, foto bersama teman-teman dan semprot baju sana sini dan membubuhkan tanda tangan pada baju teman satu kelas tak mereka lewatkan. Karna hari itu menjadi hari perpisahan yang akhirnya mempersatukan mereka.




Cikarang, 15 November 2011
HaNz UkhitaShiwa
http://dodotkecil.blogspot.com/



READ MORE - Masa Putih Abu Abu

Perjalananmu.. Perjalananku.. dan Perjalanannya..

| Kamis, 20 Oktober 2011 | 0 komentar |


Pertama kalinya aku hadir di dunia ini..
Aku tak mengerti apa-apa..
Lemah dan sungguh rentan..
Tak ada impian dan harapan..
Menitipkan jiwa dan raga pada dua insan..
Rengekan tangisku menginginkan sesuatu..
Terkadang mereka tak mengerti apa yang aku kehendaki..

Dengan hangat mereka mejagaku..
Dengan sejuta impian mereka..
Kelak aku akan membanggakan mereka..
Perlahan aku mulai mengerti..
Bahasa dan tingkah laku mereka..
Entah saat itu mereka mendengar aku berkata "mama.. papa.." yang mereka ajarkan padaku..

Ada kebahagiaan tersendiri disana..
Dipegangnya tanganku dan diajaknya berdiri..
Dari merangkak, aku mulai terbiasa menggunakan kedua kakiku..
Dan perlahan aku mulai berjalan seperti mereka..
Aku berjalan dan mulai berlari..
Seperti umur biji kacang tanah..

Aku mulai mengerti..
Aku berada dimana., dan siapa mereka..
Entah jika tak ada mereka, aku akan seperti apa jadinya..
Diberinya aku sebuah pemikiran baru..
Diajarkan akan adanya impian yang harus aku tuju..
Memberikan pikiran akan hal-hal yang baru..
Waktu itu aku menjawab "ingin seperti itu" (sambil ku tunjuk acara kartun di televisi)

Perlahan-lahan akupun mulai tumbuh besar..
Kini impian itu nyata adanya..
Dan dalam meraih mimpi itu, aku harus melanjutkan perjalanan yang panjang dan berliku..
Perjalanan yang harus aku ketahui, bahwa pengetahuan yang tak ada batasnya..

Hari demi hari berlalu sedemikian cepatnya..
Aku mendapati diriku..
Dengan raga yang dewasa..
Aku mulai merasakan dan mengartikan sebuah cinta..

Cinta pertama..
Membuatku mengerti kertas dan pena..
Menuliskan sebuah bait demi bait yang indah..
Yang menjelma menjadi sebuah gambaran diri..
Wanita yang kupuka..

Cinta pertama..
Membuat tanganku menciptakan sebuah alunan syair..
Menjadikan sebuah lagu yang merdu dan indah..
Cakrawala senjapun menjadi temanku satu-satunya..

Hingga perlahan..
Ada rasa benci, perselisihan hingga pertengkaran..
Yang membuatku kehilangan akal sehatku..
Aku membutuhkan seseorang untuk bicara..
Tuhan serasa dekat sekali denganku..
Akupun berbicara denga-Nya dalam hening do'aku..
Tentang sejuta impian dan jawaban disetiap pertanyaanku..
Dijawab-Nya dengan lantang dan penuh misteri..

Datang seseorang..
Dia hadir disaat aku putus asa..
Dia menopangku saat aku terjatuh..
Namun itu bukan cinta, akan tetapi persahabatan..

Persahabatan..
Ibarat satu pohon yang hidup di tengah padang gurun., peluh dan sesak..
Mendambakan hujan., namun hujan tak akan pernah hadir..
Angin datang dengan kesejukan alami., menghapus keringat sang pohon..

Persahabatan..
Ibarat kertas yang bertuliskan kepercayaan., ketulusan dan pengorbanan..
Jika kertas terbakar., tersobek dan basah..
Maka semuanya sirna., bahkan bila lebih buruk., membakar yang lainnya jua..
Ya., kembali aku mendapati diriku..
Mempelajari apa yang sudah terjadi..

Cinta itu adalah sebuah kehidupan..
Berdenyut., bernafas., berfikir., mendengar., melihat dan merasakan..
Cinta itu adalah perasaan dan logika yang bersatu..
Ada kesabaran., ketulusan., dan kepercayaan..
Tak pernah menghitung kesalahan dan selalu memaafkan..
Dan besarnya cinta., kau akan tahu saat semua hilang..

Ibarat sebuah cawan anggur..
Yang disetiap tetesannya mampu menhidupkan semua yang telah mati..
Yang disetiap teggukannya mampu mengenyangkan perutmu., dan tak pernah lapar lagi..
Yang disetiap aromanya mampu mengubah semua yang buruk menjadi lebih baik..

Ada sebuah pelajaran tersendiri..
Saat aku harus kehilangan..
Itu yang dinamakan keikhlasan..
Sulit sesulit mencengkram bintang di langit..
Keikhlasan bukan hanya melepaskan sesuatu..
Melainkan penuh perngorbanan yang tulus..
Menghempaskan impian ke tanah dan bermimpi kembali..

Aku harus melakukan itu untuk menjadi yang terbaik..
Namun sesuatu yang tebaik bukan berarti sesuatu yang sempurna..
Sesuatu yang terbaik bukan berarti sesuatu yang seperti impian kita..
Sesutu yang terbaik adalah jawaban suci dari Tuhan..
Dari sebuah titik dan sebuah takdir kecil..
Aku kembali mendapati diriku sendiri..
Setelah semua yang terjadi..

Aku lahir., belajar., bermimpu., bercinta., dan bersahabat..
Aku sakit., bahagia., tertawa., dan menangis..
Seharusnya hidup itu indah..
Tuhan menjawab setiap pertanyaan kita..
Tak selalu seperti yang kita impikan., melainkan yang terbaik..

Do'a dan usaha untuk berjuang adalah sebuah pondasi., karena keyakinan adalah awal dari sebuah perjuangan..
Jika memiliki impian., pegang dan jangan sampai kau lepaskan..
Tak cukup puas dengan hanya merasakan kasarnya pasir di kakimu..
Tapi kau harus mampu untuk merasakan betapa banyaknya mereka..

Butiran-butiran pasir pantai yang putih yang terinjak dan terasa kasar dikakimu..
Kau pun harus mampu mendengar obak yang datang dari lautan luas..
Rasakan sebuah kehangatan cakrawala senja..
Dengan menatap langit yang dihiasi burung laut yang terbang bersautan., dan buih putih di batasan bibir pantai..
Jika impian itu harus sirna..
Ada yang sulit., namun kau harus lakukan..
Untuk yang terbaik..

Keikhlasan..
Hingga suatu saat kau akan mengatakan pada dirimu..

" Aku Sungguh Bahagia.. Puji Syukur pada Tuhan YME "





READ MORE - Perjalananmu.. Perjalananku.. dan Perjalanannya..

Bimbang

| Rabu, 12 Oktober 2011 | 0 komentar |


Pernahkah kamu merasa ragu..
Saat menatap jalan hidup ini..
Saat pagi yang kamu jalani..
Tak seindah dulu lagi..

Aku tak ingin layu..
Aku tak ingin mati hari ini..

Pernahkah kamu merasa ragu..
Saat menatap jalan hidup ini..
Saat pagi yang kamu jalani..
Tak seindah dulu lagi..

Semua yang pernah kamu sebutkan..
Seakan pergi menjauh dariku..
Hariku tak lagi sama seperti dulu..
Seperti dahulu denganmu..

Sejenak serasa ingin kulepaskan..
Penat dalam hidupku ini..

Kutarik nafas panjang..
Untuk pahami arah langkahku saat ini..
Biarpun seribu badai menggangguku..
Tapi, mimpiku takkan terhenti di sini..

Meskipun tak ada lagi..
Kisah cerita tentang kita lagi..
Yang selalu terangi hariku..
Selamat tinggal kasih..
Selamat tinggal sayang..



READ MORE - Bimbang

Disangka Teroris

| Minggu, 25 September 2011 | 2 komentar |
Seperti biasa aku setiap minggu atau hari-hari libur selalu mendapat orderan untuk design interior atau exterior di rumah pribadi atau perkantoran. Pagi tadi kebetulan ada yang menelpon, untuk ketemua di komplek daerah bekasi. Kebetulan ada orang yang baru membeli rumah dikomplek tersebut. Orang tadi ingin didesignkan sebuah karport dan taman yang minimalis agar enak dipandang mata, dan sejuk untuk bercengkrama bersama keluarganya.

Aku pun segera berangkat dengan beberapa perlengkapan perang untuk survei. Si putihpun sudah siap dengan gagahnya terpampang didepan bunker utama. Tak berapa lama persiapan pun usai, aku pun langsung tarik jabrik ke bekasi.

Beberapa jam kemudian, aku sampai didaerah bekasi aku dijemputnya untuk menuju ke rumah barunya. Sesampainya dirumah aku langsung persiapan seperti biasa, meteran, kertas, papan drawing dan bolpoin. Aku langsung ukur sana ukur sini coret sana coret sini di selembar kertas di atas papan drawing. Sebuah design sederhana tercipta dari ukuruan taman dan carport yang sudah ada.

Kami pun berdiskusi agak lama untuk jenis material yang akan digunakan, supaya mengehamat dana dan terlihat elegan meskipun sederhana. Selang beberapa waktu design pun sudah tercipta untuk beberapa penawaran yang aku ajukan supaya aku bisa langsung design drawing ke bunker utama.

Sebelum pulang aku di ajaknya makan di sebuah tempat makan yang tak jauh dari rumah yang baru aku survei. Tak pakai basa basi lagi aji mumpung, ane di tawarin ini itu ok aja. Setelah selesai makan siang, orang tersebut mengajakku untuk langsung survei material yang akan dipergunakan untuk carport dan tamannya. Tempat dan alamat sudah aku kantongi, orang tersebut bilang nanti dia menyusul. Dengan agak berpikir sambil meleng sana sini nyari alamat toko bangunan tersebut. Dan sampailah aku di toko material tersebut, pesan orang tadi aku langsung di suruh masuk. Tapi aku tak mau masuk dulu toh nanti di dalam bakalan ditanya-tanya sama SPG, males banget jawabnya kalau masih nunggu orang.

Akupun menunggu diparkiran motor, sambil menguyah permen karet yang sudah aku persiapakan agar tak BT saat nunggu. Satu jam pun berlalu, aku hanya tolah toleh di parkiran yang agak lumayan luas, hampir satu bungkus permen karet sudah aku kunyah. Tapi orang tersebut tidak kunjung datang, "ahh.. mungkin kena macet" pikirku dalam otak.

Keringnya tenggorokan membuatku untuk clingak-clinguk kesana kesini, dan akhirnya ku lihat sebuah warung kecil di pojokan tempat parkir. Aku tak sadar ternyata dari tadi ada beberapa polisi berpakaian preman yang sedang mengintai aku, "maklum tampang teroris".

My self : Mbak, ada minuman dingin, tanyaku sambil tolah toleh nyari kotak yang biasanya berwarna biru.
Penjual : Ada mas, itu didepan. terdengar dengan nada agak sumbang.

Sebotol air mineral aku ambil dari kotak yang bercampur dengan bongkahan es batu, yaa lumayan dingin.

My self : Berapa pak..?? tanyaku pada penjual.
Penjual : Tidak usah mas, ambil saja.
My self : Lhoo kan saya beli mbak, kok ngaa usah bayar.
Penjual : Maaf mas warung mau saya tutup.

Akupun heran dengan jawaban penjual tadi, memangnya ada apaan yaa..?? tanyaku dalam hati. Tanpa pikir panjang aku langsung kembali lagi ketempat dimana si putih aku parkirkan. Perasaan yang tidak enak membayang-bayangi ku sampai ke tempat parkir. Aku segera meminum air mineral yang gratis barusan, ahh.. lumayan hidup gratis untuk hari ini. Aku masih belum sadar karena di sekelilingku ternyata sudah ada polisi yang berpakaian preman yang setiap saat bisa menyergapku.

Sebotol air sudah habis aku minum, aku bermaksut untuk membuang botol air tadi ke tempat sampah. Aku pun kaget saat 2 orang mendatangiku dan langsung memegang tanganku, mereka bilang untuk ikut ke pos. Aku hanya bisa bertanya-tanya dalam benakku,"ada apa ini sebenarnya apa salahku..??".

Polisi 1 : Tolong perlihatkan kartu tanda pengenal anda..!!
My self : Ku keluarkan sebuah dompet dari tas pinggang. Dan menyerahkannya pada polisi.
Polisi 2 : Tolong keluarkan semua isi dalam tas anda..!!
My self : Dalam hati aku berpikir,"dikira ane teroris neh gara-gara nunggu diparkiran ampe 2 jam". Aku pun mengeluarkan semua isi dalam tas ransel ku, ada laptop, meteran, kertas-kertas design dan beberapa alat ukur lainnya.
Polisi 2 : Alat apa ini, untuk apa kegunaannya..!!
My self : "Polisi koplak.." dalam hatu ku mengumpatnya. Ini alat untuk ukur ketinggian bangunan pak.
Polisi 1 : Untuk apa anda membawa alat-alat ini dalam tas anda..!!
My self : "Wahh.., bahaya ini kalau ngaa tak selesaikan bisa cilaka 21". Dalam hati aku bicara sambil bercucuran air keringat dingin dari kening.

Aku langsung mempraktekkan semua alat yang aku bawa, didepan 2 polisi OON yang salah tangkap. Semua sudah aku praktekkan didepan mereka sampai aku kelelahan karena beberapa kali mengulanginya karena permintaan polisi OON tersebut.

Polisi 1 & 2 : Maaf pak kami salah menduga, saya kira anda segerombolan teroris yang akan menaruh bom dipusat perbelanjaan bahan bangunan.
My self: Dengan nada sinis dan memukul meja, aku langsung sekejap agak marah. "Maksut bapak apa, saya ini mau belanja tapi saya menunggu orang yang mau membeli peralatan untuk carport dan tamannya. Malah bapak menangkap saya. Aku marah dengan nada tinggi sampai-sampai terdengar dari luar pos keamanan setempat. Saya bisa menuntut bapak berdua kalau begini cara bapak menangkap orang, seharusnya bapak bertanya terlebih dahulu.. bukan asal tangkap ini sama saja menjatuhkan nama baik saya.

Kedua polisi tersebut langsung meminta maaf padaku, dan mengembalikan KTP yang dimintanya tadi. Aku hanya bisa marah dan marah pada meraka, tapi ya sudahlah nasi sudah menjadi bubur semua sudah jelas apa yang terjadi. Aku hanyalah manusia biasa yang takut akan dosa jika memendam rasa dendam yang berkepanjangan. Akupun memaafkan mereka berdua, Allah maha pengampun kenapa tidak bagi umatnya.

Aku langsung meninggalkan pos polisi dengan agak memasang muka kusam gara-gara diintrogasi hampir satu jam lebih. Tak lama kemudian pemilik rumah pun datang dan meminta maaf karena terjebak macet yang panjang. Setalah itu kami langsung memasuki area perbelanjaan tersebut dan memilih milih beberapa jenis bangunan yang ada.

Setelah selesai hunting beberapa jenis material yang ada dalam toko bangunan tersebut aku langsung berpamitan untuk pulang ke bunker utama. Dengan hati kesal gara-gara salah tangkap 2 polisi koplak yang tidak mau bertanya terlebih dahulu.



"Mungkin semua orang melihatku dengan sebelah mata, akan tetapi sebuah seni itu harus diawali dari diri sendiri bukan dari orang lain. Penampilan amburadul, rambut gondrong berkuncir dan agak kemerahan membuat beberapa orang geram akan penampilan. Penampilan seseorang bukan mencitrakan sebuah keburukan diorang tersebut melainkan menunjukkan sebuah seni yang beda dari pada anak punker yang dijalanan yang tanpa mandi hingga beberapa minggu, bulan atau mungkin sampai 1 tahun."



Akupun langsung tarik jabrik dengan si putih menuju bunker utama, untuk menyelesaikan sebuah design sesuai dengan kesepakatan.


Sekian dan wassalam..




Cikarang, 25 September 2011
READ MORE - Disangka Teroris

Puisi Untuk Ayah

| Sabtu, 24 September 2011 | 0 komentar |



Aku tak mampu mengantar kepergianmu
Langit mendung turut berduka
Orang-orang riuh rendah bercerita
Tentang segala amal kebaikanmu

Aku datang kepadamu, Ayah
Semilir kembang kamboja diterpa angin
Aku menangis dan berdo'a dinisanmu
Mengenang segala salah dan dosaku kepadamu

Kepergianmu telah membuatku menjadi lebih dewasa
Mengajarkan aku akan arti sebuah kehidupan
Untuk bisa berguna kepada sesama

Kepergianmu mengajarkanku
Bagaimana harus mencintai dan menyanyangi
Bagaimana harus tulus berkorban dan bersabar
Bagaimana harus berjuang demi semua anak-anaknya
Hingga saat terakhir hayatmu
Engkau selalu berdo'a untuk kebahagiaan kami semua

Hari ini aku teringat kepadamu
Aku merindukan canda tawa mu Ayah
Yang selalu mengisi kekosongan saat kita redup
Lewat sebait puisi ini aku mengenangmu Ayah

Bila datang suatu hari nanti
Akan aku ceritakan semua tentang kebesaranmu dan keagunganmu
Bersama semilir angin malam ini ku ikut sertakan do'a ku untukmu
Semoga engkau mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya

Ayah..,
Aku akan selalu mengenang semua jasa-jasa mu pada kami
Kami semua merindukanmu..



Cikarang, 24 September 2011
HaNz UkhitaShiwa
http://dodotkecil.blogspot.com/
READ MORE - Puisi Untuk Ayah

Tentang Khayalan Hidup

| | 0 komentar |

 Aku bersembunyi dalam gelap. Mengunci semua pintu dan mematikan semua lampu. Selamat datang Imajinasiku, yang selalu nyata dalam kegelapan. Menggambarkan semua hal yang menyenangkan, yang tak pernah mungkin aku dapatkan dalam alam nyata ini.


" Mengapa kau suka berkhayal..?? Khayalan itu hanya membuat setan senang..??" sisi baik yang ada dihatiku mengingatkan.


" Kau takkan pernah tau nikmatnya berkhayal kawan, jika kau tak pernah melakukannya" aku mengelak untuk menjelaskan.


" Untuk apa..??!" tanya sisi baik dalam hatiku.


" Untuk menyambung hidup kawan..!!"


" Kau aneh.., semua orang menyambung hidup dengan bekerja, makan, minum dan sebagainya. Tapi, kau malah berkhayal dalam ruang gelap ini..!!"


" Banyak hal yang tak bisa kita raih didunia nyata ini kawan. Kau bisa mendapatkannya di alam khayal."


" Apa yang kau inginkan..??" tanya sisi baik dalam hatiku.


" Apapun kawan, perhatian.., kasih sayang.., cinta.., kau tak akan pernah merasa sendirian disana.. kau akan mendapatkan banyak teman.., siapapun yang kamu inginkan bisa kamu hadirkan disana..!!"


" Tuntutan peran kita mengharuskan kita banyak senyum, banyak cinta, banyak kasih sayang, kesabaran yang sangat luas... tapi.., hanya sedikit yang mau tau kita pun butuh didengarkan, butuh disayang dan diperhatikan..!!"


" Dan kau mendapatkannya disana..??" tanya sisi baik dalam hatiku.


" Tentu.., kaupun bisa mendapatkannya juga kawan, apapun yang kau mau semua akan ada. Karena kau yang menciptakan semua yang kau inginkan. Kau yang menciptakan bentuk, rupa dan suaranya..!!"


" Apakah kau mengharapkan kesempurnaan disana..??" tanya sisi baik dalam hatiku.


" Tidak.., tidak ada manusia yang sempurna kawan."


" Lalu.., Aku masih tak mengerti kawan..!?" tanya sisi baik dalam hatiku.

" Hanya menyambung hidup kawan.., menciptakan suatu keseimbangan hidup dalam jiwa.., supaya tak ada lagi duka dan lara dalam hati..!!"


" Sesekali kau harus mencobanya kawan..!!"


" Hanya meletakkan sesuatu yang menyakitkan ke kotak sakit, dan menggantinya dengan yang lebih menyenangkan.., mengganti semua yang kau inginkan.., dan menyimpannya sebagai sesuatu yang menyenangkan pada hidupmu."


" Tapi.., jangan berkhayal yang negatif..!!"


" Dirimu, otakmu adalah penguasanya kawan.., kau yang memegang semua kendalinya..!!"




Hening pun terasa sesaat kemudian. Khayalan itu telah membuatku terlelap dan terbangun saat semua khayalan itu telah usai dari isi otak dan pikiranku. Dan akupun bersiap-siap untuk melanjutkan hidup.., yaa menjalani hidup ini. Karena kehidupan asliku ada didunia nyata ini bukan dunia khayalaku.








Cikarang, 24 September 2011
HaNz UkhitaShiwa
http://dodotkecil.blogspot.com
READ MORE - Tentang Khayalan Hidup

Kenangan Masa Lalu

| Jumat, 16 September 2011 | 0 komentar |
Saat ku menengok FaceBook selalu membangkitkan kenangan masa lalu. Entah kenangan pahit atau kenangan manis. Dan hari ini seperti biasa aku membuka Facebook. Kepenatan hari kemarin menurunkan semangat kerjaku. Akahirnya kutinggalkan setumpuk design drawing diatas meja dan mulai berseluncur kedunia maya.

Berbalas status dengan teman, membawaku pada sebuah nama dari teman bersama. Entah kenapa sekilas bayangan itu akhirnya memenuhi kepalaku. Seseorang dari masa lalu yang aku ingin melupakannya. Tapi ternyata aku tak bisa sepenuhnya melupakannya. Selalu ada benang merah yang berusaha untuk menghubungkan aku dengannya.

Teringat sebuah telepon saat aku masih diterminal menunggu dijemput oleh kakak. Telepon ini berasal dari seorang perempuan yang menganggapku sebagai kakak. Inka namanya.

" Joe, apa kamu jadi pulang hari ini?" suara diseberang memulai percakapan
" Iya.., memang ada apa?"
" Kudengar Niken juga pulang hari ini."
" Ooohh.." aku menyahut pelan. Suaraku tertahan di tenggorokan.
" Aku ingin melupakan masa lalu.." kataku sambil menghela nafas panjang.
(Suara tawa tergelak diseberang sana.)
" Kak Joe.. kak Joe.. kamu memang bisa saja.."
(Tawanya bening menghiburku. Perasaan sedih yang baru saja lewat menguap karenanya.)
" Jika tak bisa berharap orang lain yang berlalu, kita yang harus berlalu kan dik.."
" Benar kak.." kembali beningnya suara itu menghiburku.

" Truss, kakak siapa yang menjemput diterminal?"
" Nanti kakak aku yang menjemput..!!"
" Ya sudah, hati-hati ya.. nanti klo sudah nyampe rumah kabari biar aku main kerumah."
" Insya Allah, ooh iya kamu tau klo niken pulang naik bus dari mana?"
" Ohh, kemarin kan dia sms aku klo mau pulang jg. Kita kan sekarang tetanggaan kak, tapi jangan khawatir kak, aku ngaa cerita kok klo kenal kakak."
" Thanks yow.."
" Ok, jangan lupa kabari aku klo sudah nyampe rumah."
" Siepp.. klo ngaa lupa!!"

Perasaan biru, ketika Inka menututup teleponnya.
Niken nama perempuan itu. Perempuan yang sangat ingin dilupakannya. Menoreh luka. Mematahkan kuncup bunga dihatinya yang baru mekar. Padahal dulu mereka bersahabat, bahkan seperti sepasang kekasih.

Masih tidak bisa dilupakannya ketika dia mengetahui kenyataan bahwa Niken telah menghancurkan impiannya untuk hidup bersamanya.

Ach.. mungkin dia memang belum berjodoh denganku. Ada sisi batinku yang mencoba untuk mengingatkan, agar diriku tak terpuruk dalam kesedihan lagi.

Tapi dia lebih memelih untuk pergi..

Niken.. dan tiba-tiba muncul nama itu kembali hadir..
Buru-buru kututup FaceBookku, aku tak ingin melihatnya lagi..




Cikarang, 16 September 2011
HaNz UkhitaShiwa
http://dodotkecil.blogspot.com/

READ MORE - Kenangan Masa Lalu

Penyesalan saat hari esok tiba

| Minggu, 21 Agustus 2011 | 2 komentar |
Pada suatu desa, hiduplah seorang anak. Dia hidup dalam keluarga yang bahagia, bersama dengan orang tua dan sanak keluarganya. Tetapi, dia selalu mengangap itu sesuatu yang wajar saja. Dia selalu bermain, mengganggu adik dan kakaknya, membuat masalah bagi banyak orang adalah kesukaannya.

Ketika ia menyadari kesalahannya dan mau minta maaf, dia selalu berkata,"Tidak apa-apa, besok kan masih bisa." Ketika agak besar, sekolah sangat menyenangkan baginya. Dia belajar, mendapat teman, dan sangat bahagia. Tetapi, dia anggap itu semua wajar-wajar saja. Semua begitu saja dijalaninya, sehingga dia anggap semua sudah sewajarnya. Suatu hari, di berkelahi dengan teman baiknya. Walaupun dia tahu itu salah, tapi dia tidak pernah mengambil inisiatif untuk minta maaf dan berbaikan dengan teman baiknya. Alasannya,"Tidak apa-apa, besok kan masih bisa."

Ketika dia agak besar, teman baiknya tadi bukanlah temanya lagi. Walaupun dia masih sering melihat temannya itu, tapi mereka tidak pernah saling tegur. Akan tetapi, itu bukan masalah baginya karena dia masih punya banyak teman baik yang lain. Dia dan teman-temannya melakukan segala sesuatu bersama-sama, main, kerjakan PR, dan jalan-jalan. Yaa.., mereka semua teman-temannya yang paling baik.

Setelah lulus, kerja membuatnya sibuk. Dia bertemu dengan seorang cewek yang sangat cantik dan baik. Cewek ini kemudian menjadi pacarnya. Dia begitu sibuk dengan kerjaanya, karena dia ingin dipromosikan ke posisi paling tinggi dalam waktu yang sesingkat mungkin.

Tentu saja dia rindu untuk bertemu teman-temannya. Tapi dia tidak pernah lagi menghubungi mereka, bahkan lewat telepon. Dia selalu berkata,"Ahh.., aku capek, besok saja aku hubungin mereka." Ini tidak terlalu mengganggu dia karena dia punya teman-teman sekerja yang selalu mau di ajaknya keluar.

Waktupun telah berlalu, dia lupa sama sekali untuk menelepon teman-temannya. Setelah dia menikah dan punya anak, dia bekerja lebih keras agar dalam membahagiakan keluarganya. Dia tidak pernah lagi membeli bunga untuk istrinya, atau pun mengingat hari ulang tahun istrinya dan juga hari pernikahan mereka. Itu pun tidak masalah baginya, karena istrinya selalu mengerti dia, dan tidak pernah menyalahkannya.

Kadang-kadang dia merasa bersalah dan sangat ingin punya kesempatan untuk mengatakan pada istrinya "Aku Cinta Kamu", tapi dia tidak pernah melakukannya. Alasannya,"Tidak apa-apa, besok saya akan mengatakannya."

Dia tidak pernah sempat datang ke pesta ulang tahun anak-anaknya, tapi dia tahu ini akan perpengaruh pada anak-anaknya. Anak-anaknya pun mulai menjauhinya dan tidak pernah menhabiskan waktu mereka dengan ayahnya.

Suatu hari, kemalangan datang ketika istrinya tewas dalam kecelakaan, istrinya di tabrak lari. Ketika kejadian itu terjadi, dia sedang ada rapat. Dia tidak sadar bahwa itu kecelakaan yang fatal, dia baru datang saat istrinya di jemput oleh maut. Sebelum sempat berkata "Aku Cinta Kamu", istrinya telah meninggal dunia. Laki-laki itu remuk hatinya dan mencoba menghibur diri melalui anak-anaknya setelah kematian istrinya.

Tapi, dia baru sadar bahwa anak-anaknya tidak pernah mau berkomunikasi dengannya. Anak-anaknya pun beranjak dewasa dan membangun keluarganya masing-masing. Tidak ada yang peduli dengan orang tua ini, yang di masa lalunya tidak pernah meluangkan waktunya untuk mereka.

Saat usianya mulai tak muda lagi, dia pinda ke rumah jompo yang terbaik, yang menyediakan pelayanan sangat baik. Dia menggunakan uang yang semula disimpannya untuk perayaan ulang tahun pernikahan ke 50,60 dan 70. Semua uang itu akan dipakainya untuk pergi ke Hawaii, New Zealand dan negara-negara lain bersama istrinya, tapi kini dipakainya untuk membayar biaya tinggal di rumah jompo tersebut. Sejak itu sampai dia meninggal, hanya ada orang-orang tua dan suster yang merawatnya. Dia kini merasa kesepian, perasaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.

Saat dia mau meninggal, dia memanggil salah seorang suster dan berkata kepadanya,"Ahh, andai saja aku menyadari ini dari dulu.." Kemudian perlahan ia menghembuskan napas terakhirnya, dia meninggal dunia dengan air mata dipipinya.



Yang ingin coba kukatakan pada kalian, waktu itu ngaa pernah berhenti. Kalian terus maju dan maju, sebelum benar-benar menyadarinya kalian ternyata telah maju terlalu jauh..!?!

Jika kalian pernah bertengkar, segeralah berbaikan..!?!

Jika kalian merasa ingin mendengar suara teman kalian, jangan ragu-ragu untuk meneleponnya..!?!

Jika kalian merasa ingin bilang kepada seseorang bahwa kamu sayang sama dia, jangan tunggu sampai terlambat..!?!

Jika kalian terus berpikir kalau lain hari dia akan tahu sendiri, akan tetapi hari itu tidak akan pernah datang..!?!

Jika kalian selalu berpikir bahwa besok akan datang, maka "besok" akan pergi begitu saja, hingga kalian tak sadar bahwa waktu telah meninggalkanmu..!?!
READ MORE - Penyesalan saat hari esok tiba

Dalam Waktu

| Kamis, 04 Agustus 2011 | 0 komentar |
Saat pepohonan mati dan cahaya memudar..
Tapi aku berharap untuk napas baru..
Kehidupan baru untuk merubah masa lalu..

Kita harus selalu bersama..
Mengabaikan matahari yang datang..
Untuk bernyanyi tentang hidup adalah satu..

Semua perjuangan telah kita lalui..
Seperti jarum suntik yang berjajar dilantai..
Sebuah siklus yang melilit kehidupan..

Satu demi satu semua memudar..
Melewati pepohonan mati tanpa sinar mentari..
Seperti dunia penuh dengan penderitaan tanpa ujung..

Menyisakan penderitaan tiada henti..
Menggunduli masa depan yang masih panjang..
Meninggalkan puing-puing penyesalan..



Cikarang, 4 Agustus 2011
HaNz UkhitaShiwa
http://dodotkecil.blogspot.com/
READ MORE - Dalam Waktu

i'll miss you mom ..!!!

| Rabu, 03 Agustus 2011 | 0 komentar |
Sebening titik embun pagi, sebening hatimu IBU..
Secerah matahari pagi, sehangat kasih sayangmu IBU..
Semilir angin sendu, selembut ucapanmu IBU..
Episode perjalanan jadi rindu padamu..

Engkau panutan kami..
Jiwamu bagaikan amal sedekah..
Ragamu bagai pengorbanan harta..
Tak sekejap kau paling kasihmu..

Rindu belaimu di permbaringan..
Ku tunggu do'a seiring langkah kami..
Sekejab tak hilang, seucap kata dalam buaian..

Bilakah IBU berkenan..
Akan ku munajatkan pada Tuhan..
Semoga engkau sehat sepanjang badan..



Bojonegoro, 3 Agustus 2011
Omen Nayto / HaNz UkhitaShiwa
http://dodotkecil.blogspot.com/
READ MORE - i'll miss you mom ..!!!

Di Pasung Dengan Sunyi

| Jumat, 29 Juli 2011 | 0 komentar |
Malam ini penuh duka..
Rembulan mengasingkan diri dari ratapan malam..

Kecewa..

Cahayanya yang kala itu purnama..
Dibalas dengan lolongan anjing kampung..

Jadi tak perlu kau bawa tangisanmu..
Yang hanya membawa air mata dusta..
Aku bukanlah Pangeranmu..!!

Singkirkan ratapanmu itu..
Yang isinya kebohongan belaka..
Jauhkan dari hadapanku..

Aku muak..
Aku benci semua ini..!!

Wajahmu yang rupawan..
Menjadikan elok dan menawan..
Tapi aku terlanjur luka..

Dan sejak itulah..
Kubiarkan hati ini terpasung dengan sunyi..


READ MORE - Di Pasung Dengan Sunyi

Hacker Jatuh Cinta

| | 0 komentar |
Seandainya hatimu adalah sebuah system komputer..
Maka aku akan SCAN kamu untuk mengetahui PORT mana yang terbuka..
Sehingga tak ada keraguan saat aku menuliskan c:\> nc -l -o -v -e ke hatimu..
Tapi... aku hanya berani PING dibelakang ANONYMOUSE PROXY..
Inikah rasanya jatuh cinta sehingga membuatku seperti seorang pecundang..
Ataukah aku memang seorang pecundang sejati..

Seandainya hatimu adalah sebuah system komputer..
Ingin rasanya aku memanfaatkan VULNERABILITIES-mu..
Kan ku pakai PHP INJECTION dan ls -la; find / -perm 777 -type d..
Sehingga aku tahu jikalau dihatimu ada folder yang bisa ku isi..
Atau... ada free space buatku..??
Apa kau harus pasang BACKDOOR "Remote Connect-Back Shell"..
Jadi aku tinggal menunggu koneksi darimu, agar aku tak merana seperti ini..

Seandainya hatimu adalah sebuah system komputer..
Saat semua REQUEST-ku diterima, aku akan nongkrong terus di BUGTRAQ..
Untuk mengetahui BUG barumu..
Maka aku akan PATCH n PATCH terus, dan aku akan menjaga SERVICE-mu jangan sampai CRASH..
Aku akan menjadi FIREWALL-mu, akan kupasang PORTSENTRY..
Dan menyetting ERROR PAGE-mu "The page cannot be found coz has been owned by Someone get out"..
Aku janji tak ada nada MALICIOUS atau SERVICE yang HIDDEN..
Karena aku sangat sayang dan mencintamu..

Seandainya hatimu adalah sebuah system komputer..
Jangan ada kata "You don't have permission to access it" untuk ku..
Kalau ngaa mau PING FLOOD atau DDos ATTACK..
Karena kamu harus menjadi sang bidadari penyelamatku..

Seandainya hatimu adalah sebuah system komputer..
Tapi... sayang, hatimu bukanlah sebuah system..
Kamu adalah Bidadari impianku, yang telah mengacaukan systemku..
Dihatiku sudah terinfeksi VIRUS yang menghanyutkan kalbuku..
Ngaa ada ANTIVIRUS yang bisa menangkalnya, selain..
KAMU..!!


Cikarang, 29 Juli 2011
HaNz UkhitaShiwa
http://dodotkecil.blogspot.com/
READ MORE - Hacker Jatuh Cinta

Tangis Disepanjang Hari

| Senin, 25 Juli 2011 | 0 komentar |
Tangisan itu seperti kesedihan yang mengapung di udara. Menyelesup ke rumah-rumah kampung pinggir kota itu. Karena hampir setiap hari mendengar orang menangis, maka para warga pun tak terlalu peduli.

Tapi ketika sampai malam tangis itu terus terdengar, sebagian warga pun menjadi mulai terganggu. Tiba-tiba saja tangis itu seperti mengingatkan pada banyak kesedihan yang diam-diam ingin mereka lupakan. Tangis itu jadi mirip cakar kucing yang menggaruk-garuk dinding rumah. Bagai mimpi buruk yang menggerayangi syaraf dan minta diperhatikan. Beberapa warga yang jengkel langsung mendatangi pos ronda.

”Siapa sih yang terus-terusan menangis begitu?!”

”Apa dia tak lagi punya urusan yang harus dikerjakan selain menangis seharian. Ini sudah keterlaluan!”

”Suruh keparat itu berhenti menangis,” sergah warga lainnya.

”Ah paling juga itu tangisan Kumirah,” ujar seorang peronda. ”Ia pasti masih sedih karena suaminya mati dibakar kemaren.”

Orang-orang terdiam. Mendadak saja mereka teringat Sidat yang ketangkap mencuri jagung rebus, kemudian dibantai ramai-ramai. Belum puas melihat Sidat bonyok dan ringsek, seseorang menyiramkan bensin ke tubuh suami Kumirah itu. Sidat mengerang-erang terkapar. Bau daging yang melepuh terbakar itu membuat mereka merinding. Bau daging bakar yang harum campur aroma bensin itu kini kembali tercium. Seakan masih menempel di udara. Bau yang bagai kembali mengapung bersama isak tangis. Adakah yang lebih menyedihkan dari tangisan itu?

Para peronda dan beberapa warga segera menuju kontrakan Kumirah. Kamar itu sepi terkunci. Tak ada tangis merembes dari dalamnya. Tangis itu mengambang di udara entah berasal dari mana. Seperti menggenang dan mengepung mereka. Mereka sudah sambangi tiap rumah, tapi tak menemukan siapa yang menangis begitu sedih begitu nelangsa seperti itu. Kadang tangis itu terdengar seperti suara tangis bayi yang rewel kelaparan. Kadang seperti suara perempuan terisak setelah digampar suaminya yang mabok. Kadang terisak panjang. Kadang seperti keluhan. Kadang seperti erang binatang sekarat. Kadang seperti sayatan panjang yang mengiris malam.

Berhari-hari tangisan itu terdengar timbul-tenggelam merepihkan kesedihan yang paling memilukan. Hidup sudah sedemikian penuh kesedihan kenapa pula mesti ditambah-tambahi mendengarkan tangisan yang begitu menyedihkan sepanjang hari seperti itu?

”Ini sudah keterlaluan!” geram seorang warga. ”Bukannya saya melarang orang menangis, tapi ya tahu diridong. Masak nangis nggak berhenti-henti begitu.” Lalu kompak, warga sepakat mengadu pada Pak RT.

”Kami harap Pak RT segera mencari siapa yang terus-menerus menangis begitu…”

Lho, apa salahnya orang menangis. Kadang menangis kan ya perlu,” ujar Pak RT.

”Kalau nangisnya sebentar sih nggak papa. Kalau terus-terusan kan kami jadi terganggu.”

”Terus terang, kami juga jadi ikut-ikutan sedih karenanya.”

”Jadi kebawa pingin nangis…

”Itu namanya mengganggu ketertiban!”

”Pokoknya orang itu harus segera diamankan!”

Tak ingin terjadi hal-hal yang makin meresahkan, Pak RT segera menghubungi Ketua RW, karena barangkali yang terus-terusan menangis itu dari kampung sebelah. Seminggu lalu memang ada warga kampung dekat pembuangan sampah yang mati gantung diri setelah membunuh istri dan empat anaknya yang masih kecil. Mungkin roh orang itu masih gentayangan dan terus-terusan menangis. Namun Ketua RW menjelaskan kalau suara tangis itu memang terdengar di seluruh kampung.

”Warga seberang rel juga cerita, kalau mereka siang malam mendengar suara tangis itu,” kata Ketua RW. ”Makanya, kalau sampai nanti malem suara tangis itu terus terdengar, saya mau lapor Pak Lurah.”

***

Pada hari ke-3, suara tangis itu terdengar makin panjang dan menyedihkan. Tangisan itu terdengar begitu dekat, tetapi ketika didatangi seakan berasal dari tempat yang jauh. Tangis itu seperti air banjir yang meluber ke mana-mana. Orang-orang mendengar tangisan itu makin lama makin sarat rintihan dan kepedihan. Tangisan yang mengingatkan siapa pun pada kesedihan paling pedih dan tak terbahasakan. Siapakah dia yang terus-terusan menangis penuh kesedihan seperti itu? Bila orang itu menangis karena penderitaan, pastilah itu karena penderitaan yang benar-benar tak bisa lagi ditanggungnya kecuali dengan menangis terus-menerus sepanjang hari.

Pada hari ke-17 seluruh kota sudah digelisahkan tangisan itu. Para Lurah segera melapor Pak Camat. Tapi karena tak juga menemukan gerangan siapakah yang terus-terusan menangis, Pak Camat pun segera melapor pada Walikota, yang rupanya juga sudah merasakan kegelisahan warganya karena tangis yang terus-menerus terdengar sepanjang hari itu. Tangis itu telah benar-benar mengganggu karena orang-orang jadi tak lagi nyaman. Tangis itu makin terdengar ganjil ketika menyelusup di antara bising lalu-lintas. Tangis itu telah menjadi teror yang menyebalkan. Radio dan koran-koran ramai memberitakan. Mencoba mencari tahu siapakah yang terus- menerus menangis sepanjang hari, berhari-hari…

Orang-orang hanya bisa menduga dari manakah asal tangisan itu. Siapakah yang tahan terus- terusan menangis seperti itu.

”Mungkin itu tangis pembantu yang disiksa majikannya…”

”Mungkin itu tangisan buruh yang baru terkena PHK.”

”Mungkin itu tangisan korban mutilasi…”

”Barangkali itu tangisan bocah yang mati disodomi dan mayatnya dibuang ke dasar kali dan tak ditemukan sampai kini…”

”Barangkali itu tangisan pedagang kaki lima yang digusur dan tubuhnya tersiram air panas.”

”Atau bisa jadi itu tangisan kuntilanak…”

”Mungkin tangisan Suster Ngesot…”

Hingga hari ke-65 tangisan itu makin terdengar penuh kepedihan dan membuat Walikota segera menghadap Gubernur. Ternyata Gubernur memang sudah mendengar tentang tangis yang terdengar hingga ke seluruh provinsi. Tangisan itu bagai mengalir sepanjang jalan sepanjang sungai sepanjang hari sepanjang malam, melintasi perbukitan kering, merayap di hamparan sawah yang tergenang banjir dan terdengar gemanya yang panjang hingga ngarai dan lembah yang kelabu sampai ke dusun-dusun paling jauh di pedalaman.

Tangis itu mengalun sayup-sayup bersama galau angin yang melintasi padang savana dan teluk-teluk yang redup sampai ke pantai-pantai. Tangisan itu bagai mampu meredakan deru ombak hingga laut terlihat bening dan datar berkilauan di bawah cahaya bulan yang keperakan. Orang- orang termangu diluapi kesenduan setiap mendengar tangisan yang timbul tenggelam itu. Para penyair menuliskan sajak-sajak perihal kesenduan dan kesedihan tangis itu seakan-akan itulah tangisan paling menggetarkan yang pernah mereka dengar.

Pada hari ke-92 para menteri berkumpul membahas laporan para Gubernur perihal tangis yang telah terdengar ke seluruh negeri. Tangis itu bahkan terdengar begitu memelas ketika melintasi gang-gang becek di Ibu Kota. Terdengar terisak-isak serak bagai riak yang mengapung di gemerlap cahaya lampu gedung- gedung menjulang hingga setiap orang yang mendengar sekan diiris-iris kesedihan.

”Apakah kita mesti melaporkan hal ini pada Presiden?” kata seorang Menteri.

Menteri yang lain hanya diam.

***

Pada hari ke-100, tangis itu sampai juga ke kediaman Presiden yang asri dan megah. Tangis itu menyelusup lewat celah jendela, dan membuat Presiden tergeragap dari kantuknya. Ia menyangka itu tangis cucunya. Tadi sore anak dan menantunya memang mengajak cucu pertamanya tidur di sini. Mungkin dia kehausan, batin Presiden, lalu bangkit menuju kamar sebelah. Tapi cucunya yang mungil itu tampak lelap. Betapa pulas dan damai tidur cucunya itu. Lalu siapa yang menangis? Seperti terdengar dari luar sana. Pelan Presiden membuka jendela, tapi yang tampak hanya bayangan pagar yang baru direhab menghabiskan 22,5 Milyar.

Mendadak istrinya sudah di sampingnya.

”Ada apa?”

”Saya seperti mendengar suara tangis…”

”Siapa?”

”Entahlah…”

”Sudah, tidur saja. Besok kamu mesti pidato,” kata istrinya. ”Apa ya nanti kamu akan mengeluh hanya karena mendengar tangis itu?”

Presiden hanya tersenyum. Tetap berusaha tampak anggun dan tenang. Lalu menutup jendela.

***

Sementara tangisan itu terus mengalun dan angin perlahan-lahan bagai susut. Segala suara bagai meredup dan mengendap dalam gelap. Semesta terkesima dan seketika terdiam. Seekor lelawa yang terbang melintas malam mendadak berhenti di udara. Sebutir embun yang bergulir mendadak tergantung beku di ujung daun. Beberapa ekor kunang-kunang dengan cahaya kuning yang redup pucat terlihat diam mengapung dalam dingin. Semesta begitu hening. Tak ada suara selain tangis yang penuh kesedihan itu. Tangis yang terus mengalun mengalir hingga galaksi-galaksi paling jauh.

Apakah kau dengar tangisan itu?


Cikarang, 25 Juli 2011
READ MORE - Tangis Disepanjang Hari

Masukkan email untuk update:

Delivered by FeedBurner

DoDoT_KeCiL_MaSiH_YaNg_DuLu