Beberapa burung yang berlainan jenis dan karakter mengadakan pertemuan. Dalam pertemuan tersebut mereka sepakat bahwa harus ada seorang raja yang akan memimpin mereka. Seluruh burung telah mufakat bahwa tidak ada yang pantas menjadi raja, kecuali burung rajawali.
Burung – burung tersebut mendengar kabar bahwa burung rajawali yang dimaksut berada disebuah tempat yang sangat jauh. Namun dorongan kerinduan mereka dan semangat mencari, membulatkan tekad mereka serta tetap kukuh untuk pergi ketempat burung rajawali. Mereka sangat menginginkan untuk berkupul ramai – ramai di tempat kediamannya. Mereka telah siap melayani sang raja yaitu burung rajawali. Kian hari bertambah, bertambah pula kerinduan dalam relung jiwa mereka. Mereka bersumpah,”Ditempat mana pun engkau berada, kami akan tetap mencarimu, karena engkau adalah sang raja yang tiada tara!”
Maka, mereka terbang untuk mengunjungi tempat sang rajawali tersebut. Ditengah perjalanannya mereka mendengar suara gaib,”Kalian jangan membinasakan diri dengan tangan – tangan kalian. Diamlah kalian di tempat, kalian akan bertambah repot dan akan menghadapi bahaya serta akan menghadapi kebinasaan.”
Ketika mendengar suara tersebut, rasa rindu dan kangen mereka semakin menggila. Mereka tidak berhenti namun terus merambah hutan belantara untuk sampai ke tempat yang dituju. Tiba – tiba muncullah bewara,” Di depan kalian ada hutan belantara, gunung yang tinggi, lautan yang ganas, lembah salju yang sangat tinggi teemperaturnya, dan tempat yang kadar panasnya tidak normal. Sudah barang teentu kalian tidak akan terhalang meraih apa yang kalian cita – citakan. Karena kalian akan segera dijemput oleh kematian. Jadi, yang paling aman bagi kalian adalah kembali ketempat semula kalian!” Namun, para burung – burung tidak menghiraukan himbauan tersebut. Mereka tidak perduli sama sekali. Mereka tetap melanjutkan perjalanan sambil bersenandung.
Jika yang dicari sangat agung
Kecillah sudah segala rintangan
Kendaraan kesungguhan dan kebulatan hati mendorong mereka untuk terus terbang melayang. Mereka telah terbelenggu oleh pelana rindu dan dikungkung oleh rasa asyik yang tinggi. Mereka terus bersemangat untuk mencari sang burung rajawali. Kondisi yang menggoncangkan dan menimpa mereka. Sebagian burung yang berasal dari daerah iklim panas binasa setelah memasuki daerah yang beriklim dingin. Sedangkan burung – burung yang berasal dari daerah iklim dingin mati setelah memasuki daerah yang beriklim panas. Mereka banyak yang tersambar petir dan tersapu angin topan. Sehingga, yang tersisa dan yang bisa sampai ke tempat sang raja tinggal sedikit jumlahnya.
Akhirnya, burung – burung yang tersisa sampailah didepan halaman kediaman burung rajawali. Mereka berhenti dan berteduh dibawah atap rumah rajawali. Mereka mencari perantara yang bisa menyampaikan tentang kedatangan mereka ke sang raja dan saat itu sang raja berada di puncak benteng. Ia sedang dikelilingi oleh para penjaganya.
Burung – burung itu pun menemukan seorang yang dapat menghadap kepada sang raja untuk menyampaikan kedatngan mereka. Setalah mendapat kabar dari rombongan burung – burung, burung rajawali menyuruh menanyakan untuk apa kedatangan mereka ketempatnya. Burung – burung itu menjawab,” Kami datang untuk meminta rajawali menjadi pemimpin kami.” Lalu dikatakan kepada mereka,” Kalian hanya merepotkan diri!! Aku telah menjadi raja disini. Saya tidak butuh dengan kalian.”
Ketika mendengar apa yang dikatakan oleh burung rajawali itu, mereka merasa putus asa. Mereka merasa kebingungan, sulit dan pusing. Namun, mereka tidak patah semangat. Mereka berkata,” Tidak ada jalan untuk kembali. Kekuatan kami telah terkuras habis dan kita telah terhantam oleh cuaca. Kalau kita kembali, sama saja tidak berarti. Kita harus tetap disini sampai kita mati!!”
Akhirnya, burung – burung itu diam dihadapan rumah sang raja. Beberapa mereka ada yang tidak kuat dengan kelaparan, kepanasan, dan kedinginan, sehingga mati. Ketika keputusasaan semakin mewabah kepada mereka, nafas – nafas mereka sudah terasa sumpek, tiba – tiba mereka mendapat nafas kelegaan.” Tidak sepantasnya kalian putus asa. Sebab, tidak ada yang putus asa dari rahmat ALLAH, kecuali orang – orang yang rugi. Jika rasa kaya diri mendorong merasa bangga, kemuliaan jiwa mendorong untuk toleran dan menerima. Setelah kalain tahu kadar ketidakmampuan untuk mengenal kekuasaan Kami, merupakan keniscayaan kami untuk menyambut kalian dan menempatkan kalian. Tempat ini adalah teempat kebahagaian dan persinggahan kalian”
0 komentar:
Posting Komentar
alangkah baik'y bila anda meninggalkan jejak dibawah ini..!!